09

3.1K 352 41
                                    

"Ten". Johnny meraih lembut jemari Ten yang melangkah pergi.

"Tolong dengarkan aku dulu". Ten menatap Johnny dengan marah.

"Kenapa kau harus membawaku ke dalam situasi ini John? Dia. Pria itu tampak sekali sangat membenciku dan sepertinya ingin menyingkirkanku. Aku hanya tak mau terlalu kasar kepada pria itu saat ia tiba-tiba menyerangku".

"Aku akan mengusirnya. Segera. Sementara itu kita harus menahan diri". Johnny meraih jemari Ten dan mengecupnya.

"Aku juga membenci kehadirannya Ten. Lebih benci darimu. Tetapi Jeonghan pria yang kejam. Aku takut jika kita tidak hati-hati melangkah dia akan berbuat jahat kepadamu".

Ten mendesah kemudian menghela napas panjang. "Maafkan aku, mungkin aku terlalu bingung dengan ini semua".

"Aku yang harus meminta maaf karena menempatkanmu ke dalam situasi seperti ini". Johnny merengkuh Ten ke dalam pelukannya. "Kita akan mengatasinya bersama. Ya?".

Ten hanya menganggukkan kepalanya sambil memejamkan matanya dan menempelkan pipinya ke dada Johnny yang hangat.

Sementara itu di depan pintu kamar tamu yang terbuka di lantai dua, Jeonghan berdiri dan menatap ke bawah. Pemandangan pasangan yang saling berpelukan mesra itu tampak jelas dari atas. Membakar hatinya membuat matanya menyala penuh kebencian.

Ten… Ten… nama yang membuatnya muak, dia tidak sudi dipanggil dengan nama itu ketika bercinta dengan Johnny. Nama itu mengingatkannya dengan malam-malam yang ia lalui dengan rasa sakit di dadanya.

"Ten". Terlebih ketika Johnny, orang yang sepenuh hati ia cintai menyuarakan nama itu dengan penuh kelembutan ketika mereka bersama. Dan kini kebencian itu semakin membakarnya hatinya, hingga akhirnya ia bertemu dengan pemilik nama yang sangat ia benci itu.

.

Johnny duduk dengan gusar di ruang kerjanya. Ten tadi tertidur di kamar mereka dan menolak bercinta dengannya. Kedatangan Jeonghan telah merusak moodnya. Tentu saja, siapa yang tidak rusak moodnya ketika menghadapi bahwa mantan kekasih pasangannya dengan tidak tahu malu menyusul mereka di saat mereka sedang berbulan madu.

Tetapi Johnny tidak bisa bertindak gegabah. Jeonghan lelaki yang pandai, licik dan sedikit jahat ketika ingin mencapai tujuannya. Dia akan menggunakan segala cara untuk memperoleh apa yang dia mau. Meskipun itu harus melindas orang lain.

Jeonghan sudah menyiratkan ancaman ketika mengatakan 'nama Ten membuatnya terkenang akan masa- masa indahnya'.

Johnny tahu persis apa maksud perkataan Jeonghan. Dia menyiratkan bahwa dia akan memberitahu Ten bahwa Johnny sering menggunakan Jeonghan ketika mereka bercinta dengan memanggil dan menganggapnya sebagai Ten.

Dengan frustasi Johnny mengacak rambutnya. Kenapa Jeonghan menyusul kemari? Dia tidak habis pikir. Hubungan mereka sudah berakhir. Johnny sudah mengakhiri hubungan mereka baik-baik dan waktu itu Jeonghan tampak menerimanya dengan baik pula.

Apakah pada saat itu Jeonghan masih berpikir bahwa Johnny akan kembali kepadanya? Dan ketika ternyata Johnny menikah dengan Ten, hal itu memicu sifat posesif pria itu?

Johnny harus mencari cara untuk menyingkirkan Jeonghan dari pulau ini. Jauh-jauh dan tidak akan kembali lagi untuk mengacaukan hidupnya. Tetapi dia harus berhati-hati melakukannya.

.

"Makanan ini enak sekali". Jeonghan sepertinya sudah berdandan habis-habisan untuk makan malam mereka. Gaun sutranya panjang dan berwarna hitam nampak membungkus tubuh indahnya dengan sempurna. "Mungkin aku harus membujuk kokimu supaya mau ikut denganku".

Unforgiven Hero (JohnTen) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang