16 (M)

8.7K 492 59
                                    

Johnny melangkah menelusuri area pemakaman yang amat sangat dikenalnya. Tadi di tempat parkir dia melihat mobil Yunji di sana. Jadi adiknya dan Ten memang benar - benar sedang ada di sini. Dia sering sekali kemari. Meletakkan bunga di atas makam Ayah Ten kemudian menghabiskan waktu berjam-jam di sana untuk meminta maaf. Memohon ampun kepada ayah dan ibu Ten.

Langkahnya terhenti ketika melihat dua sosok yang sangat familiar di kejauhan, Ten dan Yunji. Johnny mempercepat langkahnya kemudian menghampiri Yunji yang sedang berseru panik sambil berusaha membimbing Ten yang berjalan tertatih-tatih.

"Ada apa?". Johnny bertanya cepat dan ketika melihat keadaan Ten dia sudah tahu apa yang akan terjadi bahkan sebelum Yunji menjelaskannya.

"Dia akan melahirkan". Yunji menjerit panik. "Kita harus segera membawanya ke rumah sakit Johnny".

Johnny berdebar. Oh astaga. Ten akan segera melahirkan dan mereka masih di sini, di tengah area pemakaman luas yang harus ditempuh dengan jalan kaki beberapa ratus meter lebih sebelum mencapai parkiran mobil. Tapi Johnny tidak sempat berpikir dengan sigap dipeluknya Ten dan diangkatnya ke dalam gendongannya.

"Berjalanlah dulu ke mobil aku akan menyusul". Johnny meminta Yunji yang segera berlari untuk mengambil mobilnya. Dengan langkah cepat Johnny setengah berlari sambil mengangkat Ten, tapi tetap berhati-hati agar tidak menabrak batu - batu nisan yang berjajar.

"Maafkan aku.. aku tidak tahu jika sekarang saatnya".

"Tidak apa-apa sayang, bertahanlah ya aku akan membawamu ke rumah sakit".

Ten berpegangan erat di tubuh Johnny yang sedang berjalan cepat. Pria itu tampak sedikit terengah. Tentu saja, dengan usia kehamilannya yang sembilan bulan ini Ten sangat berat dan Johnny menggendongnya sambil setengah berlari.

Beberapa saat kemudian mereka sampai ke area parkiran, Yunji sudah menunggu di ujung paling dekat dengan pintu penumpang belakang yang terbuka. Johnny langsung masuk dan menutup pintunya. Lalu Yunji melajukan kendaraannya menuju rumah sakit terdekat.

"Bagaimana keadaanmu Ten?". Yunji berteriak sambil melirik dari kaca mobil.

"Dia bertahan". Johnny yang menjawab karena Ten sedang mengerang merasakan kontraksi, sementara itu ban mobil berdecit karena Yunji menghindari pengendara yang menyalip dari sebelah kiri.

"Fokus ke jalan, Yunji!".

Johnny merasakan cengkeraman erat Ten di lengannya ketika Ten mengalami kontraksi. Jarak kontraksinya makin dekat dan Johnny makin cemas.

"Tarik napas dalam-dalam Ten". Johnny mengingatkan Ten cara menarik napas seperti yang pernah diajarkan kepada mereka ketika mengikuti latihan persiapan kelahiran beberapa waktu lalu. "Nah begitu, hembuskan pelan tarik napas lagi. Sebentar lagi kita sampai".

"Maafkan aku Johnny, akuㅡ". Ten menarik napas panjang, di sela kontraksinya. "ㅡaku tidak tahu akan melahirkan sekarang, jika tahu aku akan diam saja di rumah".

Johnny tersenyum frustasi. "Selama ini aku menahanmu di rumah supaya ketika kau melahirkan aku bisa dengan cepat membawamu ke rumah sakit, tapi bayi ini rupanya punya maunya sendiri. Bertahanlah Ten". Johnny menggenggam tangan Ten ketika kontraksi itu datang lagi.

"Kita sudah hampir sampai".

.

Mereka sampai beberapa waktu kemudian dengan kelihaian Yunji menembus kemacetan jalan raya. Ketika sampai di UGD, Ten ditidurkan di atas ranjang dorong dan Johnny terus memegangi tangannya. Sampai Ten dipindahkan ke ruangan operasi.

Unforgiven Hero (JohnTen) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang