BAB - 9

9.6K 352 10
                                    

Clairen menatap pria yang sudah lama tak pernah dia temui itu tanpa ekspresi. Pria itu masih sama. Tidak ada yang berubah darinya. Clairen sebisa mungkin untuk bersikap biasa saja ke Joshua. Dia tak ingin pria itu terlalu percaya diri.

"Ada apa?" Tanya Clairen.

"Aku akan pergi ke Jepang dan menetap di sana. Aku harap kau mau menerima ini." Jawab Joshua sembari memberikan kotak kecil berbentuk hati.

"Aku tidak mau." Tolak Clairen.

"Terimalah aku mohon. Hanya ini yang bisa aku beri supaya kau tetap mengingatku. Walaupun aku di matamu adalah pria gay sialan."

"Oke."

Clairen pun menerima kotak itu dengan berat hati. Joshua tersenyum kecil lalu matanya tak sengaja melihat bayi yang berada di gendongan Clairen. Bayi itu sangat mirip dengannya. Joshua seperti melihat dirinya sendiri dalam versi bayi.

"Apa bayi kecil ini anakmu?" Tanya Joshua penasaran.

"Iya." Jawab Clairen dengan singkat.

"Dia sangat mirip denganku. Apa dia anakku juga?"

"Jangan terlalu percaya diri. Mana mungkin pria gay sepertimu mempunyai keturunan!"

"Ah, aku baru sadar kalau aku ini gay. Kalau begitu aku pulang dulu mau bersiap-siap. Selamat tinggal, Clairen."

Joshua pun pergi meninggalkan Clairen. Miguel yang tadinya tidur tenang langsung kebangun dan menangis kencang. Clairen yang terkejut karena Miguel menangis itu pun langsung masuk ke dalam mansion untuk menenangkan Miguel.

Setelah Miguel tidur kembali, Clairen berjalan menuju balkon untuk membuka kotak kecil pemberian Joshua tadi. Jiwa kepo Clairen memang tidak bisa ditahan. Dibukanya kotak tersebut dan muncul sebuah cincin emas putih yang sangat cantik.

Dear, My Great Woman..

Aku tidak tau apakah pantas menyebutmu sebagai wanita hebatku atau tidak, tapi apa salahnya jika aku menyebutmu seperti itu kan?

Tidak ada hukum yang menangani kasus ini juga.

I'm really sorry for what I did to you, Clairen. Aku memang pria brengsek yang meninggalkanmu setelah aku mendapatkan tubuhmu. Aku lebih memilih Raflio sebagai pria yang aku cintai. Aku hanya menggunakanmu untuk kebutuhan sex ku saja. Karena jika bersama Raflio diantara kita berdua tidak ada yang mau menjadi budak sex.

Itulah kenapa aku dan dia lebih melampiaskan hasrat kita ke dirimu. Kita berdua sepakat untuk menjadikanmu budak sex kita waktu itu. Tapi setelah kejadian dimana aku meninggalkanmu dan memilih untuk bersama Raflio saja, semuanya ternyata tidak semulus yang aku pikirkan. Sebelum kau hadir, aku dan Raflio memang baik-baik saja. Banyak cinta diantara kami berdua. Tapi setelah kau hadir, aku dan Raflio terasa hambar.

Semuanya berubah.

Satu bulan setelah aku meninggalkanmu, aku menyadari bahwa aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Sayangnya, aku tidak bisa berbuat banyak saat Raflio tau jika aku mencintaimu. Raflio menahanku di penjara bawah tanah asal kau tau. Aku sering diberi suntikan sialan jika aku mencoba keluar dari penjara itu.

Keluargaku, temanku, anak buahku, dan semua orang-orang kepercayaanku baru mengetahui aku hilang begitu lama saat Raflio kelepasan bicara di hadapan mereka. Memang aneh tapi kenyataannya seperti itu. Setelah aku berhasil lepas dari penjara bawah tanah itu, aku langsung dibawa ke rumah sakit. Aku dirawat hingga lima bulan lamanya. Dan hari ini saat aku memberimu surat ini adalah hari kedua setelah aku keluar dari rumah sakit.

Jika kau bertanya siapa Raflio. Raflio itu orang tidak normal. Dia memiliki gangguan jiwa. Selain penyuka sesama jenis dia juga sangat gila. Banyak para tahanannya yang menjadi budak sex di mansionnya itu dengan jenis umur yang beragam. Ada yang masih bocah, ada yang remaja, ada yang dewasa, dan ada pula yang lansia. Mayoritas mereka adalah kaum pria. Aku bisa tau semua itu karena dia sangat mencintaiku alias budak cintaku. So, aku sangat diperlakukan sebaik mungkin dengannya.

Tapi kau sekarang tenang saja, semua kejahatan yang dilakukan Raflio sudah diketahui Polisi. Pria itu sekarang dibawa ke Belanda. Dia akan dimasukkan ke jeruji besi khusus sampai dia mati. Ya, hukuman Raflio memang di penjara seumur hidup alias di penjara sampai mati.

Lalu bagaimana denganku? Aku akan pergi ke Jepang dan menetap di sana. Mencari suasana baru dan pengalaman baru tentunya. Aku sempat berpikir jika suatu hari saat aku punya keluarga kecil, aku akan mengajak keluargaku itu ke Italy. Hidup di negara favoriteku sampai tutup usia. Tapi ternyata realita menamparku begitu keras. Makanya aku memilih ke ke Jepang saja karena aku sendiripun belum punya keluarga.

Maafkan, aku.

Semoga dengan kepergianku untuk selamanya ini, kau bisa menjalani hari-harimu seperti biasa yang penuh dengan warna. Aku tau, kau itu wanita hebat dan wanita kuat yang tak akan goyah dengan apapun.

I love you so much, Clairen.
You are the only one in my heart❣

Salam cinta,
Joshua Demonrado.

⚪⚪⚪

TBC.

DILANJUT BESOK LAGI YA!!

BERI VOTMENT JUGA DONG YA😣😌

Pilihan Hati [Dewasa] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang