3. Next Week

4K 545 63
                                    

Samar-samar cahaya mentari pagi menembus sebuah kamar yang ada di dalam rumah megah ini. Perlahan tangan berurat milik pria bernama Mew itu membuka pintu menuju balkon perlahan, tangan kanannya sibuk memegang secangkir kopi panas yang Ia buat tadi.

Ia memandang pemandangan dari balkonnya yang dipenuhi hamparan pohon pinus yang diselimuti embun pagi. Walau matahari sudah terlihat, suhu disini masih dibawah normal karena letak posisinya di dalam hutan private milik keluarga Jongcheveevat.

Tentu ada alasan khusus kenapa Mereka memilih tinggal di hutan. Keturunan Jongcheveevat tidak tahan dengan hawa panas, Mereka akan merasa risih dan mudah lelah bila lama-lama tinggal di tepat hangat.

Namun tidak dengan Mew, sejujurnya Pria berusia 32 tahun itu tidak membutuhkan pengaturan suhu seperti anggota keluarganya yang lain. Terkadang Mew membayangkan dirinya pindah ke tempat yang lebih hangat, seperti sebuah rumah kayu dengan suasana cozy yang dipenuhi pemandangan bunga matahari dimana Dia tidak akan merasakan dinginnya hutan pinus ini lagi.

Satu-satunya hal yang menghalangi Mew pindah dari sini adalah Ayahnya sendiri. Ayah Mew sangat overprotective terhadapnya, Tuan Jongcheveevat berpendapat anaknya akan lebih aman bila tinggal dengannya dibanding melepaskan Mew berkeliaran kesana-kemari.

Jika dipikir-pikir usia Mew bukanlah usia dimana Ia masih pantas untuk tinggal dengan keluarganya. Alpha itu sudah dewasa, bahkan teman-teman seumurnya banyak yang sudah memiliki keturunan.

Tidak usah jauh-jauh, Tay Tawan adalah contoh paling dekat. Ya, walaupun belum menikah dengan mate-nya, Tay sudah merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang Ayah.

Sedangkan Mew?

Mew adalah orang yang sangat hati-hati dalam berhubungan. Sangat sulit baginya untuk jatuh hati dan menemukan pasangan yang cocok. Mew bukanlah CEO hidung belang yang sering berganti-ganti pasangan semudah mengganti pakaian. Ketika rut pun Mew jarang melakukan sex, ditambah Ia hanya memilih Male Beta sebagai partnernya.

Dan sekarang, Mew sudah menemukan mate-nya. Seorang Dominant Omega yang suci. Bila Mew tidak punya hati saat itu mungkin Gulf sudah kehilangan kesuciannya.

Selama seminggu ini pikiran Mew terus dipenuhi dengan bayang-bayang pinggang ramping milik Gulf, Mew merasa nyaman saat memeluknya seakan-akan lengan Mew diciptakan untuk pinggang Omega-nya.

Mew menelan ludahnya sendiri saat membayangkan wajah Gulf saat heat, Si Tuan memejamkan matanya untuk menenangkan diri.

"Huft— Gulf..." Ucap Mew pelan.

•••

"Gulf." Sapa Ayah Gulf pada anaknya yang terdiam setelah membuka pintu Apartment.

"Ayah... Papa..." guman Gulf.

"Maaf Kami baru datang hari ini." Papa Gulf memeluk Gulf erat dan membawa Gulf kedalam.

Gulf duduk di sofa, kedua orangtuanya pun ikut menduduki sofa di seberangnya.

"Bagaimana kondisimu, Gulf?" Tanya Ayahnya.

Gulf menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Err... Aku rasa sekarang lebih baik. Sebelumnya Aku merasa badanku remuk..."

Papa Gulf memandang anak kesayangannya dengan tatapan khawatir.

𝐅𝐚𝐥𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐝𝐨𝐰𝐧 ; 𝐌𝐞𝐰𝐆𝐮𝐥𝐟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang