"Good morning, Mr. Glory," sapa seorang gadis cantik pada seniornya, sudah kebiasaannya menyapa sang seniornya selama kurang lebih satu bulan ini.
"Good morning, Ms. Quila."
Alexan Glory adalah partner sekaligus senior dan pemimpin Leanna di bidang kerjanya. Leanna memang sudah pintar dan paham dengan pekerjaannya tapi dia juga butuh sedikit bimbingan dari senior atau orang yang lebih tinggi darinya seperti Alex.
"Apakah hari ini aku akan langsung turun kelapangan Mr. Glory?"
"Iyah benar, hari ini kau sepertinya harus menuju perusahaan Salviago Corp, kau harus memastikan kerja sama kita dan memeriksa proyek yang sedang di jalankan."
Leanna mengangguk paham.
"Kapan aku akan ke sana?""Setengah jam sebelum istirahat. Karena aku sudah membuat janji dengan Mr. Salviago kalau kau akan menemuinya dan membahas proyek." Alex menunjuk kitab gepengnya atau bisa di bilang teleponnya sebagai bukti dia sudah mengabari Mr. Salviago.
"Baiklah, aku akan menyelesaikan tugasku di sini dengan cepat, lalu aku akan pergi ke perusahaan Salviago Corp."
Alex mengangguk pertanda setuju, setelah mengetahui jadwalnya untuk nanti siang Leanna keluar dari ruangan Alex.
Ruangan kerja Leanna berisi enam pekerja termasuk Leanna sendiri, meja kerjanya dan meja kerja yang lain hanya di batasi oleh papan, yang membuat meja serta orang di depan meja tersebut tidak terlihat. Ini bertujuan agar mereka bisa lebih fokus pada pekerjaan masing-masing dan tidak mengganggu pekerja lain.
Sedangkan untuk Alexna Glory selaku pemimpin atau ketua ada bidang itu. Ruangannya di bedakan, dia mendapatkan ruangan dengan dinding kaca dan bisa tembus pandang, walau memang ruangannya tidak kedap suara tapi jika ada yang berbicara di dalam tidak terlalu jelas terdengar dari luar.
Tuk tuk tuk
Suara sepatu pantofel seorang laki-laki yang menggema di atas lantai ruangan yang terinjak sang pemilik sepatu. Mereka sudah tau siapa pemilik suara sepatu pantofel ini.
"Mr. Glory?"
Suara berat dan sensual yang mengintrupsi Alex untuk menoleh, tapi nyatanya bukan hanya Alex yang menoleh pada sang pemilik suara. Semua karyawan yang ada di ruangan itu ikut menoleh kecuali satu gadis yang asik dengan komputer di depannya.Alex berdiri dan sedikit membungkukkan badannya tanda hormat pada sang CEO. Ternyata pemilik sepatu dan sang pemilik suara itu adalah CEO mereka,"iya Mr. Argawindar ada yang bisa saya bantu?"
"Kenapa kalian berhenti bekerja? Selesaikan pekerjaan, kalian saya kesini hanya ingin menemui Mr. Glory!" Bentak sang CEO pada karyawan lainnya yang malah sibuk menatap dan membicarakannya.
Para karyawan lain tidak percaya ternyata sang CEO mengetahui bahwa dia sedang di perhatikan, mereka pun kembali menatap layar komputer menuruti perintah sang CEO.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGORBIT
RomanceATTENTION!!! budayakan memfollow sebelum membaca!! Ketika masa lalu lebih baik Ketimbang masa depan. •••••••••••• Dia di manfaat kan oleh kekasihnya sendiri, prianya hanya mendekatinya menjadikannya kekasih, untuk bisa dekat dengan teman baiknya se...