Prologue

41.3K 4.1K 1.4K
                                    

Start!

"Clare? Lo pulang sama siapa?" tanya Wonyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


































"Clare? Lo pulang sama siapa?" tanya Wonyoung.


"Eh gue mah pulang sendiri aja. Kan apartemen gue deket." jawab Clare. Menjawab pertanyaan dari sahabat karibnya itu.


"Duh maaf ya kita kerkel nya kelamaan. Lo jadi harus pulang jam 9 gini." sesal Wonyoung.


"Santai, Won. Gue juga jam segini belom tidur kok. Udah deh. Sampai jumpa besok! Dadah!" ucap Clare sambil melangkahkan kakinya keluar dari rumah Wonyoung.


"Hati-hati Clare! Lo tau kan belakangan ini banyak desas desus vampir berkeliaran lagi?" tanya Wonyoung memastikan. Tidak ingin sahabat karibnya itu terluka.


"Tau gue kok. Santai, gue bisa jaga diri. Lagian gue jelek vampirnya mana selera nengok gue." canda Clare.


"Dasar! Lo tuh cakep ya anjir. Udah deh, sana lo pulang." usir Wonyoung sambil terkekeh.


Clare tertawa sambil berjalan keluar dari pekarangan rumah Wonyoung.


Sudah malam, memang tidak ada tanda-tanda hujan, tapi tetap saja malam ini terasa dingin.


Clare mengeratkan pegangannya pada tasnya dan terus berjalan menuju gedung apartemennya.


Tidak ada lagi orang-orang berlalu lalang di daerah ini, ya karena juga daerah ini termasuk daerah yang tidak ramai.


Sepi. Omong-omong tentang sepi, Clare menjadi bergidik ngeri. Dia teringat tentang cerita vampir yang tadi sempat dibicarakan Wonyoung.


Tuk..
Tuk


Langkah kaki seseorang terdengar dari belakang.


"Anjir siapa." batinnya. Kakinya kini melangkah lebih cepat dikarenakan dia merasa ada yang ganjal sedari tadi.


"Gue ga berani nengok kebelakang. Kalau vampir beneran gimana?"


Bahkan Clare kini sudah berlari kencang. Suara langkah kaki yang tadi membuatnya merasa ganjal pun terdengar semakin jelas. Clare sudah tidak tau apa-apa lagi. Yang dipikirkannya adalah caranya agar dia bisa selamat.


Beruntung gedung apartemennya sudah tampak di depan mata. Clare berteriak dengan kuat.


"PAK! TOLONGIN SAYA — EUMPH!"


Clare disekap dari belakang dan dibawa menuju lorong kecil didekat gedung apartemennya.


Dan pak satpam penjaga depan gerbang gedung apartemen merasa kebingungan. Pasalnya tadi ada yang berteriak.


Clare tersudut di tembok dengan mulut yang ditutup dengan tangan orang didepannya ini. Clare mencoba memberontak, tapi percuma, orang didepannya ini sangat kuat.


Air matanya mengalir sangat deras. Perlahan-lahan orang tadi membuka tudung hoodie nya dan memperlihatkan wajah rupawannya.


"Don't cry baby. I wouldn't eat you."


Clare terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Clare terdiam. K-kok ganteng?.


"Gue bakalan ngelepas lo, tapi lo jangan kabur, jangan teriak." ucap si orang tadi. Clare hanya terdiam.


Saat orang tadi membuka bekapannya, Clare langsung berlari keluar lorong. Tapi itu sepertinya pilihan bodoh. Tentu saja orang tadi dengan mudah menariknya dan menyudutkannya kembali. Kini Clara terhipnotis dengan tatapan dalam orang tadi.


"I've told you don't run baby. By the way, you're so sweet. Maybe your blood taste the same too." ucap orang tadi dengan seringainya yang, sial, tampan menurut Clare. Clare tidak bisa begerak. Cengkraman orang didepannya ini sangat kuat.


Dari omongan orang tadi terasa sangat mengganjal. Darah? Pikirnya.


Oh tidak. Dari seringaian terlihat jelas dua taring panjang yang keluar dari mulut orang, ralat, vampir ini.


"V-vampir?" tanya Clare ketakutan. Badannya bergetar sekarang. Jurus taekwondonya tidak membantunya saat ini.


"As you think. Now i want to taste your blood."


Terhipnotis dengan tatapan dalam vampir itu, Clare hanya terdiam saat vampir itu mendekatkan wajahnya ke lehernya.


Clare tersadar saat kedua taring vampir itu sudah tertancap di leher miliknya.


Clare melemas, sekarang ia merasa energinya seakan dihisap. Sedangkan sang vampir membulatkan matanya. Darah yang manis pikirnya.


Sang vampir enggan menjauhkan taringnya dari leher Clare, ia terus menghisap sedikit demi sedikit darah di leher Clare.


Clare tidak sanggup, lehernya terasa sangat pedih, pegangan tangannya mengerat pada kedua bahu sang vampir.


"S-sakit." desis Clare memejamkan matanya. Sungguh, lehernya terasa sangat pedih sekarang.


Sang vampir mengecup luka gigitan di leher Clare dan menjauhkan wajahnya sembari menjilat bibirnya yang terkena percikan darah.


Lantas sang vampir mendekap Clare yang sudah lemas sekarang.


"I'm so sorry. Your blood driving me crazy."


Clare mengerjap.


"By the way honey," ucap sang vampir yang membuat Clare menatap dirinya dengan sayu.


"I'm Haruto. From now on, you're mine"







_______

asdfghjkl aku nulis apaan ini😭

tapi yasudah deh tes ombak dulu

hope you enjoy!

[✔️] mine - haruto☘︎︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang