Tentang Minho dan obsesinya pada pipi gembil Han Jisung
FLUFF
.
.
.
“Sungie,” panggil Minho dengan tangan kanan yang asik mengunyeli pipi gembil Jisung. Sesekali, jari telunjuknya terarah untuk menusuk-nusuk pipi sang kekasih.
Kalau kata Minho, pipi Jisung itu lucu banget kayak bakpao.
“Putih, bulet, gemes, kenyal. Persis bakpao. Pacarku lucu banget.”
Jisung masih ingat jelas kata-kata Minho saat ditanya mengenai alasan ia menyukai pipi Jisung.
Jisung hanya menghela napas, jengah dengan kelakuan Minho yang semakin hari semakin bucin pada pipinya. Di tahap ini, Jisung bahkan merasa Minho hanya menyukai pipinya saja.
“Kak Minho, kalau digangguin terus, aku gak kelar-kelar baca bukunya,” ujar Jisung ketus pada Minho. Sebenarnya, ia sudah memarahi Minho dari tadi. Tapi, pria yang lebih tua dua tahun darinya itu mana mau dengar.
Jadilah, Jisung berakhir pasrah saja pipinya dimainkan. Entah sudah Minho apakan saja pipinya itu.
“Gemes, sayaaaang. Ututu, bayi tupai, pacar bakpaoku,” jawab Minho kemudian mendekatkan wajahnya pada pipi yang lebih muda. Kecupan-kecupan ringan Minho berikan pada pipi halus Jisung, mengundang rengekan dari pria manis itu karena kegiatannya kembali diganggu. Ya, walau sebenarnya suka sih.
Ciuman di pipi adalah salah satu kelemahan Jisung. Manis gitu, katanya. Berasa lagi disayang.
“Iya deh, iya aku gak ganggu lagi. Aum.” Minho mengakhiri ucapannya dengan menggigit kecil pipi Jisung.
“AKU UDAH BILANG PIPIKU JANGAN DIGIGIT! AKU BUKAN BAKPAAAAAO!”
Jisung mencubit lengan Minho agak keras. Biarin aja, siapa suruh gigit-gigit.
Pria berwajah mirip tupai itu berusaha untuk kembali fokus dengan bacaannya setelah dirinya menggeliat kecil, menyamankan posisi tubuh mungilnya yang sedang duduk di antara kedua kaki Minho yang terbuka. Jisung bisa merasakan pelukan tangan kiri Minho di perutnya semakin erat ketika ia mengubah posisi, seolah menahan Jisung untuk tidak pergi menjauh.
Minho kini berhenti memainkan pipi Jisung. Beralih mengecupi pucuk kepala yang lebih muda dan menghirup wangi vanilla yang menguar dari rambut tebalnya. Jisung selalu wangi dan Minho suka itu.
“Besok part-time gak, Sung?” tanya Minho sembari meletakkan pipinya di atas kepala Jisung.
“Iya, Kak. Sama besok aku bimbingan.” Minho hanya mengangguk kecil, membuat pipinya sedikit tergesek rambut Jisung.
“Pulang part-time, Kakak jemput,” ujar Minho tidak terima penolakan.
“He em.” Jisung berdeham menanggapi. Kedua manik bulat Jisung mulai mengerjap pelan, tanda rasa kantuk menyerang. Jisung pun menutup buku bacaannya kemudian bergerak memutar posisi tubuhnya ke arah kanan.
Kedua tangan Jisung berpindah untuk memeluk Minho dan ia membenamkan wajahnya di dada yang lebih tua. “Ngantuk, Kak,” gumam Jisung sembari menguseli dada Minho, membuat yang lebih tua terkekeh gemas melihat kelakuan Jisung.
Minho menarik selimut dengan kedua kakinya untuk menutupi tubuh mereka berdua. Pacarnya itu gampang kedinginan, jadi Minho selalu memberi perhatian ekstra pada pakaian hingga hal-hal lain seperti selimut untuk menjaga Jisung tetap hangat.
Dikecupnya pipi gembil Jisung satu kali sebelum Minho berujar, “Sweet dreams, Sungie.“
.
.
.
Minho ini sebenernya menggambarkan aku dan kebucinanku pada jeekies yang super-duper cium-able.
HUHU. MAAF RANDOM.
Feedback apa pun diterima!
https://curiouscat.me/jiceamericano
@jiamericanow on twitter!
KAMU SEDANG MEMBACA
MINSUNG: ONESHOOT COLLECTION
FanfictionIsinya super random, ditulis sesuai maunya author aja. Hehe. - BXB. Homophobic, this is not for you. - SKZ Lee Minho x Han Jisung. - Oneshoot including many genres but mostly fluff contents! Enjoy reading! ♡