6

842 238 130
                                    

Gracia begitu saja meninggalkan Shami yang masih nggak mengerti dengan kondisi hati Gracia yang sering berubah. Hati gracia begitu nggak enak antara gelisah ketakutan dan juga kekesalannya dengan sifat manja sang kakak kelas yang menurut Gracia sangat menjijikan.

Sesampainya dikelas Gracia langsung mendudukkan dirinya di kursi yang biasa di tempati. Anin yang merupakan teman satu bangkunyapun heran dengan keadaan Gracia yang kelihatan sedang badmood. Waktu terus berjalan tak terasa bel pulang sekolahpun sudah menggema di seluruh area sekolahan menandakan bahwa jam pelajaran hari ini telah usai. " Gre , kita nggak jadi ke toko buku , tadi ada pengumuman mendadak kalau sekarang ada rapat Osis, besok saja ke toko bukunya ." jelas Anin pada Gracia yang sedang bersiap - siap hendak pulang. Gracia hanya mengganggukkan kepalanya tanda mengerti. hatinya masih kesal dengan kejadian di UKS tadi pagi , apalagi sekarang harus bertemu dengan sang Ketua Osis yang menjijikkan.

Diluar kelas Shami sudah menunggu Gracia .

" Lo ngapain ?" tanya gracia to the point .

" Nungguin lo lah emang ngapain ." jawab Shami dengan nada datar.

" Lo lupa ?"

"Nggak , gue anterin lo ke toko bukunya , karena gue nggak mau disalahin sama nyokap lo , apalagi lo lagi sakit."

Gracia hanya diam mendengar penjelasan Shami begitu juga dengan Anin yang dari tadi cuma menjadi penonton .

"Gue nggak jadi ke toko buku ada rapat osis dadakan, lo pulang aja dulu nanti gue bareng Anin ." jelas Gracia . 

Shami tetep kekeh akan menunggu Gracia karena rasa tanggungjawab yang diembannya dari sang calon mertua.

"Gue tungguin lo di parkiran , nanti kalau lo udah selesai langsung kesana. Tanpa menjawab pernyataan Shami Gracia langsung meninggalkan Shami begitu saja menuju ruang Osis.

Sementara di ruang Osis Vieny selaku ketua Osis sudah memulai rapat . Begitu melihat Gracia dan Anin datang Vieny pun tersenyum , dan mempersilakan Gracia untuk ikut segera rapat. Dalam hati Vieny berkata ." mari kita mulai sandiwara ini dengan manis ".

Setengah jam kemudian.

" Kenapa lama sekali ?" tanya Shami lirih sambil membukakan pintu mobil buat Gracia.

" Gue udah bilang kan nggak usah nungguin gue , kalau memang nggak mau nganterin gue pulang ya udah gue turun , gue bisa kok bareng Anin." kata Gracia dengan tegas dan menekan setiap kata - katanya. " Nggak ada juga yang mau dianter sama lo ." lanjut gracia.

"Begitu aja baper ." ledek  Shami sambil tersenyum.

Sementara itu tanpa sepengetahuan Gracia dan Shami ada hati yang terluka , Vieny melihat semua itu , hati sakit dan timbul rasa dendam yang semakin membara di dadanya. Tapi sebagai ketua osis dan juga kakak kelas yang baik , mau nggak mau harus memainkan peran semanis mungkin , karena Vieny juga nggak mau Gracia maupun Shami mengetahui rencananya.

Sepanjang perjalanan pulang masih seperti tadi pagi hening dan tak ada seorangpun yang mau membuka suara, mereka sibuk dengan pikiran masing - masing . Perjalan pulang kali ini sedikit agak lama karena jalanan ibu kota macet saat jam - jam seperti ini. 

Setelah memakan waktu yang lumayan lama akhirnya mereka berdua sampai di depan rumah Gracia, dan merekapun turun, dan di depan  rumah sudah terparkir mobil milik orang tua shami.

Dan benar saja di dalam sudah ada kedua orang tua shami yang menuggu kedatangan mereka . "Gre kedalam dulu ya , gerah mau ganti baju ."pamit Gracia dengan sopan setelah memberi salam basi - basi kepada kedua calon mertuanya.

" Nggak usah ganti baju dulu , kamu disini aja ." titah sang mama.

Tanpa menjawab Gracia pun mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu.

KEPALSUAN CINTA ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang