Mas Abhi lagi liburan, nih. Selamat membaca....
Cek typo ya, teman-teman.
🍂
"Halo, cantik," sapa Abhi ketika beberapa gadis lewat di depannya.
"Halo juga, Om." Gadis-gadis itu menjawab serempak sambil tertawa cekikikan.
Mendengar jawaban tersebut, membuat empat orang pria yang duduk satu meja dengan Abhi seketika tertawa terpingkal-pingkal. "Om," ejek salah satu teman Abhi.
"Sialan," Abhi melempari teman yang mengejeknya tadi dengan tisu yang ada di depannya. "Biar gue 'Om Om' yang penting ganteng."
"Percuma ganteng tapi jomblo abadi," ejek teman yang lain.
"Emang ada yang salah dengan jomblo?"
"Salah, kalau ngejomblo tapi tiap hari gonta ganti pasangan kencan." Bukan salah satu teman pria Abhi yang menjawab, tapi seorang wanita dengan perut yang terlihat agak buncit yang berdiri tak jauh dari tempat ia duduk, sambil berkacak pinggang dan memandang Abhi sinis.
"Mana ada gitu," kilah Abhi.
"Semua juga tahu kali, kalau loe tu playboy, suka mainin cewek."
"Enak aja, gue enggak mainin cewek ya," tukas Abhi cuek.
"Buktinya, temen gue patah hati gara-gara loe putusin."
"Putus dari mana, Bu? Orang nyambung aja kagak."
"Loe ngeselin," dengus wanita tadi.
"Nggak usah ngegas, nanti anak loe keluar," ucap Abhi yang mendapat geplakan cukup keras di bahunya.
"Kalau ngomong suka sembarangan, deh. Yang loe katain itu anak gue."
Sedangkan Abhi hanya nyengir tanpa dosa, sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Yang, Abhi jahat." Sinta mengadu pada suaminya---Rian.
"Iya, udah aku kasih pelajaran dia kok, Yang. Biar nanti aku cabein dia kalau masih rese. Udah dong, jangan cemberut gitu, nanti cantiknya ilang," ucap Rian sambil mengelus pipi gembil Sinta.
"Huekkk." Abhi memasang ekspresi seakan mual melihat temannya yang sok mesra. "Bucin," cibir Abhi.
"Loe belum tau aja gimana rasanya nikah. Seneng, Bhi. Ada yang disayang. Dan yang jelas ha-lal. Ya nggak, Bro," ucap Rian pada dua orang teman lainnya yang juga sudah menikah, yang dijawab anggukan oleh mereka.
"Nikah lah, Bhi."
"Males," jawab Abhi cuek.
"Elehhh. Belum nemu pawangnya aja dia. Coba nanti udah nemu yang pas, terus dia bumal. Bisa nemplok terus dia," cibir Bagus, salah satu teman Abhi yang juga sudah menikah dan memiliki seorang anak.
"Bumal?" tanya yang lain bingung.
"Bucin maksimal."
Sontak jawaban Rian menuai tawa dari mereka semua.
"Kayak loe, ditinggal Sinta nyalon aja kelabakan, dikira hilang," cibir Ardi yang kini tengah melambaikan tangan pada---Widi---putra balitanya yang sedang asik bermain pasir di pantai dengan teman-temannya ditemani Wina---istrinya.
"Biarin," jawab Rian, "kayak loe nggak aja."
Perdebatan mereka masih berlanjut. Senyum tersungging di bibir Abhi. Beginilah mereka jika sedang berkumpul bersama, berdebat dan saling ejek. Tapi, semua itu hanya candaan belaka. Karena sebenarnya mereka saling sayang. Dalam hati Abhi bersyukur dan ikut bahagia untuk ketiga temannya---Rian, Ardi dan Bagus---yang sudah bahagia dengan pernikahan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Jodoh - End (Sudah Terbit - Repost )
RomanceCover by Henzsadewa 🍂 Pengkhianatan oleh kekasih dan sahabatnya membuat Abhi tak percaya lagi akan adanya cinta. Hatinya seakan mati membuat ia enggan membuka hati dan merajut kasih dengan wanita mana pun. Apakah Abhi akan tetap bertahan dengan pri...