Masih Flashback ya:)
Fatimah POV
"Tuhkan bener ketemu sama dia.
Dia selalu menganggap gue gak ada. Sedih deh. Gue berusaha pura-pura tidak merasakan apapun. Sudah bertahun-tahun mengaguminya. Namun ini lah resiko mengagumi dalam diam. Harus sadar diri, kalau dia tak menyadari, keberadaanku ini.""Fat, kenapa bengong disitu. ayo duduk!" Ajak Anida.
Seketika aku sadar. Ini tuh di kantin, kenapa harus ngebatin? Hmm..
"Eh iya-iya."
Aku duduk di samping Anida dan berhadapan dengan teman Anida yang tadi mengajakku ke kantin untuk berkenalan.
"Dit, Fat, gue pesan makanan dulu ya. Kalian mau pesan apa?" Aku menoleh saat Anida bangun dari duduknya.
"Baso sama es teh aja," jawabku.
"Samain aja deh," ujar orang yang dihadapanku.
"Ya udah, kalian kenalan aja dulu ya. Biar gue yang pesenin."
"Oke sipp, makasih ya. Bayarnya nanti kan?" Anida hanya mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaanku. Setelahnya, ia pergi untuk memesan makanan.
"Oh, iya kenalin. Nama gue Dita." Dita menjulurkan tangannya. Aku membalas dengan genggaman tangan yang sama eratnya dengan dia.
"Nama gue Fatimah, dulu kelas VII-4. Kalau lo dulu kelas berapa?"
"Gue sekelas sama Anida."
"Oh, pantas kalian dekat."
"Iya, hehe."
"Gak usah kaku gitu ngomongnya. Biasa aja. Tenang. Santai. Rileks. Mari berteman baik dengan gue. Oke." Dia hanya mengangguk-ngangguk sebagai jawaban dari ucapanku.
"Anida itu sikapnya gimana sih kalau di kelas?"
"Dia baik, ramah, kadang suka diem mulu sih kalau ada masalah. Anida itu pinter dan dia juga mengajar ngaji di sekitar rumahnya," ujarnya dengan semangat saat menceritakan tentang Anida.
MaaSyaa Allah, senangnya aku punya teman yang baik.
"Heh, lagi ngomongin siapa hayo?" Tanya Anida tiba-tiba datang membuat kita berdua sedikit terkejut.
"Kepo." Dita menjawab dengan santai.
"Ya udahlah, terserah kalian. Kita tunggu pesanannya datang ya."
Setelah menunggu beberapa menit saja pesanan kami sudah datang. Kemudian kami menghabiskan makanan dengan diselingi sedikit obrolan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
4 Agustus 2016
19.48Angin berhembus pelan, aku sungguh menikmatinya dengan perasaan yang tak dapat dijelaskan. Menatap langit yang hanya berwana hitam mendung. Sang rembulan dan Bintang seakan malu untuk sekadar menampakan diri.
Ponselku sudah bergetar beberapa kali, entah pertanda ada yang mengirim pesan atau notifikasi dari facebook. Aku melihat layar ponselku. Ternyata seseorang mengirim pesan lewat facebook. Aku membukanya.
P
P
Ping!
Ping!!
Piiiingggg!!!Begitulah isi pesannya. Sungguh tidak jelas. Bukankah seharusnya memberikan salam?
Ya sudahlah, aku tak berniat untuk membalasnya. Lebih baik aku masuk ke dalam rumah. Lalu menuju kamar. Diluar, mulai dingin. Hufftt..
Aku sudah berada di kamar dari beberapa menit yang lalu. Namun, ponselku terus saja bergetar. Sepertinya aku harus mematikan ponselnya. Sebelum itu, aku membaca pesan dari facebook, lagi-lagi dari orang yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak Tak Menentu [Hiatus]
De TodoJarak tak menentu diantara mereka. Masa lalu yang menjadi masalah di masa kini, membuat jarak seakan menjadi teman untuk mereka. Tak pernah terpikirkan untuk bertemu kembali tapi nyatanya jarak seolah mengalah. Namun terkadang jarak egois, mereka ya...