3rd🚲 | Capek Enggak, Sih?

93 16 0
                                    

Ya ampun, lama banget enggak ngejamah FFTL😐
Maaf, ya, kalo misal ada yang nungguin
Lagian, siapa suruh nunggu😌
Eh, enggak, enggak
Bercanda🙈

Nah, sebelum baca, alangkah lebih afdal kalo kalian klik ☆ yang ada di bagian pojok kiri bawah supaya berubah jadi ★
Eum ..., biar bagus aja, hehe

Terima kasih😊

🚲🚲🚲

"LA, pelan-pelan!"

Dara mengayuh sepeda dengan kecepatan penuh. Teguran dari Data di belakangnya pun tidak digubris. Sesampainya di sebuah tempat, ia langsung mengerem dan menjatuhkan sepeda begitu saja. Data yang menyaksikannya sampai menganga tak percaya. Memang berbahaya sekali jika Dara sedang dalam keadaan emosi.

"Yup, kita latihan lagi besok! Hati-hati, ya."

Dara menatap berang gadis berambut pendek yang baru saja keluar dari sebuah bangunan. Tanpa pikir panjang, Dara langsung menghampiri gadis tersebut. "Maksud lo apaan, Vey?" sentaknya.

Gadis berambut pendek berhenti di tempat. Tatapannya langsung tertuju pada Dara. Ia tersenyum sambil melipat kedua tangan di depan dada. "Eh, ada lo. Eum ..., mau nyari Aletta, ya? Yah, dia udah balik."

"Gue nyari lo!" Dara menatap tajam Vey. Napasnya sedikit tersengal, perpaduan rasa lelah usai mengayuh sepeda dan marah.

"Oh, nyari gue? Ada apa?" tanya Vey santai, seolah tidak tahu dengan apa yang sudah diperbuatnya.

Dara berdecak pelan melihat senyuman maut Vey. Sangat maut hingga membuatnya muak dan ingin mencabik-cabik bibir Vey sekarang juga. Dara tahu, Vey sedang meremehkannya. "Kenapa lo tiba-tiba ngeluarin gue dari tim dance, ha?"


Kedua alis Vey tertarik ke atas. Ia berdeham panjang kemudian. "Kenapa, ya?" Gadis berambut pendek itu tersenyum misterius. "Karena ... lo udah enggak ada gunanya kali," sambungnya diakhiri tawa.

Kedua mata Dara membulat sempurna begitu mendengar kalimat Vey yang sangat tidak sopan. "Sialan lo!" Dara hendak menerjang Vey, tetapi Data dengan sigap menahan gadis itu.

"Dala, tenang!" tegur Data.

Napas Dara kian tersengal karena kesal. Vey benar-benar menguji kesabarannya.

Vey tertawa sinis. Ia maju selangkah mendekati Dara. "Mau tau alesan kenapa lo akhirnya gue keluarin?"

"To the point aja, enggak usah banyak bacot lo!" bentak Dara.

"Dala!" tegur Data lagi, memegang erat tangan Dara. Bahaya, nih, macam betina kalo sampe lepas.

Dara melirik Data sekilas. Ia mendengkus pelan kemudian.

"Gue akui skill dance lo bagus dan ... lebih dari anggota tim yang lain. Tapi ...," Raut muka Vey berubah datar, "jago dance doang enggak cukup!"

Dara tercenung. Ia refleks mengepalkan kedua tangan di sisi tubuh. Entah berapa lama lagi ia bisa menahan amarahnya.

"Kompetisi dance tinggal bentar lagi dan lo ... dengan entengnya bolos latihan. Okay, satu dua kali masih fine. Tapi, hari ini udah kelima kalinya, Dar. Kalo bukan karena anak-anak lain yang bujuk gue, gue udah depak lo dari lama." Vay mengganti sikap menjadi berkecak pinggang. "At the end, gue harus keluarin lo. Gue enggak suka, ya, sama orang yang telatan kayak lo. Enggak disiplin. Nyepelein waktu!"

From FRIEND To LOVE (New Version) | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang