20

1K 197 25
                                    


Gracia hanya terdiam menatap kepergian sang suami, yang tidak pernah sedikitpun memandangnya sebagai istri.

Gracia hendak kembali ke kelas  dan melewati dikoridor sekolah. Ia berjalan menelusuri koridor dengan hati sedih, marah tapi tak bisa berbuat apapun. Gracia sosok gadis yang humble dan murah senyum saat ada yang menyapanya. Hari ini dia belajar bahasa Indonesia . Para sahabatnya pun selalu minta contekan kalau ada PR.

"Gre , gue pinjem dong buku bahasa indonesianya ." Ucap andi sahabat Gracia.

Sedangkan Gracia  hanya menatap kesal pada sahabatnya ini.

"Lo itu ya Andi pemalas. "Ucap gracia sambil memberika  buku PR nya.

"Gue juga ya ..."ucap bagas. Mangkanya kalau ada pr itu di kerjain dirumah bukan di sekolah!!!" ucap Gracia ketus tapi tetap saja membeeikan buku PR nya

"Gre gue juga ya gue kan cowok ganteng pasti loe mau lah ngasih gue iyakan?" Ucap fero belagak sok ganteng. Tapi emang ganteng kok.

Sedangkan gracia  hanya mengangguk.

Pandangannya jauh entah kemana , pikirannya melayang masih terus tergiang ucapan Shami yang selalu saja nggak pernah menganggapnya ada.
Tak lama Guru bahasa pun masuk.
                                  
***

 Saat ini mereka istirahat dan hampir semua murid beristirahat ke kantin untuk mengisi perutnya , kecuali Gracia . Gracia masih merasa pusing , selain itu juga masih terasa kenyang karena tadi pagi sewaktu di uks di belikan makanan sama Shami .

Gracia pamit untuk pergi ketoilet. Saat akan pergi ketoilet dia mendengar sebuah percakapan didalam sebuah kelas.

Ia juga mendengar namanya disebut Gracia pun mendekat. Disana terdapat Shami ,Reno ,dan tentu saja Vienny sang rival yang amat membenci Gracia .

"Hahaha lo kenapa Sham ! Jangan bilang karena permainan TOD yang kita  berikan buat lo agar lo  bersikap manis sama Gracia membuat lo kasihan sama Gracia bahkan membuat lo berpaling dari gue ." ucap Vienny.

Vienny masih saja  tertawa sambil menatap Shami dengan pandangan sedikit mengejek.

Shami hanya diam.

"Lo kenapa sih dendam banget sama Gracia , bukannya Gracia selalu berbuat baik sama lo ya Vien. " Tanya Shami pada Vienny sedikit gak suka.

"Gue sakit hati ama dia, karena gue cinta sama Nino pacar Gracia yang sudah meninggal, tapi Nino lebih memilih Gracia ketimbang Gue."ucap Vienny mengenang sakit hatinya dimasa lalu.

Makasih ya sayang lo udah jalanin tantangan ini . Si Gracia memang  bodoh ya,  dia pikira gue  gak tau apa pernikahan lo sama dia."ucap Vienny sambil tertawa terbahak.

"Anjir polos banget tuh anak dasar anak gak gaul." ucap Vienny masih dengan tawanya. 

Gracia yang mendengar semua itu hanya terdiam dan air matanya tak terasa mengalir begitu saja.

"Jadi selama ini Shami hanya menjalan sebuah permainan dan semua ini hanya candaan." batin Gracia .

Gracia hanya tersenyum kecut air mata sudah mengalir membasahi kedua pipinya , hatinya semakin sakit, yang tadi pagi saja masih terasa kini ditambah dengan luka baru. Bak luka di siram dengan air garam , tentulah sangat perih.

Hahahaa tapi sayang dia gak mau jauh jauh dari gue .

Gue udah berusaha jauhin dia,gimana ya caranya?" tanya Shami.

Tiba tiba saja emosi Emosi Gracia meledak, bagaikan api yang tersiram bensin .

Karena sudah nggak tahan menahan emosi yang membara maka dengan sangat keras Gracia membuka bahkan bisa di bilang mendobrak pintu dengan satu dorongan yang sangat kuat dan  pintupu  terbuka dalam satu hentakan.

KEPALSUAN CINTA ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang