5. Stay still

3.4K 522 71
                                    

Di pagi buta, Mew dan Tay mengangkat kotak-kotak kardus yang berisikan barang milik Mew. Akhirnya yang selama 10 tahun ia nantikan datang, berpisah dengan rumah ini juga dengan Ayahnya.

Tuan Jongcheveevat hanya menyilangkan lengannya di dada dan memperhatikan Mew. Memang dalam hatinya sulit untuk melepaskan Mew, tapi melihat kepatuhan Mew selama 10 tahun hidup bersama Jongcheveevat membuatnya mengizinkan Mew untuk tinggal jauh darinya.

Mew sedari tadi terus masuk dan keluar rumah untuk mengambil dan menyimpan kardus-kardus kedalam mobil angkut. Bisa saja Mew tidak membawa barang-barangnya, tetapi mengingat Ayahnya sewaktu-waktu bisa masuk ke dalam kamarnya Mew tanpa Ia ketahui, itu sangat menyebalkan bagi Tuan muda Jongcheveevat.

Brug—!!

Tanpa sengaja Mew menabrak seseorang saat tengah berbalik badan mengangkat kardus.

"Supanut?"

"Supanut?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ouh... Mew." Sapa pemuda bernama Supanut itu yang sedang mengusap-usap dadanya yang terkena kardus.

Supanut melihat kardus tersebut dengan heran. "Kenapa Kau membawa kardus? Aneh sekali seorang CEO membawa kardus."

Mew membuang nafasnya. "Mulai hari ini Aku akan pindah."

Supanut mengangkat alisnya. "Ayah mengizinkan Kau pindah?"

"Pria berusia 32 tahun mana yang ingin serumah dengan Ayahnya."

"Hmm... menarik."

Tuan Jongcheveevat mendekati suara yang familiar di telingnya. Ia mendapati kedua anaknya sedang berbincang, Ia tahu perbincangan antara Mew dan Supanut itu hanya basa-basi.

"Supanut." Sapa Tuan Jongcheveevat.

Supanut menoleh dan segera menyapa Ayahnya. "Ayah." Ia memeluk Ayahnya.

"Sejak kapan Kau pulang?" Tanya Ayahnya.

Supanut tertawa kikuk. "Sejak kemarin, Aku mampir ke acara terlebih dahulu. Maaf tidak memberi kabar, Ayah."

Tuan Jongcheveevat menepuk pundak anak bungsunya. "Dasar."

Supanut tertawa lagi kemudian memperhatikan Mew yang berdiri disana.

"Mew, butuh bantuan?"

Mew menggelengkan kepalanya. "Ini kotak terakhir. Aku akan segera berangkat."

Mew melangkahkan kakinya menuruni anak tangga halaman depan kemudian memasukan kotak yang ada di tangannya ke dalam mobilnya. Tay yang berada di kursi pengemudi memperhatikan gerak-gerik Mew yang tidak bersemangat saat masuk ke dalam mobil.

"Supanut pulang, bukan?" Tanya Tay.

Mew menoleh pada Tay. "Ia datang di waktu yang tepat, Aku tidak mau berurusan dengan anak itu."

𝐅𝐚𝐥𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐝𝐨𝐰𝐧 ; 𝐌𝐞𝐰𝐆𝐮𝐥𝐟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang