07 (M)

5.7K 430 27
                                    

"Selamat pagi".

Johnny menyapa lembut ketika Ten membuka matanya, sudah hampir setengah jam yang lalu Johnny bangun, tetapi tidak bergerak dari ranjang. Dia berbaring miring di sana, bertumpu pada sikunya dan memandang prianya yang sedang tertidur pulas di sampingnya.

Johnny suka memandangi Ten, dia bisa melakukannya berjam-jam tanpa bosan. Dan kesadaran bahwa sekarang dia bisa melakukan itu sebagai suami Ten, membuatnya bahagia.

Ten mengerjapkan matanya. Butuh beberapa lama sampai dia menyadari berada di mana dan apa yang terjadi. Ingatan tentang malam pertama kemarin membanjirinya dan membuatnya merona malu. Johnny sendiri tampak tidak peduli, pria itu menelusurkan jemarinya ke sepanjang pinggul Ten dengan menggoda.

"Apakah tidurmu nyenyak?". Johnny menatap Ten dengan mesra, membuat Ten kehabisan kata dan hanya bisa menganggukkan kepalanya.

"Ah, maafkan aku karena harus menyakitimu". Napas Johnny agak terengah dan karena mereka berdua naked. Ten bisa melihat kejantanan Johnny telah menegang keras lagi. Tetapi pria itu tampak menahan diri, dia mengikuti arah pandangan Ten dan tersenyum.

"Seperti yang selalu kubilang, aku selalu mengeras jika bersamamu karena kau membuatku begitu bergairah…". Johnny mengelus pipi Ten dengan lembut.

"Tapi hari ini aku tidak akan menyentuhmu".

Ten tersenyum, hatinya terasa hangat menerima kelembutan Johnny ini. Johnny tampak bersungguh-sungguh dengan perkataannya, dan sejak pernikahan mereka, dia selalu diperlakukan dengan penuh kasih.

"Terima kasih, Johnny".

"Sama-sama, Seo Ten". Johnny mengecup ujung hidung Ten dengan lembut.

"Oh ya, mengenai pulau yang diceritakan Yunji pada saat acara makan setelah pernikahan kemarin... maafkan aku tidak membicarakan sebelumnya denganmu, sebenarnya itu akan menjadi kejutan bulan madu kita".

"Kejutan lagi". Ten menggumam tanpa sadar menatap Johnny dengan pandangan menuduh.

Johnny terkekeh, menarik Ten ke dalam pelukannya. Tubuh mereka naked, hangat, bahagia dan terpuaskan karena percintaan mereka semalam. Johnny memang ereksi tetapi dia tidak peduli. Yang utama bukanlah memuaskan hasratnya kepada Ten, yang utama adalah berada di dekat Ten, berdua dan bahagia.

"Pulau itu sangat indah, aku mewarisinya dari ayahku, penduduknya sebagian besar nelayan dan beberapa bekerja kepadaku, kita bisa menikmati waktu berdua di sana, saling mengenal lebih dalam". Tatapan Johnny menjadi intens.

"Aku yakin, kalau kita saling mengenal lebih dalam, kita akan menyadari bahwa kita adalah pasangan yang cocok".

Pasangan yang cocok. Mungkinkah? Dia pria biasa yang hidupnya serba biasa saja, dengan Johnny yang semua ada pada dirinya begitu luar biasa. Ten melirik ke arah kejantanan Johnny, bahkan 'itu'nya pun luar biasa. Pipi Ten menjadi memerah karena pemikiran spontannya itu.

.

Perahu boat membawa mereka mendarat ke anjungan pulau itu. Beberapa orang tampak sudah menunggu di sana. Johnny membantu Ten turun dari kapal dan menggendongnya ketika mereka harus melalui bagian laut yang dangkal sebelum melangkah ke arah pantai berpasir yang luar biasa indahnya.

Ini benar-benar surga pantai tropis yang luar biasa. Warna pasirnya sedikit gelap, tetapi lembut, membuat Ten tanpa pikir panjang melepas sepatunya dan memilih bertelanjang kaki. Udara pantai yang sejuk meniup rambutnya hingga melambai-lambai di pipinya. Beberapa orang yang sudah menunggu langsung membantu meminggirkan boat dan mengangkat koper-koper mereka.

Seorang pria tua berpakaian resmi menyalami mereka dan tersenyum lebar.

"Selamat datang Tuan Seo, senang sekali anda akhirnya bisa berlibur dan pulang kemari". Disalaminya Johnny dengan bersemangat. Lalu tatapannya beralih kearah Ten dan dia tersenyum memuji.

Unforgiven Hero (JohnTen) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang