Biasanya setiap hari senin sampai jum'at di pagi hari yang cerah, selalu saja di hiasi kesibukan masing-masing. Aku sekolah dia kerja, dan Ayah bersiap mengantarnya, sedangkan aku mengendarai motor sendiri dengan resiko terbesar yaitu kecelakaan. Rasanya baru kemarin deg-degan bawa motor ke jalan raya, sekarang berasa biasa saja, sama seperti mereka, rasanya baru kemarin rumah kembali hangat dan sekarang dingin penuh wajah sandiwara.
Sekarang pagiku mulai mendung, dengan harap-harap mentari menyinari hari yang ku jalani.
Mengabari mamah, adalah jalan terakhir untuk aku merasa bahwa masih ada yang mau memahamiku. Tidak bukan begitu maksudnya, sahabat, kakak, kekasih dan yang lainnya memang selalu mengerti akan keadaanku. Tapi, rasanya mamah lah jalan pulangku.
Bagaimana bila semua berakhir dengan kata perpisahan? Semuanya sudah terlanjur rumit, semuanya sudah tak karuan, jika berpisah apa yakin itu jalannya?
Kurasa akan ada banyak hati yang terluka, akan banyak cinta yang terkhianati, tolong jangan jadikan ini yang kedua! Aku muak dengan semuanya.
Kenapa tidak dari dulu saja, jika memang tidak ada sebuah cinta. Mengapa harus sekarang setelah semuanya menjadi bukti nyata. Setelah aku Ikhlas menerima mereka dengan lapang dada!
Kenapa?
,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
CelotehHarian.
PoetryCelotehHarian, ini adalah jalan cerita yang menurutku pelajaran dalam perjalanan hidup, terlahir dari lubuk hati dan takdir semesta atas pijakan di bumi, gambaran dari setiap waktu yang dilalui dalam hidupku bersama dengan deru nafas dan jejak khaya...