10 (M)

4.5K 346 23
                                    

Ten termenung di dalam kamarnya masih bingung memikirkan perkataan Jeonghan tadi. Pria itu bilang jika Johnny selalu membayangkannya ketika bercinta, selalu menyebut namanya... bagaimana mungkin? Ten kan tidak mengenal Johnny sebelum ini? Apakah Ten yang dibayangkan oleh Johnny adalah Ten yang lain?

Jantung Ten serasa diremas. Mungkinkah itu? Mungkinkah pernikahan ini impulsif dan semua hal yang dilakukan dengan terburu -buru ini disebabkan Johnny menginginkan seorang pengganti untuk Ten yang dicintainya. Toh jika dengan Ten, Johnny tidak perlu repot-repot seperti dengan Jeonghan karena namanya sama. Jadi Johnny tidak perlu menjelaskan apa-apa dan Ten juga tidak akan tahu kalau dia digunakan sebagai pengganti.

Ten mendongak ketika Johnny memasuki kamar, mengernyit ketika melihat Ten duduk melamun di ranjang.

"Ten kau kenapa? Aku menunggumu di bawah untuk makan siang tapi kau tidak turun".

Jawaban Ten hanya berupa desahan napas yang berat bingung apakah dia harus menanyakan hal ini kepada Johnny atau tidak.

Johnny ikut menghela napas, dengan lembut dia melangkah dan berlutut di depan Ten yang sedang duduk di atas ranjangnya. "Tentang Jeonghan lagi? Apakah dia mengganggumu?".

Ten menatap Johnny mencoba mencari kedalaman hati suaminya itu di balik tatapan matanya yang lembut. Apa sebenarnya yang ada di benak Johnny? Kenapa dia tidak pernah tahu?

"Jeonghan mengatakan kepadaku bahwa kau selalu memanggil nama 'Ten' ketika bercinta, bahwa kau selalu membayangkannya sebagai 'Ten'". Ten mendesah. "Dan aku berpikir Ten yang kau bayangkan itu bukan aku karena kita baru saling mengenal".

Ekspresi Johnny tidak terbaca. Dengan lembut Johnny meraih tangan Ten dan menggenggamnya dengan erat.

"Kau lebih percaya Jeonghan atau kepadaku sayang? Aku... suamimu".

Ten mencoba percaya, sungguh dia mencoba. Tapi cara Jeonghan mengucapkannya tadi, pria itu sungguh tampak terluka. Mungkinkah Jeonghan hanya berakting untuk menyebabkan kesalahpahaman di antara Ten dan Johnny?

"Percayalah kepadaku dan jangan hiraukan apa yang dikatakan oleh Jeonghan. Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu bahwa apapun yang terjadi, seburuk apapun yang dikatakan orang kau bisa pegang satu hal yang pasti bahwa aku mencintaimu. Sangat mencintaimu". Johnny menundukkan kepala dan mengecupi jemari Ten.

"Rasanya sangat sakit.. ketika kau mencintai seseorang tetapi tidak dipercaya. Rasanya seperti cintamu ini sampah dan dibuang begitu saja".

"John, tidak.. bukan begitu..." Ten menggenggam jemari Johnny. "Aku tidak akan membuang cintamu. Aku.. maafkan aku mungkin aku sedikit terpengaruh karena cara Jeonghan mengungkapkannya tadi begitu meyakinkan". Ten menghela napas panjang. "Mulai sekarang aku tidak akan mendengarkannya lagi".

"Terima kasih Ten". Kedua mata mereka sejajar Johnny yang berlutut dan Ten yang duduk di atas ranjang lalu mereka berciuman dengan lembutnya. Bibir Johnny melumat bibir Ten dengan penuh perasaaan membuatnya terlena. Lidahnya menelusuri mulut Ten dengan pelan kemudian mencecap rasa yang sudah lama dirindukannya, rasa yang sangat dikenalnya.

Ten mendesah ketika Johnny mendorongnya terbaring di ranjang dengan kaki menjuntai di bawah dan Johnny yang berdiri membungkuk di atasnya.

"Kita tidak bisa melakukannya sekarang. Ini waktunya makan siang. Heechul ahjussi akan mencari kita". Ten berbisik dalam napasnya yang sedikit tersengal.

"Heechul ahjussi sudah mencari sejak tadi, lebih tepatnya mencarimu. Itu sebabnya aku menyusulmu kemari karena kau tidak turun untuk makan siang". Johnny mencumbu leher Ten yang menyimpan aroma khasnya yang manis. "Aku rasa Heechul ahjussi akan mengerti kita kan sedang berbulan madu".

Unforgiven Hero (JohnTen) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang