25 - Naskah dan Takdir (End)

771 82 11
                                    

Artist 25 (End)

╭┈─────── ೄྀ࿐ ˊˎ
╰┈─➤

Hyunjin kembali menjalani aktivitasnya seperti biasa. Perlahan dia mulai bisa melupakan perasaannya pada Seungmin. Bahkan sekarang Hyunjin terlihat lebih enjoy dan menikmati pekerjaannya sebagai seorang bintang.

Kalau dipikir-pikir, pekerjaannya tidak terlalu buruk. Bermain peran juga termasuk seni, bukan? Tapi tentu saja Hyunjin tidak melupakan mimpinya dulu. Ia tetap melukis di waktu senggang untuk mengekspresikan isi hatinya. Ya, meskipun harus sembunyi-sembunyi dari orang tuanya, tapi tak apa, Hyunjin pikir hal itu cukup menyenangkan—seperti sebuah tantangan kecil.

Malam nanti adalah resepsi pernikahan Seungmin dengan Chan. Hyunjin belum tau dia akan datang atau tidak. Apakah dia siap melihat orang yang pernah dicintainya bersanding dengan laki-laki lain.

Ah, memikirkannya membuat konsentrasi Hyunjin buyar. Ia pun memilih untuk kembali fokus pada lembar naskah di tangannya.

"Hyunjin, make up dulu ya?" ucap salah satu crew yang baru saja menghampirinya.

Hyunjin hanya mengangguk. Kemudian meletakkan naskahnya dan mengekori ke mana perginya wanita tadi.

"Hei, Bro!" panggil seorang cowok yang tengah duduk di depan meja rias.

Kim Doyoung namanya, pemeran pendamping dalam drama yang juga dibintangi Hyunjin kali ini.

Hyunjin mendudukkan pantatnya di kursi sebelah Doyoung sambil berkata, "Udah selesai lo?"

"Yoi, cakep banget anjir muka gua," balas Doyoung yang tengah mengagumi pantulan wajahnya di cermin.

"Btw, gue gugup sumpah," sambung Doyoung.

"Kita mau syuting drama, bukan uji nyali," sahut Hyunjin santai.

"Yeu, lo mah enak udah profesional. Lah gua?"

Doyoung memang masuk dalam deretan pendatang baru di dunia seni peran. Dan drama ini adalah drama pertama yang dibintanginya. Wajar saja kalau cowok itu gugup. Tidak seperti Hyunjin yang sudah memainkan puluhan drama dengan berbagai genre.

"Enak ya lo jadi pemeran utama terus, fansnya paling banyak pasti. Apalagi honornya," celetuk Doyoung tanpa menoleh ke lawan bicaranya.

Salah satu sudut bibir Hyunjin tertarik. Membicarakan pemeran utama membuatnya teringat akan sesuatu. Ya, dalam setiap drama memang Hyunjin selalu mendapatkan peran utama. Namun, siapa sangka dalam kehidupan nyata, Hyunjin tak lebih dari seorang figuran yang tak sengaja masuk dalam kisah percintaan si tokoh utama.

Yang namanya figuran tentu saja tak akan sering muncul, hanya sesaat kemudian hilang seperti tak pernah ada dalam layar.

"Nikmatin aja peran lo, semua udah ditulis di naskah, nggak akan bisa lo ubah."

Sama seperti takdir, mau sekeras apapun kamu berusaha, kalau takdirmu sudah digariskan seperti itu, kamu bisa apa?

"Iya juga sih. Ya udah gue keluar duluan, ya?" pamit Doyoung seraya bangkit dari posisi duduknya.

Hyunjin mengacungkan jempolnya sebagai respon. Ia menoleh ke kanan kiri, mencari-cari seseorang yang akan meriasnya. Hyunjin sudah lama menunggu, tetapi tak kunjung ada yang menghampirinya. Ini sama saja dengan membuang-buang waktu.

"Ah, maaf Tuan, saya terlambat."

Seorang cowok manis menghampiri Hyunjin dengan langkah tergesa. Di tangan kanannnya terdapat kotak make up berukuran sedang, Hyunjin langsung bisa menyimpulkan bahwa orang itu yang akan meriasnya.

ARTIST ✔ | hyunmin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang