11; Should We?

502 58 3
                                        

Heyooo!

Setelah 'tragedi' kehapus, akhirnya aku bisa nulis ulang part ini meskipun moodnya ilang-ilangan:)

Makasih banyak untuk kalian yg masih nunggu aku update dan follow wattpad aku. Makasih juga buat dukungan semua story aku. Aku harap kalian ga kecewa sama tulisanku dan betah di akunku🥰

Setelah updatean ini, aku rencana akan update Victory, dan udah nulis setengah part, semoga bisa cepet update🥺

So, let's start.



***


       Keduanya menatap canggung saat ternyata Taehyung juga berada di luar kamar Yoora seperti ingin mengetuk pintu.

       "Aku hanya ingin memastikan kau sudah lebih baik atau belum." ucap Taehyung.

       "A-aku sudah baik-baik saja. Kau bisa istirahat sekarang." Yoora tahu Taehyung belum beristirahat bahkan sejak mereka lepas landas kemarin.

       "Bangunkan aku jika kau membutuhkan sesuatu."

       Yoora mengangguk dan Taehyung masuk ke kamarnya. Setelah Taehyung masuk, Yoora duduk di sofa depan televisi, dia ingin mengalihkan pikirannya sejenak dengan menonton kartun favoritenya. Minhyuk dan Jimin mengatakan padanya untuk tidak terlalu khawatir, maka dari itu Yoora hanya berusaha menuruti.

       Di tengah tontonannya, Yoora teringat Ayah dan Ibunya. Yoora juga ingat kalimat sang Ibu pagi itu yang membuat Yoora menangis ketakutan, ternyata kini Ibu dan Ayahnya sudah pergi, meninggalkan dirinya serta Minhyuk dan Jimin.

       Memorinya bersama kedua orangtuanya terputar, Yoora tahu dia belum menjadi anak yang baik. Yoora menyadari jika dia terlalu banyak membuat orangtuanya kesusahan. Yoora kini tahu mengapa dia harus homeschooling dan identitasnya di sembunyikan, karena Ayah dan Ibunya begitu sayang padanya.

       "Yoora mabuk, ke club, dan bersikap seolah dewasa hanya agar Dad dan Mom mengatakan hal yang sejujurnya pada Yoora. Agar Mom dan Dad berhenti menganggap Yoora masih kecil. Tapi ternyata tetap saja, semuanya Yoora dengar bukan dari Mom dan Dad."

       Yoora kini membaringkan tubuhnya di sofa, matanya terus menatap televisi namun pikirannya tidak disana, "Yoora sayang Mommy dan Daddy.."

       Kini hanya tersisa Minhyuk dan Jimin dalam hidupnya.

***

       "Yoora? Hei, kenapa kau tidur di sofa?"

       Yoora terbangun setelah mendengar suara Taehyung dan mendapat guncangan kecil di tubuhnya. Taehyung dengan bare face khas bangun tidur berjongkok di depan sofa agar sejajar dengan dirinya. Pria itu terlihat khawatir, dari guratan di keningnya yang belum menghilang sejak pertanyaan terlontar beberapa detik yang lalu.

       "Ah, aku ketiduran.."

       "Kau yakin?" Taehyung menyentuh kening Yoora dan beberapa kali berpindah untuk memastikan suhu tubuh Yoora, "Apa tubuhmu masih terasa kurang sehat? Ingin kubawa ke rumah sakit?"

       Yoora memutar matanya, "Tidak perlu. Aku baik-baik saja, sungguh."

       Taehyung menghela napas, dan guratan di keningnya memudar, "Baiklah." ucap pria itu kemudian berlalu ke dapur.

       Yoora tidak mengerti kenapa jantungnya berdebar keras sepagi ini, jadi Yoora memutuskan untuk kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidur. Berharap debaran jantungnya cepat kembali normal.

Adopt [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang