7. Ketua OSIS

177 166 93
                                    

Masih Flashback ya:)

Selasa, 11 Oktober 2016
13.09

Pelajaran matematika sedang berlangsung, Fatimah memerhatikan apa yang sedang dijelaskan oleh Bu guru. Dana sudah menguap beberapa kali, matanya sudah mulai meredup.

"Stt.. Dan, Dana, bangun woy!" Raka menggoyangkan badan Dana sekuat tenaga namun dengan nada pelan agar
guru tidak tahu, "Guru udah mau selesai tuh ngejelasinnya."

"Eumm... ngantuk tau, rese lo." Dana mengangkat kepalanya lalu menghadap ke depan. Tangannya fokus mengucek mata, sungguh sulit untuk dibuka. Rasanya ingin tidur dengan tenang, kemudian memeluk guling. Namun itu hanyalah angan semata.

"Oke, anak-anak. Ibu sudah menulis tugas untuk kalian di papan tulis. Cara mengerjakannya sesuai dengan apa yang Ibu jelaskan ya! Nanti kumpulkan ke ketua kelas, kemudian simpan diatas meja ibu. Mengerti?" Tanya Bu Eka diakhir kalimat.

"Ngerti, Bu." Hampir seluruh murid di kelas itu menjawab bersamaan. Setelahnya Bu Eka pergi begitu saja.

Kelas yang tadinya sunyi sekarang menjadi-jadi. Ada yang berisik. Ada juga yang tak mau diusik.

Fatimah yang tak ingin diusik oleh siapapun, ia sedang sibuk mengerjakan tugas Matematika nya. Pelajaran itu merupakan pelajaran yang paling ia suka. Dulu ketika SD, ia selalu menjadi yang pertama dalam mengumpulkan tugas. Walaupun hanya Matematika.

Dana yang jelas-jelas tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh Bu Eka. Memilih untuk mengganggu Fatimah. Rasanya bikin bahagia. Dia yang tadinya mengantuk menjadi bersemangat. Sebenarnya ia mampu mengerjakannya, tapi terasa ada yang kurang bila tak mengusik Fatimah.

"Fat," ucapnya berdiri disamping Fatimah.

"Hmm." Hanya tinggal sedikit lagi yang belum ia isi, namun mengapa harus ada Dana disampingnya?

"Boleh--"

"Enggk."

"Et, Belum juga selesai ngomong gue."

"Ck, ngapain sih?" Tanya Fatimah dengan nada malas menanggapi Dana.

"Gue mau minjem buku dong!"

"Gk! gue lagi ngerjain. Sedikit lagi nih."

"Ya udah gue tungguin ya."

"Gk, gk boleh!"

Setelah nunggu beberapa saat dan ketika suasana aman. Dengan mudahnya laki-laki itu mengambil buku Fatimah dan berlari.

"Dana!!!"

Fatimah berlari untuk mengejar Dana.

"Dana, plis deh! Elo kok ngeselin banget sih."

"Emmang!" Dana mengucapkan kata itu dengan penekanan di huruf M.

"Gue capek, Dan!" Ujar Fatimah.

"Bodo, pokonya gue harus salin jawaban lo ini."

"Rese banget sih, lo!"

Jarak Tak Menentu [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang