"Chaewon-nie! kamu demam?" Panik sakura sambil mengecek kening chae.
"Ah, kenapa bisa demam? ck!" Saut yena sambil melihat pelipisnya
"Aku tidak apa-apa, cepatlah pergi. aku akan baik-baik saja, mungkin.." Ragu chaewon.
"Ah bodoh, bagaimana bisa kita meninggalkannya.." Cemas sakura
"Sakura, tolong percaya padaku. aku benar-benar baik-baik saja. tidak apa, pergilah sekarang juga. jangan sampai terlambat, jika minju mencariku katakan aku tidak apa-apa." Lemas chaewon sambil menarik tangan sakura.
"minju?" batin sakura.
"baiklah, jika butuh apa-apa cepat telefon kami, ok?" Tanya yuri, chaewon mengangguk.
Chaewon tidak mau sampai merepotkan mereka, karna kemarin saja chaewon sudah menumpang dan itu benar-benar merepotkan sekali pastinya.
"Baiklah, selamat tinggal. aku akan datang cepat!" Ucap sakura lalu menutup pintu pelan.
Chaewon menenggelamkan wajahnya ke bantalnya, jujur saja ia merindukan wajah cantik perempuan itu, minju.
sesekali chaewon bergumam.
"Minju.. maaf aku terlalu menyukaimu.."
Lagi-lagi air matanya turun kembali, ah sangat menyebalkan. rasanya ingin sekali memeluk minju dan dirawatnya sudah benar-benar membuat chaewon bahagia.
Bangun saja kini tak kuat, masih lemas dan pucat.
✰✰✰
Minju terus melirik jam di tangannya, chaewon tak kunjung datang. minju Bahkan tidak tahu mengapa ia cemas dan khawatir.
"si bodoh ini kemana sih, membuat orang khawatir saja."
minju berdiri, menghampiri sakura, yuri, yena, nako dan hitomi.
"Apa kalian tahu chaewon dimana?" Tanya minju kepada mereka.
"Ah, dia ada di-" jawab yena yang disela oleh sakura.
"dia ada dimana, itu bukan urusanmu. kau bilang dia bukan siapa-siapa mu bukan. ini semua terjadi karnamu, chaewon sesakit itu karnamu." Sela sakura sambil mempertajam penglihatannya pada minju.
deg
Minju segera berlari ke toilet, ia mengutuk dirinya sendiri. untuk apa ia cemas kepada chaewon, itu bukanlah urusannya. namun kenapa hati ini tak kunjung tenang? apa ia merindukan sosok chaewon?ah, tapi minju bukanlah siapa-siapa, minju menunduk entah kenapa gelisah ini makin menjadi-jadi. dengan segera minju berlari ke asrama, ia memutuskan bolos sekolah.
minju membuka pintu, tetap tak ada siapa-siapa, sosok yang biasanya ada di sampingnya tidak ada. apa chaewon memutuskan untuk meninggalkan minju? oh tidak.
Tiba-tiba pintu terbuka.
damn
Minju mendapati chaewon yang lemas dan pucat.
Minju segera menghampiri chaewon, rasanya ia ingin melampiaskan semua emosi kepadanya.
"Kenapa kau tidak pulang? Apa kau sakit? Kenapa kau tidak memberitahuku? Apakah aku ini tidak penting bagimu?" Teriak minju sambil meneteskan air matanya.
Chaewon tersenyum, "Apa kau mengkhawatirkanku?"
Minju merutuki dirinya, bisa-bisanya ia lepas kendali karna perempuan di depannya, minju berbalik ia sedikit malu.
chaewon menghampiri dan memeluk minju, "Maafkan aku tidak memberitahumu. Aku tidak apa-apa, aku senang kau khawatir denganku. aku tidak berniat memainkanmu, sungguh, aku sangat bersungguh-sungguh ingin memilikimu. itulah keinginanku," Lemas Chaewon yang langsung tertidur.
Muka minju memerah, baru kali ini ada seseorang yang benar-benar menginginkannya dan menyayanginya seperti ini.
Minju berbalik mendapati chaewon yang memejamkan matanya, suhu tubuhnya benar-benar panas. dengan segera minju membaringkan tubuh chaewon dan mengkompres keningnya.
"Tidak apa-apa, ada aku. cepatlah sembuh chae!" senyum minju.