4

53 4 0
                                    

Tak seperti biasanya, pagi ini sudah ada yang menungguku di ruang tamu. Kemarin malam aku meminta zie menjemputku karna hari ini kami harus mengikuti presentasi visi misi dan program kerja untuk pemilihan calon bakal osis.

"Sofy cepet ada yang jemput nih" teriak ibu mengingatkanku. Aku berusaha mempercepat langkahku takut zie menunggu terlalu lama.

"Bentar bu"

Aku memandangi diriku di cermin

Pasti bisa sof pasti. Aku pun tersenyum menatap diriku sendiri di cermin sembari meyakinkan diriku sendiri

kemudian aku berjalan menuju dapur dan memberikan salam pada ibu. Aku mengecup ibu dengan manis

"Tumben nyium nyium ibu" ujar ibu heran

"Mau seleksi OSIS, doain ya bu" jawabku sambil meneguk segelas susu

"Assalamualaikum bu" aku memberi salam dan berlari ke ruang tamu

"Waalaikum salam hati hati jangan pulang telat"

"Iya" teriakku sambil menyumpal mulutku dengan roti tawar

"Yu zie" aku langsung menuju ke luar rumah tanpa menoleh orang yang ada di sofa ruang tamu

"Lama banget deh" jawab seseorang bersuara bariton yang kemudian mengikuti langkahku ke luar rumahnya

Langkahku terhenti. Aku membalikan badanku. Dan deg tiba tiba rasanya aku terkena serangan jantung

"Haikal? ngapain lo di sini? Zie mana?" tanyaku kaget sekaligus heran dengan keberadaan haikal di rumahku

"Di bengkel" ujarnya datar

"Eh bentar gue belum salam sama ibu lo" lelaki itu kemudian berlari masuk kedalam rumah dan memberikan salam pada ibu

Samar samar aku melihat perlakuan haikal pada ibu, haikal begitu lembut memberikan salam layaknya kepada ibunya sendiri. Tak seperti yang aku bayangkan. aku kira cowo bandel model haikal akan berlaku kurang sopan pada orang lain.

Setelah menyaksikan haikal dan melihat bayangan haikal mulai mendekat, aku bergegas meninggalkan rumah. Aku mempercepat langkah takut jika haikal menyusul.

Gila sih males banget harus berangkat sekolah bareng si haikal

"Woy tungguin" teriak haikal sambil menyalakan motor sport hitamnya

Aku terus berlari menuju halte bus. Namun naasnya belum sampai halte bus motor haikal sudah terparkir di hadapanku

"Gila lo gue udah nungguin lama lama, lo malah kabur gitu aja" ujar haikal memarkirkan motornya di tepi jalan tepat dihadapanku

"Siapa suruh jemput gue" jawabku ketus sambil melipat kedua tanganku. dan tanpa sedikit pun menoleh pada lelaki itu

"Zie temen lo. Niat gue mah baik" ujar haikal datar

"Gue gak butuh niat baik lo"

"Yaudah gak maksa. Tapi kalo lo telat seleksi jangan salahin gue" ujar haikal kemudian berlalu meninggalkanku

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang