"Baik untuk hari ini sampai sini saja, saya akhiri untuk pembelajaran kali ini. Terimakasih."Suara siapa lagi kalau bukan pak dosen, seorang guru yang selalu menerangkan sesuatu yang membuat kepala pusing karena omongan nya muter-muter dan bikin tangan gatel buat jedotin tuh kepala.
Dan kini pak dosen sudah melangkahkan kakinya pergi meninggalkan kelas.
Satu persatu para mahasiswa di kelas itu juga mulai berhamburan keluar. Kecuali dua gadis yang masih asik duduk di kursi mereka.
"Ahirnya selesai juga kuliah hari ini ya kan, Lean? Berasa kek mau hujat pak dosen tau gak sih, karena gak kasihan bikin nih kepala pusing."
Tentu saja yang mengatakan itu sudah pasti sahabat Leanna.Dinnan Starlet, gadis cantik blasteran indo-Eropa yang membuat dia mempunyai rambut pirang panjang, dengan netra hijau pudar. Sayang nya dia gadis aktif, bukan berarti aktif dalam hal lain. dia aktif bergerak dan tentu saja sangat berisik.
"Kau ini Dinnan kena karma baru tau rasa nanti, sudahlah aku lelah sekali rasanya." Leanna menjawabnya dengan suara pelan, gadis cantik itu terlihat murung dengan wajah yang pucat, bukan hanya itu bahkan sekarang tidak ada senyum di wajahnya.
"Baiklah kita kekantin saja Lean."
Dinnan mencoba menarik tangan Leanna, namun sang pemilik enggan untuk berdiri juga dari duduknya."Apa kau tidak ingin kekantin, Bukankah Dari pagi kau belum makan Lean?"
Ia memandang sahabatnya yang dari kemarin terlihat murung, Dinnan mendengus kasar. Bahkan Leanna hanya diam dan melamun tanpa berniat menjawab pertanyaan Dinnan.Ini semua gara-gara si brengsek Lendra. Batin Dinnan
"Ya sudah kalau kau tidak ingin pergi. Ah iya aku juga membawa bekal, Dari tadi belum kusentuh. ini makan lah, aku tau kau sebenarnya lapar." Dinnan mengatakan itu sambil mengambil sebuah kotak makan bergambar bunga mawar di tasnya dan menyerahkan kepada sahabatnya.
"Aku tidak lapar Dinnan. Aku - aku entahlah aku tidak berselera." Kotak makan yang di sodorkan Dinnan bahkan Leanna geser, agar kembali pada Dinnan.
"Oh ayolah Lean ini sudah 3 Minggu lebih berlalu setelah si jerk itu memutuskanmu, dan kau belum bisa keluar dari lubang kesedihan. Dia bahkan sudah bahagia dengan si Salsa mantan teman kita." Rasanya dia ingin menghantam kepala sahabatnya agar sadar akan hal itu atau sekalian saja sampai amnesia.
"Aku memang sudah melupakan masalah Lendra, Dinnan. Hanya saja gara-gara Lendra aku jadi teringat luka lamaku, saat dia meninggalkanku Din. Aku belum bisa melupakannya." Leanna menghela nafas berat.
"Kenapa kau masih mengingat masa lalu mu Lean, bukankah seharusnya kau membencinya?" Dinnan menatap Leanna dengan tatapan kasihan, sedih, marah, bingung. Ah entahlah tatapan nya sedikit aneh.
Leanna menoleh karena merasakan tatapan yang membuatnya risih.
"Karena perasaan ku tidak menentu Din. Aku ingin membencinya, tapi disisi lain aku merasa dia tidak pantas dibenci." Leanna menghela nafas berat lagi, yah lagi karena Leanna sudah menghela nafas berat beberapa kali tadi. Sekarang apa yang harus dia lakukan?Leanna benci sangat benci. Saat dia mengingat bagaimana kenangan seseorang itu datang lagi dan menghantuinya. Bukan hanya itu, dia juga sangat jengkel dengan dirinya sendiri menanyakan pada dirinya sendiri kenapa sampai sekarang dia masih berharap pada laki-laki itu? Leanna bahkan sudah mencoba melupakannya, tapi sudah 3 tahun berlalu Leanna masih mengingatnya.
"Huh baiklah maafkan aku okeh. tapi aku heran, apa jangan-jangan saat kau bersama Lendra kau tidak mencintainya, kau masih mencintai dia."
Dinnan menjeda ucapannya beberapa saat lalu tiba-tiba matanya membulat, seakan baru saja menyadari sesuatu.
"Oh good Lean, jadi selama ini kalian menjalin hubungan tanpa dasar perasaan cinta?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGORBIT
RomanceATTENTION!!! budayakan memfollow sebelum membaca!! Ketika masa lalu lebih baik Ketimbang masa depan. •••••••••••• Dia di manfaat kan oleh kekasihnya sendiri, prianya hanya mendekatinya menjadikannya kekasih, untuk bisa dekat dengan teman baiknya se...