Chapter 9

1.1K 141 28
                                    

.

.

.

.

.

"Dokter, bagaimana kondisi Xiao Zhan? " tanya Yibo dengan raut wajah panik sekaligus khawatir.

"Tuan Xiao Zhan...."

_______________________

"Bagaimana dok?" tanya Yibo semakin penasaran dan khawatir.

"Insiden ini membuat Tuan Xiao mengalami trauma kecil, sepertinya ia pernah mengalami kecelakaan mengakibatkan beberapa ingatan memori hilang." jelas dokter itu kepada Yibo.

Yibo terdiam sejenak mendengar penjelasan singkat dari dokter itu, walau Yibo seorang dokter forensik tapi tidak menutup kemungkinan Yibo tau tentang hal seperti ini. Yibo pernah mempelajari beberapa ilmu psikologi saat berkuliah di jurusan kedokteran, jadi Yibo tau beberapa hal tentang ini. Yibo merasa suaranya tercekat di tenggorokkan, lalu berusaha membuka suara lagi untuk bertanya lebih lanjut tentang kondisi Xiao Zhan.

"Lalu, bagaimana dengab kondisinya dok? Apakah baik-baik saja selain trauma yang dokter maksud?" tanya Yibo dengan nada yang agak bergetar.

"Ditambah dengan luka cambukan, serta luka tembak di lengannya yang masih baru itu terkena cambukkan juga. Jadi memerlukan perawatan lebih," jelas dokter itu lebih lanjut.

"Lakukan apa saja dok agar Xiao Zhan sembuh," ucap Yibo dengan penuh harapan.

"Tentu tuan, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menyembuhkan Tuan Xiao. Saya sarankan juga cobalah bawa Tuan Xiao ke psikolog untuk tes lebih lanjut tentang mentalnya." jelas dokter itu.

"Baiklah dok, akan saya ingat itu. Bolehkah saya melihat Xiao Zhan?" tanya Yibo.

"Tentu tuan, Tuan Xiao sudah dipindahkan ke kamar inap jadi tuan bisa melihatnya. Kalau begitu saya permisi," ucap dokter itu lalu berjalan pergi.

Yibo langsung melangkahkan kaki nya masuk ke dalam kamar inap yang ditempati Xiao Zhan. Hati Yibo terasa sakit kala melihat kondisi Xiao Zhan yang terdapat banyak luka, banyak perban yang melilit dari tangan hingga kaki nya. Selang infus di punggung tangan kiri Xiao Zhan, mata Xiao Zhan terpejam dengan bibir yang masih terlihat pucat.  Yibo mendekati Xiao Zhan dengan langkah sepelan mungkin agar Xiao Zhan tidak terbangun, padahal Xiao Zhan tidak akan terbangun walaupun Yibo bersuara karena masih dibawah pengaruh obat bius yang diberikan oleh dokter tadi. Yibo menarik sebuah kursi yang ada di dekatnya, lalu duduk di samping kasur Xiao Zhan.

"Zhan ge, maafkan aku yang terlambat menyelamatkanmu." ucap Yibo kemudian mengenggam tangan Xiao Zhan yang tidak di infus.

"Zhan ge, apa Zhan ge marah padaku? Aku sungguh khawatir dengan Zhan ge, Zhan ge harus baik-baik saja. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika sampai Zhan ge terluka dan sakit lebih dari ini, aku selalu menunggu Zhan ge untuk bangun." ucap Yibo memandang sendu ke arah Xiao Zhan yang masih setia dengan mata terpejamnya.

Yibo masih menatap wajah Xiao Zhan, kemudian mengangkat tangannya untuk mengelus lembut pipi Xiao Zhan. Setelahnya Yibo menatap kearah jam dinding yang tergantung di sudut ruangan, Yibo kembali menatap Xiao Zhan. Masih dengan mengenggam tangan Xiao Zhan dan Yibo tertidur bertumpu pada tepi kasur Xiao Zhan.










Keesokkan hari nya Yibo terbangun, menatap sejenak Xiao Zhan yang masih setia dengan mata terpejam. Yibo meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal karena tidur dalam posisi duduk, Yibo berdiri kemudian berjalan keluar kamar inap untuk membeli sarapan di kantin rumah sakit.

Sweet Serial Killer ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang