Halo semuanya, Aku selaku author minta maaf chapther kemarin banyak kesalahan penulisan. Aku telat banget sadarnya. Mulai sekarang Aku bakalan lebih teliti lagi 🙏🏻
–Viva
•••
"Mew?" suara tuan Traipipatanapong menyadarkan lamunanku.
"Ya, Tuan Traipipatanapong?" Jawabku
Pria berkacamata itu menepuk pundak Mew. "Mr. Traipipatanapong menunggumu juga, Ia ingin membahas kejadian pekan lalu antara Kau dan Gulf."
"Maksud Anda?"
Beliau mengundangku kesini untuk bertatap muka dengan Mr. Traipipatanapong? Ini sesuatu yang tidak pernah Aku harapkan. Lagi pula bukan kah Mereka sendiri sudah mengizinkan Aku saat Gulf sedang heat?
"Maaf, Mew, membawamu kedalam masalah ini. Aku tidak ingin menyalahkan siapa-siapa dalam kejadian ini. Aku hanya bisa meminta maaf padamu." Jelas Tuan Traipipatanapong sembari menatapku dengan penuh penyesalan.
Aku terdiam sejenak memikirkan bagaimana caranya menanggapi permintaan rekan kerjaku ini. Apakah dengan kehadiranku dalam keluar Traipipatanapong akan membawa dampak buruk?
"Percayalah padaku, Mew. Aku sangat mempercayaimu selama ini." Ucapnya.
Aku membuang nafasku. "Okay, Aku setuju menemui Mr. Traipipatanapong."
"Sudah seharusnya, Mew."
"Jangan lupakan janjimu padaku, Tuan Traipipatanapong."
Pria itu mengangguk padaku, lalu Aku mengikutinya masuk kedalam ruangan yang luas. Sejujurnya Aku cukup terkejut, Aku berani bertaruh semua keluarga besar Traipipatanapong ada di dalam ruangan ini mengelilingi meja-meja yang sudah tersusun dengan rapi.
Mereka menatapku dengan penasaran. Mungkin sebagian dari Mereka selama ini tidak pernah melihatku secara langsung.
Sejujurnya suasana seperti ini tidaklah membuatmu nyaman, apalagi bila pemeran utama dalam acara ini adalah Kau sendiri. Ketika Kau sendiri tidak mengetahui apa kesalahanmu sampai-sampai Kau dipanggil untuk berhadapan dengan orang yang berkuasa.
Ini tidak jauh berbeda dengan Ayahku yang pernah melakukan hal serupa. Ketika Aku melakukan setitik kesalahan, namun di matanya kesalahan itu sebesar benua, sehingga semua orang harus nengetahui keberadaan benua yang Aku ciptakan.
Dunia pun seharusnya mengetahui kesalahmu yang seluas semesta, Ayah.
Tuan Traipipatanapong mengarahkan Aku untuk berdiri di sebelah Gulf yang mukanya mulai pucat. Aku rasa Gulf belum makan hari ini?
Suara langkah sepatu terdengar dari seberang sana. Perlahan-lahan suara langkah sepatu itu menunjukkan wujudnya, Pria tua itu berjalan dengan tongkat di tangannya. Tiba-tiba semua orang menundukkan kepala.
Aku tak yakin harus melakukannya atau tidak, namun saat Pria tua itu menatapku sekilas, Aku langsung menundukkan kepalaku.
Aku yakin itu akan dihitung sebagai kesalahan.
"Ekhm..." Beliau berdehem dan semua menaikkan kembali kepalanya.
Mata tajam milik Mr. Traipipatanapong memperhatikan sisi kanan, kiri, dan juga dari sisi depan. Kemudian Ia menduduki sebuah kursi yang terlihat empuk berbalut kulit itu.
"Silahkan duduk... kecuali Gulf dan Mew Suppasit, maju ke tengah." Suruhnya.
Aku yang sedang merapikan bajuku menatap Gulf yang tengah beranjak dari tempatnya berdiri. Aku mengikutinya ke tengah ruangan dimana sekarang Aku dan Gulf benar-benar dikelilingi oleh banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐚𝐥𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐝𝐨𝐰𝐧 ; 𝐌𝐞𝐰𝐆𝐮𝐥𝐟
FanfictionDua perusahaan Alpha-Jongcheveevat dan Traipipattanapong berkolaborasi tahun ini. Ketika Gulf hendak bersalaman dengan Mew, tiba-tiba Gulf terjatuh dan sekujurnya lemas. Mew yang paham dengan kondisi Gulf pun segera membawanya keluar aula acara.