Candra membuka surat terakhir yang ditinggalkan oleh Citra.
“Hai, kamu ingatkan aku pernah jelasin soal makna bunga anyelir? Ada satu warna lagi yang belum sempat aku kasih tau ke kamu, bunga anyelir dua warna punya makna penolakan yang berarti 'aku tidak bisa bersamamu' aku kasih kamu bunga itu sebagai hadiah perpisahan sekaligus permintaan maaf karena gak bisa menemani kamu menuju ruang operasi. Maaf karena gak bisa temanin kamu saat pertama kali bisa melihat lagi tapi please jangan benci aku karena aku cuma memenuhi janji awal aku untuk tidak muncul kembali dalam kehidupan kamu. Maaf sudah mengacaukan hidup kamu. Maaf sudah menjadi penyebab kamu buta.
Disatu sisi aku berharap kamu bakal ingat kenangan kita tiga tahun lalu tapi disisi yang lain aku ingin kamu melupakan semuanya dan membiarkan kenangan itu terkubur selamanya. Terkadang aku berharap kamu akan selalu mengingat kenangan baru kita selama dua bulan ini tapi aku sadar aku lebih ingin kamu dapat menjalani hari yang cerah dengan mata baru membentuk kenangan indah bersama orang lain yang kamu cintai. Jagalah mata itu dengan baik, lihatlah hal-hal indah disekeliling kamu yang selama ini luput dari pengelihatan kamu.
Terima kasih sudah memenuhi permintaan untuk membiarkan aku terus berada disisimu selama dua bulan ini.
Citra”
Di dalam amplop surat itu selain secarik surat terdapat sebuah foto. Foto lama yang mengabdikan momen bahagia Citra bersama seorang lelaki dengan wajah yang amat mirip dengan dirinya keduanya mengenakan pakaian pasien dengan latar rumah sakit X dikota ini.
Candra segera berlari meninggalkan Renata menuju rumah sakit didalam foto tersebut. Selama ini ia sudah salah sangka pada Citra. Citra tidaklah berhalusinasi semua perkataannya memang benar. Ada seorang pria yang pernah bertemu dengan Citra tiga tahun lalu dengan wajah yang persis dengan dirinya. Namun memikirkan bagaimana pun Candra tak menemukan memori dalam dirinya yang pernah dirawat dirumah sakit tersebut tiga tahun lalu apalagi mengenal Citra sebelumnya. Banyak tanda tanya yang memenuhi kepalanya. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ia pernah amnesia? Apakah persoalan yang sebenarnya tak bisa dipecahkan oleh nalarnya. Berharap dalam hati dapat segera menemukan citra dengan petunjuk kecil dari selembar foto ditangannya dan mendapatkan pencerahan dibalik semua misteri ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainy Day (complete)
Historia CortaSetiapkali menatap tetesan air hujan yang terjatuh dari langit ingatanku melayang kembali pada pertemuan pertama kita. Sebenarnya dimana kamu berada? Jika aku mengikuti arus genangan air yang mengalir ini akankah aku menemukanmu?