03

281 53 11
                                    

'Deg!'

"Mata biru?" Perth terkejut ketika pria itu berbalik dan ia melihat jika si Pria berwajah putih pucat itu memiliki iris mata biru pekat sedangkan Plan berwajah putih pucat dengan mata merah pekat.

'Apalagi ini?!'

Perth bergegas lari untuk mengikuti kemana Plan dan Pria itu pergi. Ia membuntuti mereka diam-diam dibelakang mereka. Plan berjalan dengan menggandeng santai tangan pria yang sepertinya sudah berumur sama dengan ayahnya.

"Ting!" pesan masuk ke ponsel Perth membuatnya berhenti sebentar, ia menghela nafas kesal 'Sial!' gumamnya. Perth kemudian membalas pesan itu, namun setelahnya pesan baru masuk lagi ke ponselnya dan kini dari Saint.

'Perth.. apa kau sudah sampai? Aku akan sampai beberapa menit lagi.. tunggu aku ya..' pesan dari Saint.

Perth kembali menghela nafas menatap ponselnya, bukanya membalas pesan dari Saint, ia justru memasukan kembali ponselnya itu ke dalam saku jaketnya dan bergegas kembali mengikuti Plan, karena ia takut akan kehilangan jejaknya.

'Hotel?' batin Perth, ia menatap sekitarnya. Apa yang akan dilakukan Plan dan si pria itu? mengapa mereka berjalan menuju hotel?

Plan yang sepertinya sadar jika dari tadi ada yang mengikutinya pun menoleh ke belakang dan benar, ia melihat Perth, membuat Perth terkejut dan langsung bersembunyi di balik tembok sisi jalan.

"Haah.. haah.." Perth menghela nafas, ia diam sesaat kemudian dengan perlahan mengintip dari balik tembok.

'Deg!'

'Eh? Dimana mereka? Kenapa tidak ada?' batin Perth, ia langsung keluar dari persembunyiannya dan berlari dengan menengok ke kanan dan kiri.

'Kemana mereka pergi?' ucapnya dalam hati, ia tidak boleh kehilangan mereka.

'Akhirnya ketemu!'

"Hei!! Plan Rathavit!!" teriak Perth dari belakang mereka dengan lantang, membuat Plan dan si pria menoleh bersamaan kearah Perth. Namun bukannya mereka berhenti justru dua orang itu malah berlari, membuat Perth langsung mengejarnya. Mereka berlari kearah taman.

'Hap!'

"Apa yang akan kau lakukan, HAH??!" bentak Perth pada si pria, ia memegang kerah jas belakang si pria.

"Apa?!" ucap si pria melepaskan cekalan Perth dan berbalik memandang Perth dengan marah, kini wajah pria itu telah berwarna normal kembali begitu juga dengan Plan.

"Dasar brengsek!" bentak Perth dengan wajah emosi

"Hei bocah!! Siapa yang kau bilang brengsek?!" sahut si pria balas menatap Perth tajam, ia tidak terima dikatai oleh bocah didepannya ini.

"Hei Perth... apa yang sedang kau pikirkan ha?" ucap Plan mencoba menengahi.

"Dia adalah teman ayahku!" lanjut Plan menatap Perth kesal.

"A-apa?! Kau melakukannya dengan teman ayahmu??" Tanya Perth kini terkejut dan bingung, ia tambah emosi mendengar fakta ini, Perth sudah berfikir yang iya-iya, Perth langsung menarik Plan ke belakang tubuhnya dan menatap tajam Pria paruh baya di depannya.

"Apa maksudmu?? Melakukannya??" Tanya si pria yang juga bingung dengan ucapan Perth. "Apa kau bercanda??! Kalian sedang bercanda?? Bicaralah yang benar. Dasar kau bocah nakal!! " lanjut si pria kesal dan mendorong tubuh Perth.

"Apa yang sedang kalian rencanakan?? HAH?!!" bentak Perth didepan wajah si pria, ia merasa  tidak terima dan langsung mencengkram kerah jas si Pria tanpa rasa takut.

"Lepaskan.. bocah!. Aku akan memanggil polisi!." Ucap si Pria, ia mencoba menghempaskan cengkraman Perth.

"Ya... Panggil saja! Cepat! Brengsek!" tantang Perth tanpa takut, Plan hanya terdiam di belakang Perth melihat semua itu, ia menghela nafas pasrah.

AFTERMATH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang