19. DIKA-DAY

29 9 0
                                    

"Dika, nanti kamu bawa calon mantu ke sini bisa?" Tanya Mama Ria kepada putra tunggalnya. Putra semata wayang yang menurut opininya sangat tampan, pintar hebat dan masih banyak lagi. Tipe ibu sayang anak suka menyombongkan anak. Oke.

Dika yang sedang mengunyah roti sarapannya mendadak berhenti. Lalu mengangguk saja biar cepat.

"Buat apa dulu tapi?" Tanya Dika sibuk dengan rotinya di bibir sembari membuat simpul ikatan dasi.

"Mau di ajar jadi mantu yang bener," Jawab Mama Ria asal.

Dika mengangguk lagi, jadi calon mantu yang benar. Dika akan menjadi suami yang benar. Siap.

"Bisa gak sih,gak usah menye-menye sarapannya. Niat banget biar telat." Ujar Dian, Papa Dika. Dika melirik sinis.

"Kan yang telat Dika. Kenapa anada yang sewod?"

"Udah sana berangkat. Gak usah dilanjut, nanti akhirnya kalo telat pasti bolos." Ujar Dian dengan mendorong pundak Dia kasar.

"Ma," Ujar Dika datar mencari pembelaan.

"Biarin aja Pa. Nanti ketauan bolos Mama kurung di kamar mandi." Jawab mamanya semakin membuat Dika kesal. Meniru aksi Iren yang bahkan Dika tidak pernah liat saat beradu dengan Papa nya. Dika melenggang pergi begitu saja keluar Rumah tanpa pamit.

****

"Hai cantik," Ujar cowok aneh yang masih senang bertengger di motornya. Dika, yakali Gustian. Ya kali Reza, yakali Bisma. Apalagi Fatan mustahil.

Dika sedang mencari ribut, itu yang ada dipikiran Fatan dan Bisma kala menyaksikan ketololan Dika dalam menggoda cewek. Walaupun rayuannya receh, setiap cewek yang disapa pasti tersipu. Kan aneh.

Beda lagi ceritanya dengan Gustian dan Reza yang memang fakboi cap badak. Reza sedang di kelas sebelas bersama gebetannya. Yang kemarin dibelanjain Iren-Ines itulo. Gustian pun sama bejadnya dengan Dika. Bedanya Gustian memisahkan diri dengan mencari keributan di kantin pagi.

"Oi, sini mlipir. Mau gue gombalin gak?" Ujar Dika kala melihat mangsa lagi. Dan anehnya cewek itu nurut. Seakan amnesia jika Iren siap menerjang kapan saja. Tapi kan Iren tidak mungkin cemburu, yakan?

"Dik balik dah, lo ntar di gantung lagi sama Iren." Ujar Fatan menasehati.

"Ck! Diem bentar. Jiwa fakboy gue seketika meronta-ronta hebat di dalam sana." Jawab Dika tanpa menatap Fatan dan Bisma.

"Gue sama Fatan ke kelas aja lah ya?" Ujar Bisma. Lalu keduanya pergi setelah mendapat anggukan dari Dika yang matanya masih liar. Gerak sana-sini.

"Hai cantik, makin cantik aja. Gue buta apa ya ternyata di sekolah kebanggan kita banyak cewek cantik bohay bongsor beuhhh!" Ujar Dika membuat dua orang cewek yang semula sedang berjalan menghentikan aktivitasnya diam dan tersipu.

"Sini, sini! Yang jauh mendekat yang dekat menjauh!"

"Eh lah salah, yang dekat semakin merapat. Siaappp!" Ujar Dika semakin edan. Melihat kesempatan yang luang, sekitar enam siswi berlarian mendekati Dika.

"Dik minta nomor telpon lo dong!"

"Dik, selfi yuk!"

"Dik, kencan mau?"

"Dik, butuh selingkuhan gak?"

Suara suara betina itu terus saja bersahutan membuat Dika meringis karena kewalahan. Dika mengangkat tangannya ke atas mencoba berdamai.

"Sabar ya sayang! Satu-satu." Ujarnya.

"Yang mau selfi?" Tanya Dika memancing. Sigap, semua cewek itu mengeluarkan ponsel berbagai merk dan menyodorkannya ke depan Dika.

SagittariusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang