8

14 1 0
                                    

Pagi ini mading sangat ramai. Aku yang baru saja datang ke sekolah heran dengan keaadaan mading yang biasanya sangat sepi, sekarang malah sebaliknya. Aku melanjutkan perjalananku menuju kelas.

"Sof!!!"  ke 3 sahabatku memanggilku antusias dengan wajah berbinar.

"Mading kok rame banget zie?" Tanyaku pada zie yang bertugas menjadibseksi mading sekolah ini. Aku masih bingung karena tidak ada laporan apa apa mengenai mading padaku.

"Lo lupa hari ini pengumuman anggota OSIS baru" Ujar aulia padaku dengan wajah yang berbinar

"Lah emang sekarang hari apa" Ujarku kaget karena seingatku pengumuman OSIS itu hari kamis.

"Gini ni oon si septa nular" Ujar zie menatapku sinis, menyadari penyakit pelupaku kambuh.

"Gue bukan oon. Cuma ogeb aja" Ujar septa ketus karena selalu di salahkan

"Kamis sof lo lupa, Lo gak salah bawa buku kan" Tanya aulia padaku

"Iya gitu" Aku berusaha mengingat hari. Aku memang seperti ini pelupa, ceroboh, dan suka grasak grusuk gak jelas kalo lagi buru buru.

"Kabar baiknya kita keterima jadi osis" ujar aulia dengan wajah berbinar

"serius? kita berempat nih?" Tanya ku yang masih speacles

"Heem" ujar zie sangat sangat singkat sambil tersenyum.

"Ehhh bentar" Aku meninggalkan mereka berjalan menuju mading ingin memastikan sesuatu.

"Ngapain, lo gak percaya?" Ujar aulia. Namun perkataan nya sia sia aku sudah melangkahkan kakiku menuju mading

Dan benar saja namaku termampang di mading. Meskipun urutan peringkatnya hanya menempati peringkat 9

Haikal wildani putra.  Ck Dia masuk juga lagi.

Aku tidak bisa membayangkan jika harus bekerja sama dengan musuh bubuyutan ku ini.

"Gak usah bahagia juga gue masuk " Ujar seseorang tepat di telinga ku. Aku membalikan badanku. Sontak aku kaget ketika sosok cowo tinggi, dengan jaket hitam dan tas yang masih berada di punggungnya berada di hadapanku. Tepat di denpan wajahku. Dia kemudian memundurkan wajahnya menjauhkanya dariku.

"Masih pagi lo udah bikin gue kesel" Ujarku pada haikal kemudian berlalu meninggalkannya menuju kelas. Begitu pula haikal, dia pun langsung berjalan mengikutiku

"Kelas m mipa 6 kan lo, gue juga" Ujarnya yang tiba tiba merangku bahuku. Sontak aku langsung memberontak melepaskan bahuku dari tanganya.

Aku menghentikan langkahku menatap haikal tajam.

"Jangan nyari perkara deh, gue cape" Ujarku sarkas

"Gue juga" Ujar haikal santai dan kembali merangkul pundaku.

"Udah jalan aja 1 menit lagi bel gak ada waktu buat brantem" Ujarnya kemudian melangkahkan kakinya. Dengan perasaan kesal yang sudah membludak di kepalaku aku berjalan di sampingnya mengikuti langkah Kakinya yang jenjang.

Ketika tiba di kelas seluruh mata anak anak di kelas menyoroti kami. Sangat nampak wajah kaget bahkan septa sampai melongo membuka mulutnya saking kaget melihatku di rangkul haikal. Seketika Kelas menjadi sangat sunyi, saking kagetnya mereka sampai tidak berkata apa apa.

Shit. mau di taro di mana muka gue...

¤¤¤

Bel istirahat tiba

Seperti biasa aku melangkahkan kakiku menuju perpus, karena sudah dapat di pastikan setiap istirahat haikal selalu berada di kelas mengusiku. Namun saat aky sudah berada di koridor, seseorang mencekal lengaku.

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang