20 - Last

462 83 1
                                    

Artist 20

╭┈─────── ೄྀ࿐ ˊˎ
╰┈─➤

Seungmin berhasil membuat keputusan. Ia berharap pilihannya adalah pilihan yang terbaik. Yang lebih pentingnya lagi, ia berharap tidak akan menyesali keputusannya ini ke depannya.

Ini pilihan yang benar-bener sulit. Baru kali ini ia mengahadapi situasi yang membuatnya harus berpikir ekstra, melebihi sulitnya mengerjakan soal-soal ujian.

"Seungmin? Ada apa?"

Seungmin menggigit bibir bawahnya, di depannya sudah berdiri Hyunjin yang baru saja membukakan pintu. Cowok itu memberanikan diri untuk menatap Hyunjin, hari ini ia akan mengatakan apa yang memang seharusnya ia katakan.

"Jalan, yuk!" ajak Seungmin.

"H–hah?"

"Mau gak?!"

"Mau lah, ayo!"

Kesempatan bagus tidak boleh disia-siakan. Jarang sekali Seungmin menghampirinya dan mengajak keluar, bahkan sepertinya ini yang pertama kali. Cepat-cepat Hyunjin mencari kunci mobilnya dan kembali menghampiri Seungmin.

Ekspetasi Hyunjin yang mengharapkan dirinya dengan Seungmin akan bersenang-senang hari ini hancur seketika. Nyatanya mereka hanya diam di dalam mobil setelah berjam-jam menyusuri jalanan tanpa tujuan yang jelas.

"Duh, bensin tinggal dikit nih," kode Hyunjin.

"Ya udah berhenti."

Hyunjin menepikan mobilnya sesuai perintah Seungmin. Mematikan mesin, lalu kemudian mengalihakan atensi untuk fokus menatap Seungmin yang hanya menampilkan raut datar.

"Sebenernya lo mau ngajak ke ma—"

"Lo suka sama gue?" sela Seungmin cepat.

"H–hah?"

Hari ini Seungmin benar-benar aneh. Tiba-tiba datang ngajakin jalan, lalu sekarang tiba-tiba juga melontarkan pertanyaan seperti itu.

"Udah jawab cepet!"

Hyunjin menatap Seungmin penuh arti. Inikah saatnya? Saat untuk mengutarakan perasaan yang sudah lama Hyunjin pendam. Padahal rencananya Hyunjin sendiri yang akan mengatakan, tetapi Seungmin justru lebih dulu menyadarinya.

Jelas saja, siapa juga yang tidak sadar kalau cara PDKTnya kentara banget.

"Lo masih nanya, Min?"

Yang tadinya Seungmin menatap lurus ke depan, sekejap sudah berganti menghadap Hyunjin. Ia menguatkan hati untuk menatap mata itu.

"Hyun, maaf, tapi gue nggak bisa balas perasaan lo," ucap Seungmin dengan nada menyesal.

Hyunjin menghela napas, berusaha untuk tersenyum. Dia memang sudah memperkirakan hal ini sejak lama. Itulah yang menjadi alasan ia tak kunjung mengutarakan perasaannya pada Seungmin.

Jujur, Hyunjin mulai merasa takut. Takut untuk menjalani hari-hari ke depannya. Takut Seungmin mulai menjauh darinya.

"Beneran nggak bisa?"

Entah Hyunjin hanya bercanda atau sekadar untuk menutupi rasa kecewanya. Atau, dua orang itu memang memiliki kebiasaan untuk menawar.

"Hyun ...."

Hyunjin mendekatkan tubuhnya ke tempat duduk Seungmin. Dengan senyum andalannya, ia menelusuri setiap lekuk wajah manis Seungmin. Hanya berjaga-jaga, bisa saja hari ini adalah kesempatan terakhirnya.

"Iya, nggakpapa."

"Gue emang suka sama lo, tapi gue nggak akan maksa lo buat balas perasaan gue," lanjut Hyunjin.

Kata-kata Hyunjin membuat hati Seungmin semakin teriris. Matanya sudah berkaca-kaca sekarang.

"Apa sih pakek nangis segala, jelek lo."

"Bodo ah," ketus Seungmin sambil mengusap ujung matanya yang berair.

"Main yok, ke Dufan," ajak Hyunjin.

Ia ingin mencairkan suasana. Setidaknya kalau hari ini benar-benar hari terakhir, ia ingin membuat kenangan yang tak terlupakan.

"Kayak anak kecil," tampik Seungmin.

"Hari ini aja jadi anak kecil, besok-besoknya kan jadi orang dewasa," tutur Hyunjin.

Benar adanya, ke depannya mereka memang harus menjadi dewasa. Baik mendewasakan hati juga sikap.

Akhirnya Seungmin mengangguk setuju.

Berakhirlah mereka berdua menghabiskan waktu di sebuah taman hiburan. Mencoba banyak wahana, dari yang menegangkan sampai menyeramkan. Semua diiringi tawa, seperti tidak ada hal buruk yang pernah terjadi.

Menjelang petang, Hyunjin mengajak Seungmin memasuki sebuah kedai makanan. Mereka menghabiskan makanan yang dipesannya dengan diiringin percakapan ringan. Namun, rasanya benar-benar berbeda. Tidak seperti candaan mereka di hari-hari biasa.

Setelah keluar dari kedai, mereka pun memutuskan untuk pulang.

"Min, makasih."

Seungmin kira Hyunjin ingin mengucapkan terima kasih untuk hari ini. Namun, ternyata ....

"Makasih udah pernah ngizinin gue masuk ke kehidupan lo, walaupun cuma sebentar."

"Gue boleh meluk lo? Untuk pertama dan terakhir kalinya," pinta Hyunjin.

Di luar dugaan, justru Seungmin sendiri yang menghambur ke dada bidang Hyunjin. Air mata Seungmin langsung lolos. Ia semakin mengeratkan pelukannya. Seperti memberi isyarat agar Hyunjin menahannya, dan tidak mengijinkannya pergi begitu saja.

Namun, di satu sisi, Hyunjin tidak mau berharap lebih. Kalau memang ini keputusan Seungmin, dia bisa apa?

****









5 part lagi tamat :v

✴️

ARTIST ✔ | hyunmin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang