Reminder

28 5 0
                                    

Jadilah sahabat buat anakmu. Jadilah pendengarnya, bukan hakimnya. Berikan anakmu rasa nyaman dengan penerimaanmu.

Lembutkan suaramu, agar didengar bukan hanya telinganya, tapi juga hatinya. Kalo dia berbuat keliru, tegur dia dengan tegas, bukan dengan keras. Suara kerasmu hanya akan mematahkan hatinya, tapi suara tegasmu menyentuh hatinya.

Luangkan waktumu untuk lebih banyak bermain bersamanya. Jika kamu harus bekerja dan lelah, tolong simpan lelahmu. Dia ada karena kamu yang menyebabkan ada. Dia butuh kamu, ibunya. Dia tidak pernah minta hadir dari rahimmu, kamu yang meminta kehadirannya. Ketika dia datang padamu, rangkul dia.

Bertanyalah karena kamu ingin anakmu merasa lebih baik, bukan untuk memenuhi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan keingintahuanmu dengan dalih demi kebaikannya.

Kamu boleh berjuang menjadikan anakmu ahli ibadah, calon penghuni surga, dan semacamnya. Tapi tolong, lakukan itu karena menginginkan yang terbaik buatnya di masa depan. Jangan jadikan dia alat untuk menebus dosa-dosamu, kalo di masa depan dia melakukan hal-hal yang meringankan dosamu, itu bonus.

Saya kagum dengan pemikiran seorang teman.
"Saya bilang ke anak-anak saya, tugas kami, mama dan papanya, adalah mendidik kakak dan abang menjadi anak-anak yang baik, yang mandiri, yang selalu berada di jalan Tuhan agar Tuhan selalu melindungi kalian. Kami ingin kehidupan mereka kelak lebih baik dari kami itu adalah untuk kebaikan kalian. Mohon maaf, kami masih bisa menghidupi hidup kami sendiri tanpa bantuan kalian. Bahkan kami sudah menyiapkan panti jompo mana yang kelak bisa menampung kami. Kami tidak ingin merepotkan anak-anak kami kelak untuk mengurus kami karena mereka pasti sudah punya keluarga masing-masing. Dan kamu tau bagaimana reaksi mereka? Mereka berlomba untuk mengurus kami kelak. Saya berpikir, saya banyak melihat orang tua yang menganggap anak seperti sebuah investasi. Dimana mereka berpikir di masa depan anak barus balas budi ke orang tuanya. Anak yang diperlakukan seperti itu akan berpikir, hei kami tidak minta untuk lahir dari kalian lho. Kalian mengurus kami kan tanggung jawab kalian kepada Tuhan karena menginginkan kehadiran kami. Ya tentunya anak yang baik tidak akan berpikir seperti itu. Tapi itu semua berawal dari bagaimana perlakuan orang tua ke anak. Ketika kita para orang tua menyerahkan segalanya ke Tuhan, Tuhan pasti akan berbaik hati memberikan kelembutan hati pada anak-anak kita."
Oiya, kebetulan teman saya ini non-muslim.

Semoga kelak, saya sebagai orang tua bisa memberikan yang terbaik buat anak saya, tanpa pamrih.

Nuwo Kedaton
28/10/2020

LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang