11

351 34 12
                                    

Perth terbaring dirumah sakit dengan perban membungkus kepalanya yang terluka, Saint setia menemani disampingnya.

Saint melindungi wajah Pert dari sinar matahari pagi yang menembus jendela kaca agar Perth tidak terganggu dalam tidurnya.

Perlahan Perth membuka mata dan meraih tangan Saint diatas wajahnya dan menggenggam tangan itu, tangan Saint yang satunya membelai tangan Perth.

Saint menatap Perth yang sedang memandanginya, "Kau sadar?" ucap Saint.

Perth mengangguk dan tersenyum.

Saint tersenyum dengan air mata menetes karena rasa lega.

"Apa yang terjadi?" Tanya Perth lirih

"Upacara kelulusan... bukankah itu bagus?" ucap Saint dengan senyumannya.

"Dan semua itu berantakan setelah kau jatuh" lanjut Saint, Perth memejamkan matanya kembali namun dengan senyuman.

"Aku yakin pasti begitu" sahut Perth membuka matanya lagi, "Maafkan aku" ucapnya.

Saint memeluk Perth lembut "Terimakasih... karena kau tetap hidup"

.

.

.

Godt keluar dari rumah sakit dengan tangan kiri diperban, sepertinya ia mengalami patah tulang. Ia berhenti sejenak.

"Kau mungkin punya masalah pendengaran..tapi ini bukanlah sedikitpun mukjizat. " Godt teringat ucapan dokter dirumah sakit tadi.

Godt berjalan dengan santai, sampai seorang pria yang berjalan berlawanan arah dengannya menabrak bahu kanannya sedikit.

Godt mendesis dan menatap tajam pria yang telah menabraknya itu.

"Apa yang kau lihat hah?!" ucap pria itu balas melotot." Dasar pria gila..." lanjutnya.

"Apa?!" desis Godt dan mencengkram bahu pria tersebut.

"Kau punya masalah? Minggir" ucap pria itu karena Godt seperti terlihat bingung.

"Minggir!" Pria itu menyingkirkan tangan Godt yang mencengkram bahunya kemudian pergi berlalu begitu saja.

Godt terlihat bingung dan kesal lalu terkekeh.

"Aku tidak bisa mencium apapun atau melihat mata merah" ucap Godt yang menyadari jika kemampuan spesialnya telah hilang.

.

.

.

.

Perth berjalan ke luar rumah sakit dengan ibunya yang terus mengikuti langkahnya itu.

"Perth Tanapon! Berhenti disitu!" ucap ibu Perth.

Perth berhenti dan segera sang ibu mendekat.

"Jangan sentuh!" ucap Perth dengan memberi tanda dengan tangannya, ibunya terlihat galak saat ini.

"Aku ini seorang pasien.." ucap Perth

Ibu Perth berekspresi terkejut dengan berlebihan karena ucapan sang putra, "Ohh! Pasien?" ucapnya kesal.

Perth melanjutkan langkahnya dan masih diikuti ibunya yang kini berjalan disisinya, sang ibu langsung menjewer telinga putranya dengan kesal.

"Pasien?! Pasien katamu?!" ucap sang ibu

"WOAH! WOAH!" Perth berteriak kesakitan sehingga ibunya langsung melepaskan jewerannya, Perth segera memegangi telinganya dan berekspresi seolah jeweran tadi sangat sakit, membuat ibunya merasa bersalah .

AFTERMATH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang