Bagian 4

35 6 0
                                    

" perasaan ini sulit hilang layaknya angin yang akan terus berhembus"


-


Bryan Anderson winata


******


Pov: Bryan

Jika angin bisa berhenti dan akan kembali lagi maka begitulah perasaan Bryan Untuk Citra. Awalnya ia menyerah dan hanya bisa menutupi semua perasaannya, karna Citra sudah mendapatkan Devan teman sekelasnya. Namun kenapa rasanya sekarang perasaan itu tumbuh kembali dan semakin menjadi-jadi? Sulit untuk menahannya sekarang, rasanya jika Citra dekat dengan siapa pun itu membuat sesuatu di dalam dirinya terasa nyeri.

Sekarang gua ada di parkiraan Cafe yang biasa di datangin kita berempat. Hari ini Cafe ini terlihat lumayan ramai dan hampir semua pengunjungnya adalah laki-laki seumuran dengan mereka.  Ketika menyadari tatapan semua laki-laki disana tertuju pada Citra yang saat itu menggunakan rok sekolah yang cukup mini itu, membuat gua geram. Lalu gua berjalan mendekat kearah Citra lalu jaket yang gua pake gua lepas dan pakein ke pinggang nya agar menutupi bagian belakangnya dan sedikit pahanya agar tak terlalu terlihat. Namun sepertinya Citra terkejut dengan apa yang gua lakuin.

" eh? apa ini? "tanyanya dengan tatapan yang terkejut.

" banyak cowo yang liat paha lu jadi gua tutup " jawab gue. Setelah gue jawab pertanyaannya,  pipi Citra terlihat sedikit merona lalu detik selanjutnya gue liat dia senyum ke arah gue.

"  thanks my boy "ucapnya sambil nyubit pipi gue. Jantung gue rasanya mulai berdetak lebih cepat dari biasanya. Namun dengan cepat gue ubah raut wajah menjadi raut kesal ke arah Citra. Saat gue udah siap mau marah ke tu anak tiba-tiba dia berlari menjauh dan mulai memasuki Cafe. Gue pun berjalan cepat kearah Citra.

" lu udah berani nyubit gua woy! Sakit ini" teriak gue. Gue pun menyusul Citra yang sudah duduk manis di sebelah Bang Evan yang sedang sibuk memesan makanan dan minuman untuk kita.

" Cit lu nyubit pake apa sih anjir sakitnya kayak di capit kepiting" gue berbicara sambil menunjuk pipi gue yang cukup merah akibat cubitan Citra tadi,  lalu gue duduk di sebelah Jason.

" ah elah baru di cubit sekali ajh meringis kesakitan kayak gua apain ajh " ledek Citra.

" tapi ini beneran sakit cit "

"  ya ya Prince, maafin gua "

" nah dari tdi dong minta maaf " gue seneng bisa buat Citra terlihat pasrah dengan wajah menggemaskannya yang gue sendiri nahan buat gak nyubit pipi nya.

Setelah Bang Evan selesai memesan pesanan yang kita inginkan,  kita semua sibuk dengan Handphone masing-masing. Gua sesekali melirik Citra yang juga sedang fokus bermain handphone. Namun saat Citra melirik satu persatu, kita bertiga. Gue langsung nunduk dan pura-pura fokus pada handphone. Saat Citra merasa tak ada yang melihat nya,  gue liat dia ngeluarin cermin dan membuka masker nya. Gue kaget saat liat wajah nya yang benar benar pucat seperti mayat hidup, setelah itu Citra kembali memakai masker nya balik dan berdiri.

"gua ke toilet bentar " ucapnya.

" mau gua temenin gak? " tanya Gue.

" lu gila Bry " kepala gue di pukul pelan Oleh Jason.

" canda gua " Gue pura pura merasa kesakitan lalu mengelus bagian kepala yang tadi di pukul pelan oleh Jason. Gue liat Citra menggelengkan kepalanya lalu berjalan menuju arah toilet.

Sebenarnya gue sedikit khawatir saat melihat kondisi Citra barusan, andai gue tau apa penyakit yang ada dalam diri Citra. ' lo sakit apa cit? Gue gak bisa liat lo kayak gini terus?' ucap gua dalam hati sambil melihat Citra yang berjalan kearah toilet. Saat gue nyuri-nyuri pandangan,  bang Evan diri.

" lu mau kemana bang? " tanya Gue

" toilet " jawab bang Evan.

" lu gak ada niat ngintip cewe di kamar mandi kan?"

"tuh kan,  otak lu emang gak bener deh kayaknya "

" gue kan cuma mengira-ngira ajh bang " ucap gue cuek.

" otak lu harus di cuci bry " ucap Jason.

" setelah ini kita ke tempat laundry ya adek " ucap Bang Evan sambil mengelus punggung gue.

" anjritt banget gue punya sepupu sama abang " gue pura-pura ngambek.

" baperan dia hahahaha.... "

" hahahaha.... " bang Evan dan Jason puas banget ngetawain gue yang jadi korban bully mereka:).

Bang Evan pun ninggalin gua sama Jason. Gua kembali nyalain ponsel gue dan langsung nampilin wajah cantik Citra dengan senyum yang teramat manis. Gua sibuk liat liat foto gua dan citra sedangkan Jason sibuk dengan kegiatan nya sendiri. Waktu gua gak sengaja liat ke arah toilet, gua liat Citra udah keluar dengan wajah yang terlihat cerah berbeda dari yang sebelumnya . Namun, sebelumnya diarah berlawanan ada seorang wanita yang berjalan menuju toilet, dia berjalan sambil sibuk mencari sesuatu di dalam tas nya. Saat sudah sampai di depan kamar pintu masuk toilet, wanita itu menabrak tubuh Citra. Gua liat wanita itu meminta maaf kepada Citra dan citra mengangguk lalu tersenyum, saat dirasa Citra mulai mendekat gua langsung numpuk pura pura gak tau apa apa. Citra pun sampai lalu duduk di depan gua.

" lu pada lagi ngapain sih? " tanya Citra.

" kepo lu! " jawab gua dan Jason berbarengan sementara gua liat wajah Citra mulai cemberut sambil menatap kesal ke arah kita berdua.

" gua liat tadi ada perempuan yang nabrak lu di depan pintu masuk toilet " ucap gue.

" ohhh iya itu, gua kurang fokus jalan jadi gak sengaja nabrak dia " ucap nya sambil meminum jus mangga yang sebenarnya sudah datang saat bang Evan pergi ke toilet tadi.

" ohhh begitu " gue mencoba mempercayai ucapannya walau sebenarnya sudah terlihat jelas bahwa wanita itu yang menabrak Citra terlebih dulu.

Tak lama bang Evan balik dari toilet dan duduk di samping Citra. Gua liat bang Evan nyimpen sesuatu di tangan nya.

"lama banget lu bang " ucap gua." habis ngintipin cewe ya lu bang? "lanjutnya yang di balas pukulan halus dari Evan.

" enak ajh lu " ucap Evan.

" terus lu ngapain bang? "tanya Jason

" tadi ngantri di kamar mandi jadi agak lama " jawab Evan.

Makanan pun datang, Citra terlihat semangat saat melihat makanan kesukaannya datang. ' duh kenapa sih senyum lu itu mengalihkan dunia:(?' ucap gua dalam hati. Gua liat Citra mulai memakan pisang kejunya. Seperti biasa gua selalu berusaha mencuri-curi pandangan kearah Citra. Saat gua liat Citra sedang asik memakan pisang kejunya, gua liat raut wajah nya berubah menjadi terkejut lalu Citra melihat kearah bang Evan yang berada di sebelahnya. Bang Evan membalas tatapan Citra sebentar lalu tersenyum tipis sebentar sambil menunduk lanjut memakan yang di pesan nya. Sesuatu dalam diri gua mulai ingin memberontak dan tidak suka dengan pemandangan di depan nya. Gua penasaran sebenernya, ada apa Sampai Citra bisa terkejut?.

' gua benci liat lu deket sama cowo lain selain gua cit, walau itu kakak gua sekali pun' ucap gue dalam hati.




***

Udah lama nggak update karna aku kira cerita ini gak semenarik itu untuk kalian baca.

Semoga aku makin rajin update ya:)

Jangan lupa vote nya

I love you All:*

#101020




PILU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang