Hebeng👋🏻😗, kembali lagi bersama aku #dirumahaja #duduk #rebahan #makan.. Asiap✊🏻
Aku gak mau bacot ya gaes yak, silakan selamat menikmati. ❗area bebas bocil❗
Typo mohon di koreksih😗🐒
"Woi woi woii! Iren yang cantik kaya suzanna eaakk. Suzanna... suzanna serrrr ahh!!"
Sebuah kalimat di pagi hari mengalun dengan indah menuju telinga Iren yang pagi hari ini nampak sedikit rapih tapi kusut di bagian wajah. Cewek itu hanya melirik sahabatnya sekilas. Lalu melanjutkan jalannya memasuki kelas.
"Lah lah lah. Kenapa sih munaroh?" Tanya Ines yang sudah melihat roman-roman kegalauan di wajah Iren. Iren mendongak lalu mengibas-ngibas tangannya di udara, "Jauh-jauh!"
Seketika itu juga Ines mendelik, "apah? Apah? Jauh-jauh? Biar apa?!" Cewek yang terduduk lesu dengan wajah masam itu mendengus. "Lo sana jauh-jauh. Gue lagi bete!"
"Dika?"
Pertanyaan Ines membuat Iren menggeleng, "Apaan dong?" Tanya Ines bingung sendiri. Karena melihat lawan bicaranya yang nampak ogah-ogahan dan terlihat linglung itu Ines jadi menghembuskan napasnya gemas sendiri. "Anjip bener lo, keliatan ling lung kaya bangun tidur kurang nyawa!"
"Duduk. Kalo mau denger duduk!" Ujar Iren dan Ines pun hanya manut saja di perintah seperti itu, karena sudah kepo.
"Apa tuh?"
"Huwaaa tahu bulat!" Tiba-tiba saja Iren merengek seperti anak kecil, dia juga menyandarkan kepalanya di bahu Ines siap membagi keluh kesah. Bergantian Ines yang menjadi ling lung sendiri.
"What? Tahu? Tahu bulat?" Ujar Ines bertanya kepada diri sendiri. Sembari tangannya ikut memeragakan membentuk bulatan.
Ines menggeleng, "Gue gak nyampe Ren." Iren menghela napas. "Gue cerita jangan motong!". Yang diberi peringatan hanya mengangguk.
"Jadi gue itu masih dendam sama tahu bulat!"Ujar Iren memulai ceritanya. Ines mendengarkan dengan seksama.
"Jangan sampe lo trauma dan phobia tahu bulat!" Potong Ines. Wajahnya masih menunjukkan kedongoan.
"Gue bilang jangan motong!" Ines mengangguk cepat.
"Pokoknya gue bersumpah--"
"Lo ngidam tahu bulat?!"
Iren mencebik. Cewek itu bangkit dari duduknya membuat Ines berjengit karena kepala mereka tadinya saling bertumpu. Jadi jika Iren mendadak bangun, pasti dia akan kehilangan keseimbangan.
"Tai lo Nes, gak jadi ah!" Kata Iren kesal lalu meninggalkan kelasnya dimana Ines sedang melongo dengan wajah lebih dungu. "Emang gue salah?"
"Iren my babibu! Jangan marah zeyeng!" Setelah sedikit memikirkan masalah tadi akhirnya Ines paham. Dan langsung mengejar Iren yang berjalan tak tentu arah. Kadang ke kanan kadang ke kiri. Belok kanan balik lagi, lurus belok kiri balik lagi. Sedangkan Ines yang dungu masih berteriak-teriak.
"IREN BABIBUUU!"
"Apaan sih Nes. Maksud lo apa coba babibu?!" Tanya Iren semakin kesal. Pasalnya dia tidak paham dengan pembicaraan dan panggilan Ines yang selalu menyeleweng kemana mana.
"Hufftt akhirnya berenti juga lo!" Ucap Ines yang kini tengah menekuk lututnya dan mencoba mengatur napasnya. "Babibu itu loh yang kaya orang inggris bilang. Panggilan seyeng beb,"
Iren yang tadinya berwajah masam kini berubah menjadi datar. Sangat datar sampai hidungnya yang mancung menjadi lempeng saking datarnya. "Baby Boo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagittarius
أدب المراهقين_______________________________________________________ "Masya allah! Perasaan salah mulu dah gue!" - Radika bebas. "Lo emang bakal selalu salah! Sampai Al Jabar berubah jadi Al Ghazali pun, lo bakal tetep salah!" - Shiren never surender ___________...