04

286 48 17
                                    

Perth merebahkan dirinya ditempat tidur, ia menghela nafas lelah menatap ponselnya, hari ini memang terasa melelahkan baginya. Belum juga begitu memahami tentang keanehan yang terjadi padanya yang tiba-tiba bisa melihat tanda kematian dengan ciri kulit putih pucat dan iris mata berwarna merah pekat, sudah dikejutkan dengan tanda lainnya yaitu wajah putih pucat dan iris mata berwarna biru pekat apalagi itu artinya? Ditambah seharusnya hari ini ia sukses pergi kencan dengan Saint, sang pujaan hati yang lama diincar nya dan Saint sudah mau pergi bersama tapi karena semua itu ia justru menghacurkan kencannya sendiri. Huft...

"Arrrgghh!!" Perth kembali mengacak rambutnya kesal.

"Aku benar-benar bingung... serius..." gumam Perth, ia sungguh pusing memikirkan semua hal ini, sama sekali tidak mengerti.

Perth ingat seseorang yang bernama God kemarin memberinya kartu nama.

'God Itthipat Thanit' Perth menatap kartu nama itu, 'Apakah aku harus menemuinya? Mungkin hanya dia yang bisa menjawab pertanyaanku?'

.

.

.

Menghela nafas lagi...

"Haaahh..." bahkan sampai pagi ini semua masih berputar diotak kecilnya, rasanya membuat frustasi saja.

Mean merangkul pundak Perth, mereka berangkat sekolah bersama namun ia heran temannya ini pagi-pagi sudah menghela nafas panjang seperti itu... apa sudah bosan hidup?

"Hei.. apa yang terjadi denganmu?" Tanya Mean yang menatap sudut bibir Perth, ia memegang dagu Perth untuk memastikannya.

"Apa seseorang telah memukulmu?" Tanya Mean lagi

Perth memalingkan wajahnya, malas menjawab pertanyaan Mean.

"Siapa yang sudah memukulmu?? Katakan padaku!!" ucap Mean, berani-beraninya ada yang memukul wajah temannya jadi seperti ini.

"Tidak ada" sahut Perth

"Katakan padaku cepat! Siapa yang sudah memukulmu hah!?" Tanya Mean lagi, ia masih tidak percaya dan belum puas dengan jawaban Perth, Mean memegang bahu Perth untuk menatapnya.

"Saint! Saint yang melakukannya, puas kau hah!" ucap Perth kesal

"APA?? DIA YANG MEMUKULMU??" Teriak Mean, ia benar-benar terkejut. Perth langsung menutup mulut lebar Mean, mereka sudah berada di depan gerbang sekolah, malu lah jika banyak yang tau kalo Perth kena bogem dari Saint, orang yang selama ini Perth suka.

"Heh!" Perth mendengus kesal, ia melepaskan tangannya dari mulut Mean dan melangkah lagi, Mean langsung tertawa.

"Ha..ha..ha.. Benarkah??" Tanya Mean yang masih tidak menyangka dengan ucapan Perth barusan, bukankah kemarin Perth bilang ia pergi kencan dengan Saint? Tapi bagaimana ceritanya Saint sampai memukul Perth?

Mean merangkul kembali pundak Perth dan masih tidak berhenti tertawa, membuat Perth semakin jenggah saja.

"Woow... ternyata dia menakutkan juga.. aku pikir dia terlihat manis.." ucap Mean dengan tersenyum

"Mean diamlah!" desis Perth menatap Mean tajam, mencoba menahan emosinya.

"Baiklah-baiklah.. aku mengerti.." Mean mencoba menutup mulutnya kini, ia segera merangkul Perth kembali untuk berjalan. Namun tiba-tiba Mean melepaskan rangkulannya dari Perth dan berbalik arah berjalan sendiri, membuat Perth heran.

"Ada apa? Apa?" Tanya Perth, Mean berbalik arah lagi dan berjalan disamping Perth kembali, kini Mean berhenti dan tersenyum.

"HEI!! SELAMAT PAGI!!" Teriak Mean dengan suara lantang pada tiga oang siswa didepannya yang tidak jauh dari mereka. Disana ada Gun, Plan dan Earth.

AFTERMATH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang