9

9 1 0
                                    

Sinar matahari masuk ke kamarku dari celah celah gorden. Aku terbangun dari tidurku. Sayup sayup aku mendengar di luar kamar ibu sedang krasak krusuk melakukan sesuatu. Aku meregangkan pinggangku kemudian terbangun dari tidurku. Aku keluar kamar menghampiri ibu yang sedang membereskan baju baju ke dalam tas.

Di hari Minggu pagi ini ibu akan berangkat ke bandung. Dan untuk satu pekan kedepan rumah ini akan sepi tanpa keberadaan ibu. Aku akan sendiri di rumah ini karena ayahku bekerja di luar kota.

"Bengong aja" Ibu menghampiriku yang sedang duduk di meja makan.

"Eh ibu" Aku menyadari keberadaan ibu di hadapanku

"Harusnya kamu itu bantu ibu prepare, bukan ngejentreng aja ngelamun" Ujar ibu yang terlihat ke lelahan sembari menuangkan air ke dalam gelas. Aku menatap ibu sembari memanyunkan bibirku. Untuk pertama kalinya aku di tinggal sendiri di rumah. seolah tau arti raut wajahku Ibu menghampiriku kemudian melingkarkan tanganya di leherku.

"Oalah kamu ini so manja, seneng kan ibu pergi ke Bandung, gak ada yang nyuruh nyuruh" ujarnya menggodaku

"Seminggu kedepan sofy jadi anak terlantar, gak tau makan gimana, gak tau di rumah ngapain, gak tau cara bebenah rumah gak tau pokoknya" Ujarku dengan nada kesal

"Ck... sof sof kapan toh ibu punya anak gadis yang dewasa dan mandiri" Ibu melepaskan pelukanya kemudian berlalu melanjutkan preparenya.

Tid tid....

suara lakson terdengar dari halaman rumahku. Nampaknya sebuah mobil grab telah datang menjemput ibu.

"Sebentar pak" Teriak ibu dari dalam rumah

"Sof tolong ambil barang barang ibu ke mobil" Ujar ibu menyuruhku

"Iya bu" Aku mengangkut 4 tas besar berisi oleh oleh khas yogya untuk keluarga tante anna.

"Jaga rumah ya... kalo ada apa apa telepon ibu, kalo mau nginep di rumah sahabat sahabat kamu jangan lupa kunci semua pintu pokoknya jangan ceroboh" Ibu mengelus lembut rambutku kemudian memeluku erat. Aku pun memeluk ibu erat menyandarkan kepalaku pada bahu ibu.

"Ibu pamit ya... jaga diri. Assalamualaikum..." ujar ibu sembari mencium keningku. Aku menatap punggung ibu yang mulai menaiki mobil.

"Waalaikumussalam." Aku melambaikan tanganku pada ibu tanpa berkata apa apa lagi. Sejujurnya aku tidak ingin ibu pergi. Jujur aku bukanlah orang yang mandiri bahkan di usiaku ini aku belum bisa masak. Aku membayangkan betapa menyedihkanya kehidupanku sepekan kedepan.

Aku merebahkan tubuhku di kasur. Hari ini aku benar benar bingung harus ngapain. Aku sudah menghubungi semua sahabatku. Zie hari ini ada ada latihan taekwondo. Septa ahhh septa dia adalah manusia yang sangat terobsesi dengan kasur. Dia sangat sulit di ajak keluar dan selalu ada saja alasan ketika di ajak keluar. Sedangkan aulia, dia sibuk membantu orang tuanya bekerja. Hufff, aku benar benar benci hari minggu

Dret... dret... Hp ku bergetar. Aku melihat notifikasi di hp ku. Seseorang tanpa nama menelpon ku. Aku memencet tombol hijau di Hp ku menerima panggilan itu

Me                      : Assalamualaikum, maaf     

                              ini dengan siapa ya
No tak dikenal : Lo gak save no gue

Aku melihat layar hp ku kemudian menyadari siapa yang memanggilku

Me                      : Maaf salah sambung

Aku langsung menutup telepon itu. Aku hafal suara itu. Bisa bisanya di hari minggu pun dia masih mengusiku. Huft Orang menyebalkan ini, dosa apa yang pernah aku buat sampai sampai di takdirkan bertemu manusia seperti haikal. Aku kembali merebahkan tubuhku di kasur, mencari posisi nyaman dan memejamkan mataku. Aku merileks kan tubuhku dan fikiranku melupakan sejenak kekesalanku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang