"Dan janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina adalah perbuatan yang keji. Dan jalan yang buruk."
(Al Isra' ayat 32)_
_
_
_
_🌺🌺🌺
"Assalamualaikum, Kak."
"Wa'alaikumussalam warahmatullah," jawab beberapa orang yang berada di pelataran masjid sekolah.
"Ada apa nih? Ga biasanya kamu mau kesini. Biasanya susah banget buat diajak kajian dan Alhamdulillah sekarang jalan sendiri kesini. Kirain gak niat masuk rohisnya," ucap Fauzan dengan nada bercandanya, ia merupakan kakak kelas Dana.
"Suuutt, gak boleh gitu. Rangkul dia agar bisa istiqomah di Rohis. Bukan malah bilang gak niat. Semua orang punya niat, yang berat itu mengerjakannya. Jadi, kita harus sabar ya," ucap Arfan merasa tak enak pada Dana, "Sini!! kamu, mau kajian kan?"
Arfan Khairul Anwar, ketua Rohis yang merupakan kakak kelas Dana. Ia juga termasuk murid yang pandai, maka dari itu ia berada di kelas IPA 1. Penampilan dan tatakrama nya benar-benar mendekati sempurna.
"Eumm se-sebenarnya saya mau nanya sesuatu Kak." Dana berbicara dengan gugup.
"Boleh, tapi kita kajian dulu ya?"
"Oke deh," jawab Dana.
"Ya udah, hayoo atuh."
"Biasanya kajian selesai jam berapa?" Tanya Dana. Ini pertama kalinya dia ikut kajian Rohis.
"Jam setengah dua mulai dan jam 3 selesai."
"Berarti selesainya, sebelum asar ya?"
"Iya, kita ngobrolnya setelah kajian ya, sambil nungguin azan. Ok?"
"Ok, Kak."
🍂🍂🍂
Setelah selesai, mereka pun mengobrol di depan pelataran masjid.
"Sekarang kamu udah boleh nanya." Arfan duduk di samping kiri Dana yang sedang merapikan sepatunya, "Mau nanya apa?" Lanjutnya bertanya.
"Aku mau nanya tentang zina, Kak," jawabnya.
"Ouuh, yang pembahasan minggu lalu itu. Kenapa kamu nggak dateng?"
"Biasa Kak, ada halangan yang membuat aku nggak bisa datang."
"Sepertinya kamu sering izin bahkan kadang bolos, sebenarnya ada apa? coba cerita. Setelah itu kamu boleh nanya-nanya tentang zina. Kelihatannya kamu banyak masalah," ucap Arfan. Tangannya bergerak menepuk-nepuk pundak Dana.
"Sebenarnya Ayah saya lagi sakit kak dan saya harus bantu dia mengurus ikan-ikan di kolam dan menjualnya.
Jadi saya menyempatkan waktu untuk bisa membantu ayah, gitu." Penjelasan Dana membuat Arfan terharu."Oh gitu, Ayah kamu nggak berobat ke rumah sakit? kok bisa lama sakitnya. Emangnya sakit apa?" Tanyanya.
"Ayah saya sakit karena kecelakaan beberapa minggu lalu, yang menyebabkan ia tidak boleh terlalu banyak gerak. Karena kakinya sedikit patah dan harus pemulihan selama beberapa bulan. Alhamdulillah, dokter menyarankan Ayah saya untuk istirahat sementara waktu."
"Kalau gitu kamu boleh tetap ikut kajian tapi cuma sebentar cuma saat materi aja nanti setelahnya kamu boleh pulang, nggak papa kok kalau emang kamu nggak sempet untuk kumpul-kumpul dulu. Ayah kamu itu lebih penting. Semoga Ayah kamu cepat sembuh ya, semangat terus!" Ditutup dengan kalimat penyemangat. "Oke, back on topic. Tadi kamu nanya tentang zina, sebenarnya seminggu yang lalu kita membahas tentang zina dan merupakan topik yang sangat bagus untuk kalangan remaja seperti kita ini. Sebab, masih banyak remaja yang tidak tahu bahwa pacaran itu gerbangnya maksiat," lanjutnya.
"Tapi apakah kalau kita berdekatan dengan lawan jenis itu termasuk zina? padahal sama sekali tidak bersentuhan, kita hanya ngobrol biasa dan itu juga bukan hanya berdua ada teman lain yang ngobrol. Ya walaupun, tetap saja ngomongnya berdua. Apakah itu termasuk zina?" Tanya Dana penasaran.
"Bukankah disaat kamu mengobrol dengan dia, kamu ada keinginan untuk menatap matanya dan juga kamu dengan nyamannya mendengar suara dia, itu termasuk zina. Karena disaat kamu sendirian, kamu akan teringat bayang-bayang dia dan mata kamu yang melihatnya termasuk zina mata serta suaranya yang selalu terngiang-ngiang dalam pikiran kamu itu menjadi zina pikiran serta zina hati karena kamu akan ada perasaan nyaman saat bersama dia."
"Iya juga ya, selain zina mata, zina hati, zina pikiran apakah ada zina lain?" Lagi-lagi Dana semakin penasaran.
"Oke, di sini Kakak bakalan jelasin, (Hadits Riwayat Bukhari no. 6243 muslim no.2657. lafadz hadits di atas milik muslim),
"Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri anak keturunan Adam bagiannya dari zina. Dia mengetahui yang demikian tanpa dipungkiri.
"Mata bisa berzina, dan zinanya adalah pandangan (yang diharamkan).
"Zina kedua telinga adalah mendengar (yang diharamkan).
"Lidah (lisan) bisa berzina, dan zinanya adalah perkataan (yang diharamkan).
"Tangan bisa berzina, dan zinanya adalah memegang sesuatu (yang diharamkan).
"Kaki bisa berzina, dan zinanya adalah ayunan langkah ke (tempat yang diharamkan).
"Hati itu bisa ke berkeinginan dan berangan-angan. Sedangkan kemaluan membenarkan yang demikian itu atau mendustakannya." Arfan menghela nafas sejenak, sebelum ia mengatakan hal lain, "Sekarang udah jelas kan? kalau zina itu ada beberapa macam bukan hanya tentang berhubungan suami istri dengan yang belum halal."
"Alhamdulilah, jelas kak. Makasih ya udah menjelaskan dengan lengkap dan membuat saya paham. Tapi ada satu hal yang membuat saya masih ragu dan penasaran."
"Apa itu?"
"Apakah boleh jika kita bersahabat dengan lawan jenis?"
"Hmm, berarti, penjelasan dari kakak belum jelas."
"Maksudnya?" Tanya Dana gak ngudeng.
"Tadi kan kamu bilang jelas. Terus kenapa nanya itu?"
"Aku sedang diposisi itu dan bingung harus bagaimana. Dia meminta ku untuk menjauh. Padahal persahabatan kita engga pernah ada masalah sama sekali." Dana menjelaskan.
"Tapi salah satu diantara kalian pasti ada rasa suka kan?"
Dana bergumam, "eumm mungkin iya tapi, engga deh kayanya," ucap Dana merasa kurang yakin.
"Kelihatannya saja kamu gak yakin, gimana mau halalin anak orang nanti," canda Arfan diakhir kalimat.
"Halalin? Emang anak orang itu Haram ya?" Tanya Dana.
"Ya, gak gitu juga, Dan."
"Hehe, canda, Kak. Jadi gimana Kak? Ada saran gak? Aku harus gimana nih."
"Dia suruh kamu menjauh kan?"
"Iya."
"Ya udah, menjauh."
"Lah?! Kok?" Dana tercengang, terkejut, terjungkal, terbalik, dan ter- ter- pokoknya. Tapi engga deng..
🍂🍂🍂
*
*
*
*
*Ada yang tau, kenapa persahabatan antara cwk dengan cwk itu kadang gak bertahan lama?
Apa karena perselisihan?
Yuk coba jelaskan dikomen
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak Tak Menentu [Hiatus]
AcakJarak tak menentu diantara mereka. Masa lalu yang menjadi masalah di masa kini, membuat jarak seakan menjadi teman untuk mereka. Tak pernah terpikirkan untuk bertemu kembali tapi nyatanya jarak seolah mengalah. Namun terkadang jarak egois, mereka ya...