11 (M)

4.1K 334 54
                                    

"Tamu untuk anda sajangnim".

"Aku dengar kau pulang dari bulan madu mu, jadi aku mengajak Yuta kemari". Jaehyun melangkah masuk seperti biasanya tanpa permisi langsung duduk di sofa besar di ruangan itu.

Seorang pria berbadan ramping berpakaian serba hitam mengikuti masuk, pandangannya mengawasi seluruh ruangan dengan tajam sampai kemudian bertatapan dengan Johnny.

Nakamoto Yuta. Johnny membatin.

Ini adalah pertemuan kedua mereka setelah pertemuan singkat di sebuah pesta waktu itu. Johnny memilih datang sendirian ke pesta Yuta waktu itu dan membuat Jaehyun sibuk mencemoohnya. Jaehyun sempat mengenalkannya dengan Yuta tapi mereka tidak bisa berbicara lebih karena Johnny buru-buru pergi untuk urusan lain.

"Yuta juga baru pulang dari bulan madunya". Jaehyun bergumam ketika Johnny dan Yuta hanya berpandangan dengan kaku saling mengawasi.

"Bulan madu? Bukankah kau sudah menikah lama Yuta-ssi". Johnny melangkah mendekati sofa dan duduk di sana mempersilahkan Yuta untuk duduk.

"Bulan madu kedua". Yuta menyahut dengan suaranya yang dalam. Entah kenapa kata 'bulan madu' itu membuat ekspresi dingin dan kejam di wajahnya melembut.

Mungkin benar kata Jaehyun, pria ini benar-benar mencintai pasangannya. Kalau begitu pria ini tidak sejahat yang dikatakan orang. Seorang pria yang bisa mencintai seseorang sepenuh hati adalah pria yang baik jauh di dalam hatinya. Johnny merasa prasangka buruknya terhadap Yuta memudar.

"Bagaimana bulan madumu?". Jaehyun bergumam lagi menatap Johnny sambil tersenyum. "Semua berjalan sesuai rencana?".

"Sesuai rencana". Senyum Johnny melebar, lupa jika di depannya ada Nakamoto Yuta sosok yang tidak dikenalnya seakrab Jaehyun. "Dia mengatakan mencintaiku".

Jaehyun terkekeh. "Dasar bajingan yang beruntung." Diliriknya Yuta.

"Johnny lebih beruntung dari kita dia bisa dengan cepat mendapatkan cintanya. Sementara kita harus jungkir balik mencoba segala cara".

Yuta ikut tersenyum mendengar kata-kata Jaehyun itu. Dan suasana kaku di antara mereka menjadi cair. Mereka lalu membicarakan masalah pekerjaan dan proyek kerjasama mereka dan pembicaraan mengalir lancar seolah mereka sudah sering berkumpul dan bercakap-cakap dengan akrab sebelumnya.

"Aku harus pulang". Yuta melirik jam tangannya. "Aku sudah berjanji mengantarkan Winwin ke dokter".

"Winwin sakit?". Jaehyun yang sedari tadi sibuk membaca berkas catatan pengajuan proyek yang mereka bahas mengangkat kepalanya.

Yuta menggelengkan kepalanya, senyumnya melebar tak tertahankan. "Bukan. Dia mual dan muntah di pagi hari, sepertinya kami membawa oleh-oleh hasil bulan madu kedua kami".

"Wah. Kau mengejarku rupanya". Mata Jaehyun melembut ketika mengingat kedua malaikat kecilnya dan Taeyong yang sangat dicintainya. "Sampaikan salamku untuk Winwin. Aku akan mempelajari berkas ini dulu, nanti aku diskusikan hasilnya denganmu".

"Ok". Yuta beranjak berdiri dan Johnny mengikutinya. Pria itu tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Johnny yang segera disambut Johnny, mereka bersalaman.

"Semoga kerjasama kita baik ke depannya".

Setelah itu Yuta berpamitan dan pergi meninggalkan ruangan.

"Dia baik kan. Tidak sekejam yang dikatakan orang. Apakah kau masih tidak menyukainya?". Jaehyun bergumam matanya tidak lepas dari berkas-berkas di tangannya.

Johnny menatap ke arah kepergian Yuta dan mengangkat bahu. "Well, aku tidak salah jika dulu aku tidak menyukainya. Rumor yang beredar begitu kental jika dia sangat kejam dan pemarah. Semua orang takut kepadanya. Tapi dia berubah setelah menikah ya?".

Unforgiven Hero (JohnTen) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang