FERRIS WHEEL (2)

2.4K 246 51
                                    

.

.

.

"Truth, ya."

Minho tampak berpikir untuk beberapa saat. Bola matanya memutar ke belakang. Kebiasaan lelaki itu setiap otaknya sedang bekerja memang tidak pernah berubah.

"Ah, ini aja."

Jisung buru-buru mengalihkan pandangan pada yang lebih tua. Bersiap mendengarkan pertanyaan Minho.

"Describe me in 3 words!" tanya Minho pada akhirnya.

"Tsundere, galak, bucin!"

Jisung menjawab tanpa berpikir terlebih dahulu, membuat Minho membelalakkan kedua mata. Ah, jangan lupakan juga kedua telinganya yang memerah karena malu. Hehe, menggemaskan.

"Mana ada?! Kakak gak bucin!"

Denial. Sudah dibilang, Minho itu tsundere tingkat akut.

"Nyenyenye! Ngaku! Aku masih inget banget ya waktu aku kecelakaan dulu, Kakak sampe bolos seminggu lebih buat nemenin aku. Gendongin ke mana-mana. Padahal lukanya biasa aja."

"Itu kan khawatir?"

"Bucin! Pokoknya bucin. Harus bangga jadi bucin Han Jisung!"

Minho hanya diam, menghela napas singkat kemudian menyugar surai kecokelatannya ke belakang. Melihat Minho yang tidak bisa lagi mengelak, Jisung tersenyum menang.

"Ok, gantian aku! Jawab jujur, apa yang Kak Minho suka dari aku?" tanya Jisung sembari berpose.

Kapsul itu dilanda hening sejenak, terlihat sekali Minho enggan menjawab pertanyaan kekasihnya. Tapi, bukan Jisung namanya kalau ia menyerah begitu saja. Ia memelototi Minho, mendesak lelaki Lee itu untuk memberikan jawaban jujur.

"Kakak suka pipi kamu, gembul kayak bakpao. Kamu tuh lucu, ceria, nyebar positive vibes di mana-mana, basically hidup Kakak jadi gak semonoton dulu."

BLUSH!

Merah sudah pipi lelaki yang lebih muda. Buru-buru ia menarik tangannya dari genggaman Minho untuk menutupi wajah. Berhasil mengundang gelak tawa dari lelaki Lee di hadapan.

"Ih Kak Minhoooo! Jangan ketawa. Malu!" Jisung menggembungkan kedua pipi bulatnya, membuat Minho gemas setengah mati. Lelaki Lee itu pun meredam tawanya dan menghapus jejak air mata yang keluar karena terlalu banyak tertawa.

"Lanjut!" sahut Jisung galak.

"Bentar Sungie, masih ada lagi."

"Apa, Kak?"

"Kakak juga suka pantat kamu. Gemes, bulet, kenyel, sempit pula."

Tas selempang kecil Jisung melayang bebas, digunakan untuk memukuli tubuh yang lebih tua. "Mesum! Mesum! Mesuuuum! Jangan deket-deket aku!"

Lagi, Minho tergelak. Tanpa mereka sadari, kapsul yang mereka tempati bergoyang ribut hingga menimbulkan suara derit. "Ji, udah! Goyang ini kapsulnya," ujar Minho berusaha menghentikan pergerakan yang lebih muda. Jisung menurut. Bibirnya mencebik lucu dengan wajah dipenuhi semburat merah.

MINSUNG: ONESHOOT COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang