5th🚲 | D'Aygul

78 9 0
                                    

Sebelum baca, alangkah lebih afdal kalo kalian klik ☆ yang ada di bagian pojok kiri bawah supaya berubah jadi ★
Eum ..., biar bagus aja, hehe

Terima kasih😊


🚲🚲🚲


DARA bersyukur sekali karena tidak terlambat tiba di sekolah, meskipun berangkat bersama Data menggunakan sepeda. Lebih tepatnya, ia menumpang karena masih belum bisa mengayuh sendiri lantaran kaki kiri yang masih sakit.

Tiba di kelas, Dara kembali bersyukur karena belum ada guru yang masuk. Padahal, gadis itu sudah ketar-ketir karena bel masuk berbunyi saat ia masih di parkiran.

Dara mengernyit heran saat menghampiri meja yang ia tempati bersama teman sebangku. Kedua bangku masih kosong. "Aletta mana?" gumamnya heran.

Aletta yang baru saja disebut Dara adalah teman sebangku sekaligus teman baiknya selama di SMA. Tiga tahun, ia selalu sekelas dengan Aletta yang tergolong nakal. Ya, Aletta nakal. Pembolosan yang terjadi kemarin adalah ide gadis itu. Namun, Dara tidak serta merta menyalahkan Aletta. Toh, ia yang memutuskan sendiri untuk membolos, bukan karena paksaan.

Dara celingak-celinguk, pandangannya memindai ruang kelas. Ia hanya menemukan teman-teman kelasnya yang sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang sedang mode rajin membaca atau mengerjakan soal, sibuk bercengkerama sambil tertawa-tawa, menggambar atau menulis tidak jelas di papan tulis, makan, bermain ponsel, dan ada juga yang tidur. Random banget temen-temen kelas gue, pikir Dara.

Tepat saat Dara akan menanyakan Aletta pada teman yang duduk di belakangnya, seorang gadis berambut panjang dengan gaya tomboi memasuki kelas. Gadis itu langsung menjadi pusat perhatian penghuni kelas, terutama Dara.

Dara mengembuskan napas pelan. "Tumben jam segini baru dateng," katanya, menyambut kehadiran gadis tomboi.

"Gue udah dari jam 6 kali sampe sekolah. Lagi ada urusan aja, jadi baru masuk kelas." Aletta menanggapi seraya duduk di bangku sebelah kanan Dara.

Dara pun ikut duduk. "Urusan apa?"

"Bu Wanda."

Mendengar nama guru BK yang kemarin berurusan dengannya, Dara langsung membulatkan mata. "Bu Wanda? Ngapain lo?"

"Cuma ngaku kalo kemarin gue bolos."

Dara makin membulatkan mata. Ia terkejut. Selain karena jawaban Aletta, tetapi juga karena sikap teman baiknya itu yang kelewat santai. Bisa-bisanya, nih, anak santai setelah dari BK.

"Kenapa lo ngaku, sih? Harusnya lo bersyukur karena lo enggak ketangkep kemarin, Le. Gue juga enggak ember ke Bu Wanda kalo lo kemarin juga bolos. Ih, lo aneh, deh, Le," omel Dara.

Aletta tertawa kecil. Ia menopang kepala dengan tangan dan menatap Dara yang mukanya terlihat kusut. "Bersyukur, bersyukur. Gimana gue bisa bersyukur di saat temen gue lagi kesusahan, ha?"

Dara terdiam.

"Gini, ya, Dar. Kan, gue yang ngajak lo bolos kemarin, masa iya lo yang susah? Lebih aneh, 'kan? Kesannya gue kayak numbalin lo, tau." Aletta mengembuskan napas pelan. "Sampe rumah gue, tuh, langsung kepikiran lo. Gue ... ngerasa bersalah. Ketika lo kepergok Bu Wanda, gue malah terus lari. Ya ... gimana, enggak bisa ditunda soalnya," tutur Aletta.

Dara manggut-manggut. "Iya, gue paham, kok. Latihan dance itu emang penting, apalagi waktu kompetisi juga makin deket," balasnya dengan suara pelan. Mendadak, ia jadi teringat nasibnya yang dikeluarkan dari tim dance oleh Vey, leader yang songong.

From FRIEND To LOVE (New Version) | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang