13.Manhattan

58 29 132
                                    

Hoaaam
"Kenapa aku tiba-tiba mengantuk, Dinnan apa kau mengantuk? Ah sudahlah aku ingin tidur saja," ucap Leanna dan detik selanjutnya Leanna sudah terlelap.

Dinnan menoleh dan tersenyum miring melihat Leanna di sampingnya sudah terlelap.
"Yaah akhirnya berhasil."

Typo di mana-mana tolong dibetulin

"Maafkan aku Lean, aku harus memberimu obat tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafkan aku Lean, aku harus memberimu obat tidur. Jika tidak, kau akan mengalami jet lag dan aku tau itu akan sangat menyiksamu." Dinnan mengelus rambut Leanna dia tau Leanna biasanya akan mengalami jet lag saat pesawat ini sudah ada di udara.

Bagaiman Dinnan bisa tau?
Jawabannya adalah Dinnan tau karena Leanna pernah menceritakannya dan dari pertama memasuki pesawat, raut wajah Leanna sudah pucat. Maka dari itu Dinnan sengaja memberi Leanna obat tidur.

Dinnan menoleh ke arah jendela melihat pemandangan awan dari dalam pesawat.

Kini dua gadis itu terbang ke Manhattan, New York-Amerika Serikat, tempat di mana mereka akan mendapatkan kehidupan baru.

Manhattan.  New York-Amerika Serikat, pukul 07 : 00 pm

"Lelah sekali, Badanku rasanya pegal semua karena tertidur dengan posisi salah. Ini semua gara-gara Dinnan, coba saja dia mengatakan  kalau dia akan memberiku obat tidur. Sudah pasti aku akan menempatkan diri senyaman mungkin."  Leanna gadis itu terus menggerutu sejak bangun dari tidurnya dan turun dari pesawat, badannya pegal-pegal karena tidur dengan posisi yang salah.

Dan Leanna baru saja sampai di apartemen yang akan ia tempati selama tinggal di New York-Amerika.

Lebih tepatnya Manhattan, New York-Amerika. Untuk memulai hidup baru dan bekerja di perusahaan terbesar di Amerika.

"Tapi kurasa apartemen ini lebih nyaman. Mungkin karena lebih besar dari yang ada di Jakarta."
Yaah apartemen yang di tempati Leanna memang cukup besar, walau hanya terdapat satu kamar.

Jika memasuki apartemen yang di tinggali Leanna, maka saat pertama kali masuk akan langsung di sambut oleh sebuah ruangan yang terisi sofa-sofa yang menghadap langsung pada televisi. Memasuki lebih dalam lagi, maka akan terdapat kamar yang cukup luas dengan sebuah balkon yang menghadap langsung pada pemandangan kota. Di sebelah kanan kamar,  jalan menuju dapur yang kebetulan terhubung dengan  kamar mandi.

Kini Leanna sedang memejamkan matanya, setelah dia membersihkan diri di kamar mandi tadi. Dia lelah, apalagi besok dia harus langsung pergi ke kantor, tempat dia akan bekerja nantinya.

Sedangkan Dinnan gadis itu sudah tertidur pulas di kamar apartemennya karena di pesawat Dinnan tidur hanya sebentar, dia juga tidak lupa membereskan semua barang -barang yang dia bawa dulu sebelum tidur.

Seperti di Jakarta, apartemen Dinnan dan Leanna tidak sama. Karena alasan Dinnan, yang takut dengan ketinggian.

Sedangkan Leanna malah sangat menyukai ketinggian, karena menurutnya dari ketinggian dia bisa melihat pemandangan yang lebih indah.

PENGORBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang