#15

68 12 4
                                    

"Ibu, aku berangkat dulu ke sekolah, sarapannya udah aku siapin dimeja" teriak alysa pada maura ibunya yang berada didalam kamarnya masih sibuk melayani pelanggan pijatnya

"Alex" ucap alysa saat melihat alex tengah berdiri dengan motornya didepan rumah alysa

"iya syg knp?" goda alex dengan memainkan alis tebalnya. Membuat alysa salah tingkah

"ish lama bgt sih lo, diem terus kaya patung" ucap alex geram dan langsung menarik alysa ke motornya

"mau sekolah?"

"iya lah, ga liat aku pake seragam?" jawab alysa sedikit kesal

"bolos yu" ajak alex dengan senyuman terukir disudut bibirnya

*

Alex memasuki kelasnya dengan wajah cemberutnya, sungguh ia kesal bisa bisanya alysa menolaknya, nolak diajak bolos . Dengan terpaksa dia harus masuk sekolah ditambah mapel pertamanya Matematika makin males aja duduk dikursi kelas.

"beraninya nolak gue, mau gue tidurin?" ucap alex monolog

"alysa liat aja, lo bakal abis sama gue."

"abis diranjang"

Pletak

"aww bangsat" ringis alex memegang kepalanya yang baru dijitak oleh laura

"mesum aja lo! maunya nidurin anak orang doang, di nikahin kaga" marah laura sambil duduk disebelah kakaknya

"ya nanti lah nikah nya abis gue kerja, sekarang mah tidurin aja dulu" jawab alex santai

"jangan jangan kk ga cinta ya sama alysa?"

"enak aja lo, cinta lah sayang malah" jawab alex dengan pipi merah meronanya, sambil menepuk nepuk pipinya yang merah. Aneh emang dia yang ngomong dia yang salting sendiri. Sinting

*

"liat woi, si penyakitan baru dateng"

"jijik banget"

"kesini nyebar virus doang"

Bisik para murid dikelasnya, saat alysa memasuki kelas. Gadis cantik dengan rambut yang tergerai itu hanya menunduk. Menerima cibiran demi cibiran yang sudah menjadi makanan sehari harinya.

Apa yang kurang dari gadis cantik itu. Kulitnya putih, hidung mancung, bibir mungil, dan rambutnya yang panjang terurai. Hanya karna dia dari keluarga yang kurang mampu dan penyakitan semua itu terlihat jelek dan jijik dimata semua orang.

Semua orang disekolahnya hanya memandang status keluarga. Jika dia dari keluarga miskin yang tidak mampu harus siap dikucilkan dan dihina. Beda lagi dengan keluarga kalangan atas, sekalipun orang itu cacat jika hidupnya dikelilingi uang, barang barang branded, pasti akan ditemani dan tidak melihat kecacatannya. Begitulah tempat sekolah alysa.

"alysa kerjain pr gue sama salsa dong" ucap cassandra sambil melempar bukunya

Alysa meraih buku itu dan langsung mengerjakannya. Toh percuma juga jika dia protes atau menolak tidak akan merubah apapun, ujung ujung nya akan terus seperti ini. Menjadi babu dikelasnya. Alysa sudah terbiasa menjalaninya, semenjak berita tentang penyakitnya beredar disekolah.

Alysa sudah kebal dengan semua tekanan dan cibiran yang mewarnai hidupnya.

*

Lagi lagi alysa membersihkan kelas sebelum pulang sekolah. Sepertinya setiap hari akan terus seperti ini

"udah lumayan sore, aku harus pulang cepet" alysa berjalan terburu buru mengingat ibunya selalu marah jika dia pulang terlambat

Saat diparkiran tiba tiba tangannya dicekal oleh seseorang

"lama bgt" ucap alex sambil memasang wajah memelas

"tadi abis piket"

"oohh" alex hanya ber oh ria tidak ada wajah kaget dimukanya. Alex sudah mengetahui setiap pulang sekolah alysa akan membersihkan kelasnya. Dia sudah pernah membantu alysa tapi gadis itu malah mengusirnya. Dia juga sudah pernah menggertak orang yang menyuruh alysa tapi tetap saja.

"iya, lagian siapa yang suruh nungguin"

"gue kan ojek lo. Setiap lo kemana mana hrs sama gue" jawab alex sambil memasangkan helm full facenya dikepala alysa. Sekarang alex udah punya 2 helm

"sejak kapan?" tanya alysa sambil terus memperhatikan alex yang sibuk dengan pengait helm

"sejak skrg sampai seterusnya. Udah yu plg, udh sore"

***





SAKITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang