Senyum Sarada melebar. Dia baru saja berhasil menyelesaikan misi penting. Sangat penting malah!
Apa itu?
Tentu saja mengendap-endap masuk kamar Shinki, membuka ponsel Shinki yang untungnya tidak dikunci, lalu mencari kontak WhatsUpp si 'calon imam' dan menyalin ke ponsel miliknya.
Sarada kembali menuju ke kamarnya. Saking senangnya, dia langsung berputar-putar di atas kasur. Setelah itu, melompat turun dan menggendong akuarium bulat di atas nakas.
"Mami udah dapet kontak papi!" Ujarnya pada Cunyu, ikan cupang kesayangannya.Kemudian, dia meletakkan akuarium itu, lalu tangannya mengepal dan meninju-ninju udara. "CALON IMAM, TUNGGU CHAT DARI SARA!" Nadanya sedikit berteriak.
Tanpa dia sadari, Sasuke, Sakura, dan Shinki yang duduk di sofa ruang keluarga melihat tingkah gilanya sejak tadi. Salahnya sendiri membiarkan pintu kamar tetap terbuka.
Mereka berpandangan dengan tatapan bingung.
"Bang, adek kamu kenapa?" Tanya Sakura.
"Biasa mah, anak muda! Abah sama amah nggak boleh tau, udah tua!" Shinki menjawab asal sambil mengganti channel televisi.
Sakura mendelik. Mendengar kata 'tua' sangat ampuh untuk menyulut emosinya. Saat akan melayangkan jitakan pada kepala si sulung Uchiha, tangannya ditahan sang suami tercintah. "Sabar mah sabar, walaupun usia semakin menua, tapi amah tetap cantik di mata abah."
Sakura bersemu, sedangkan Shinki menatap malas kedua orangtuanya yang masih seperti pengantin muda.
"Abah, amah, udahan dong. Si abang iri tuh!" Ujar Sarada yang tiba-tiba datang sambil menunjuk Shinki dengan mulutnya.
Sakura terkekeh. "Oh iya lupa! Abang kamu sih, betah amat ngejomblo!"
"Padahal abah udah pengen punya mantu, loh!" Sambung Sasuke.
Shinki mendengus. "Abah sama amah kudu sabar. Tenang aja, cewek-cewek udah pada ngantri buat dapetin hati Aak Shinki yang ganteng ini, ntar tinggal pilih. Hahaha!" Tawanya kemudian.
Mendengar jawaban Shinki, Sarada mengerjap-ngerjapkan matanya secara berpola dan bernada sehingga dapat dimengerti sang abang tercinta.
"Awas loh bang, ntar keduluan Sara!" Kira-kira begitulah arti kedipannya.Shinki balas mengerjap-ngerjapkan mata. "Mana mungkin! Emang udah ada calonnya?"
"Udah dong!"
"Siapa?"
"Rahasia!"
Mereka terus berkomunikasi dengan isyarat kedipan. Mulut memang tak perlu bicara, tapi mata? Sakit dibuka tutup buka tutup secara paksa!
Sakura tercenung melihat tingkah kedua bocah itu. Dia menoleh ke arah sang suami. "Sayang, mata mereka kenapa ngedap-ngedip disko gitu?"
"Nggak tau! Udah kamu kasih obat?"
"Obat apa?"
"Penetral kadar kewarasan otak." Jawab Sasuke santai.
"Aww!" lanjut Sasuke ketika jari lentik Sakura mendarat mulus di telinganya.
Sarada dan Shinki terhenti dari acara kedip-kedipan mata.
Setelah dirasa aman, Sasuke melirik kedua anaknya lalu ikut mengedipkan mata. "Ini gara-gara kalian!"
"Nggak bisa, itu salah abah!" Jawab Shinki dan Sarada masih dengan bahasa kedipan.
Sakura yang melihat mereka segera bangkit dari duduk. "AMAH CORET KALIAN SEMUA DARI KK!!!" Ancamnya lalu melenggang pergi meninggalkan mereka bertiga yang masih menganga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aishiteru Abang Bakso! ✓
Fiksi Penggemar"Mamang ganteng, baksonya manis kayak mamang." "Bakso nggak manis!" "Kan makannya sambil ngeliatin mamang, ya jadinya manis lah!" "Aing masih muda, jangan panggil mamang." "Kalo panggil sayang?" "Ogah, bukan mahrom!" "Eits.. nggak BUKAN, tapi BELUM...