Duarrrr!!!

573 85 27
                                    

"Beneran deh, Bor! Setelah kejadian kemarin, kok si Sarada itu nggak dateng hari ini?" Tanya Inojin yang sedang mencuci mangkuk bekas siomay dan bersiap untuk pulang.

Boruto mengedikkan bahu, menjawab pertanyaan Inojin dengan acuh tak acuh. "Ya terserah dia, emang gue peduli?"

Tak ada angin, tak ada hujan, tiba-tiba saja Inojin mendapat ide cemerlang seperti ada bohlam menyala terang benderang di otaknya.
"Asal lo tau aja, tempoh hari Shinki sama gue ngobrolin tentang lamaran."

"Lah terus, apa hubungannya sama gue?"

"Shinki keliatan excited banget ngebahas hal itu. " Inojin menjawab kemudian menunjukkan senyumnya yang mampu membuat orang kesal. "Well, gue rasa dia mau ngelamar seseorang. Dan mungkin aja, orangnya Sarada." Lanjutnya.

Boruto mendelik, menatap tajam ke arah Inojin. "Ya terserah dia, lah!" Jawabnya ketus.

Melihat ekspresi Boruto yang menunjukkan rasa marah dan kesal membuat Inojin tertawa puas dalam hati. Shikadai dan Mitsuki pun tampaknya paham akan maksud Inojin dan situasi yang terjadi saat ini.

Mitsuki mendekati Boruto, kemudian menempelkan es batu ke dahi Boruto.
"Selow bro! Hati boleh panas, tapi kepala harus tetap dingin!"

"Makanya bro, nggak usah jatuh cinta! Repot, ribet!" Sambung Shikadai.

Boruto menepis kasar tangan Mitsuki beserta es batu di dahinya. "Ck, kalian ini apa-apaan, sih!"

Mitsuki menepuk bahu Boruto. "Jangan dengerin Shikadai sama Inojin, Bor! Tenang aja, gue tetep dukung BoruSara!"

"Gue sih tim InoHima!" Sambung Inojin cepat.

Boruto spontan membelalak dan memberi tatapan membunuh pada Inojin. "Awas lo!"

"Abang ipar nggak boleh galak-galak! Ntar nggak adik ipar do'ain sama Sarada, loh!" Inojin berujar sembari menaik-naikkan sebelah alisnya.

Boruto mengelus dada. "Sabar Bor sabar, orang ganteng memang harus sabar." Gumamnya kecil.

Melihat hal itu, Inojin tersenyum penuh kemenangan. "Ck, ntar juga lo bakal bilang makasih ke gue!" Batinnya.

sedangkan Shikadai yang telah jengah dengan topik perihal cinta hanya berujar malas. "Udah bro, kita bahas yang lain aja!"

"Bahas apaan bro?" Tanya Mitsuki.

"Gini ya, tugas praktikum bisnis kita 'kan udah hampir selesai. Nah, planning kalian ke depannya gimana?"

"Lo sendiri gimana?" Tanya Mitsuki, lagi.

Shikadai nampak berpikir. "Libur kita 'kan masih ada 1 bulan, kalo gue sih rasanya masih tetep mau jualan. Jujur, gue nikmatin kegiatan ini. Dibanding di rumah, paling gue cuma rebahan."

"Bener juga sih, akhir-akhir ini gue sering banget beli kanvas sama peralatan lukis lainnya. Dan ya, duit dari mami nggak berkurang sama sekali."

"Jangan lupain bikin laporan, bro! Lo mau kena ceramah no jutsu daddy Shino?" Kini Boruto membuka suara.

"Lah, bukannya ceramah no jutsu itu jurus babe lo, ya?"

"Lah, iya juga!"

"Udah² bro! Gini, laporan bisa dibikin pas malem. Lagian, gue kalo bikin siomay mulainya paling jam 12 siang, terus jualan, dan jam setengah 6 udah pulang ke rumah. Ya, masih banyak sih waktu." Ujar Inojin.

"Lah gue cuma perlu bikin es batu. Dogannya tinggal belah aja di tempat." Mitsuki ikut menimpali.

"Ya sebisa kita bagi waktu. Itu aja sih kuncinya." Final Shikadai.

Aishiteru Abang Bakso! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang