duh

39 13 15
                                    

Naka mengaduh sakit ketika Biru melempari punggungnya menggunakan sendal "Yang bener aja lo bego!" sungut Naka kala menengok kearah si pelaku dibelakangnya yang kini memasang ekspresi sama kesalnya.

"Dih, ini bantuin angkatin bego! Maen jalan aje lu" balas Biru tak kalah sengit.

Pasalnya kembarannya ini tidak akan punya kesadaran sendiri untuk membantu bila tidak dilempari sendal. padahal kan, barang dia juga turut serta masuk kedalam koper-koper ini.

"Kita berapa lama sih nginep disini nyet? Padahal cuma seminggu tapi banyak amat barang bawaan" Keluh Naka. Kini cowok itu dipenuhi dengan tas besar di lengan kanannya, tas selempang beserta koper yang ditariknya di lengan kiri, dan kamera dilehernya.

"Bacot ngeluh mulu" balas Biru singkat

Naka mendelikkan matanya "jutek banget si tai"

"Itu Ma, sikembar tuhh lagi angkut-angkut barang! udah gede kan merekaa" suara Cintya si sulung kepada neneknya menjadi suara pertama yang terdengar kala Naka tiba di ruang tamu.

Sudah dua tahun lamanya keluarga Naka tidak berkunjung kesini, namun suasana rumah Mama-ia memanggil neneknya dengan sebutan Mama-tak berubah sedikitpun, selalu sejuk dan nyaman.

Naka menurunkan barang bawaannya di tepi sofa. Ia maju menyalimi kerabat dekatnya yang telah berkumpul di ruang tamu kediaman Mama hari ini. Sesekali bertanya kabar, dan bercanda membuat gelak tawa terdengar kepenjuru ruangan.

Cowok itu menghampiri Mama di sofa ruang tamu, menyaliminya, lalu duduk tepat disebelah Cintya. "Aduh cucu Mama si bontot udah gede ya, kelas 12 atuh ya sekarang?" Tanya Mama dengan logat khas sunda yang terselip disetiap katanya

Naka meringis. Bisa-bisanya Mama masih menganggapnya cucu bontot, padahal kan jarak kelahiran dia dan Biru hanya terpaut beberapa menit "iya ma, mau siap-siap masuk univ" balasnya

"Terus udah punya pacar belum Naka?" Saut Bi Rina, adik dari Ayahnya. Naka melotot. Inilah yang ia hindari ketika acara keluarga. Ditanyain pacar. Nilai kimia aja masih remedial, mana ada waktu buat pacar-pacaran.

Cintya tertawa lantang, "kan nggak ada yang mau sama Naka bi, mandi aja males" celetuknya, dibalas dengan lirikan sinis dari Naka

"Dih, liat aja lu kak, pulang dari Bandung gue dapet cewek." Sungut Naka. Padahal ia tak benar-benar berniat mencari pacar, hanya gurauannya semata.

Padahal guys, omongan itu doa loh hihi

●●●

Citra merobek bungkus sheetmask di tangannya, "hari pertama di Bandung nih, mau kemana kita?" Kata gadis itu sambil meratakan masker diwajah

Sian yang tengah fokus menatap ponselnya dengan posisi tengkurap di kasur mendongak "Niat gue sampe sini tuh langsung explore, tapi kalo udah tiduran di hotel gini malah jadi males"

Benar. Niat sama yang realita sebenernya memang suka tak singkron.

Ya bagaimana ya? Begitu pertama melihat penampakan kamar hotel yang akan mereka tempati selama tiga hari kedepan, Sian rasanya begitu tertarik untuk tidur diam dikamar. Malas keluar.

"Yaudah ntar maleman aja sekalian dinner" saut Githa sama mager nya

Sian mengubah posisi tidurnya menjadi miring kanan menatap Citra yang tengah asyik merapikan sheetmasknya didepan cermin "Kalian gada tempat yang mau didatengin gitu?"

"Gue mau ke The Great Asia Afrika sih, katanya okonomiyaki disana enak"

Sian merotasikan matanya, "Dih, makanan mulu otak lu Git"

Dari BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang