13; "His."

421 46 16
                                    


Haiii!

Berhubung aku lgi mood bgt, jdi aku update terus hihii semoga ga bosen yaa liat notif updateannya.

Btw, aku mau nanya, menurut kalian, dipart "Should We?" itu mereka (Tae-Ra) jadi anuanu atau ngga?👀.

Taehyung : akhlak ada?
Aku : ada, sayang, ada👀🤣


.......



***


       Yoora lelah. Sungguh.

       Kira-kira saat tengah malam siksaannya baru dihentikan kemarin, pria yang menyiksanya berhenti dan membiarkannya saja terduduk dengan darah disekujur tubuhnya. Bahkan untuk meraung kesakitan saja Yoora tidak memiliki tenaga lagi, yang dapat dia lakukan hanya mengigit bibirnya berusaha menahan sakit.

       Menangis selama dua hari ditambah lukanya membuat tubuh Yoora melemah. Gadis itu hampir pingsan tapi suara pintu terbuka menyadarkannya kembali. Pria yang merupakan anak musuh ayahnya datang lagi, pria itu berjas rapih dengan suara sepatu yang bergema di seluruh penjuru ruangan.

       "Selamat pagi, Nona."

       "..."

       "Kau harus berterima kasih padaku, karena aku akan mengantarkanmu menemui Ayah dan Ibumu." Ucapnya.

       Yoora tidak merespon apapun, kepalanya pusing dan perutnya terasa mual.

       Pria yang tidak dia ketahui namanya itu mendekatinya kemudian mendelik, "Kau ingin mati dengan cara apa?"

       Yoora diam.

       "Ck.." Tangan pria itu menarik rambutnya tiba-tiba hingga Yoora mengadah, "Jawab aku, bodoh!"

       Persetan,

       "Kau iri padaku kan?! Kau iri karena keluargaku menyayangiku! Kau iri karena keluargaku memiliki hati tidak seperti keluargamu! Keluarga kami bahagia! Kau iri karena tidak mendapatkan kasih sayang dari Ayahmu yang menginginkan anak perempuan! Kau---,"

       Plak!

       Yoora tidak peduli, dia akan mati juga nanti, jadi gadis itu tidak menahan umpatannya dan mengeluarkannya.

       "Kurang ajar! Kubilang---,"

       "Kau melakukan ini hanya untuk disayang Ayahmu, kan? Dan Ayahmu bahkan rela mati hanya untuk memancingku pulang. Hatimu dan Ayahmu busuk sekali."

       Sekali lagi tamparan dilayangkan menghantam pipi Yoora dan itu membuat sudut bibirnya kembali mengeluarkan darah.

       "Bawa dia ke pinggir tebing, kita akan menenggelamkannya."

       Yoora benar-benar pasrah akan hidupnya setelah jarum suntik bius menembus lengannya. Dahinya mengernyit menahan sakit, dalam pikirannya hanya tertuju pada kedua kakaknya dan Taehyung.

       'Aku menyayangi kalian. Sangat.'

       Kemudian Yoora kehilangan kesadarannya.

***

       Mata-mata yang diperintahkan mencari posisi Yoora belum menemukan tanda spesifik. Namun mereka mendapat beberapa titik yang dicurigai sebagai tempat Yoora disekap.

       "Ini semua salahku.."

       Minhyuk berulang kali mengucapkan penyesalannya karena dialah yang terburu-buru membawa adiknya kembali. Padahal Jimin sudah memperingkatkan, tapi Minhyuk yang memang sedikit lebih posessif ingin segera menemui adiknya.

       "Hyung, sudah.."

       Ketiganya sudah mengerahkan semua yang mereka bisa untuk menemukan Yoora. Sialnya orang yang menggantikan Hanjung sangat licik hingga mampu menyembunyikan Yoora sebegitu hebatnya.

       "Aku akan mencoba kerumah untuk mencari jejak yang tertinggal." Ucap Taehyung kemudian diangguki Jimin.

       Sepanjang perjalanan menuju rumah, helaan nafas berat sudah berulang kali dilepaskan Taehyung. Dia jelas khawatir dan takut dengan apa yang akan dilakukan orang misterius itu pada Yoora. Taehyung bersumpah, jika Yoora terluka, Taehyung akan bersedia menguliti orang itu hidup-hidup.

       Tiga jam lama perjalanan terasa sangat lambat, Taehyung memutar memorinya kembali saat bersama Yoora. Bahkan memori itu terputar otomatis mengulang saat Taehyung datang pertama kali ke rumah keluarga Choi. Yoora begitu membencinya karena tidak menerima kedatangan keluarga baru. Tapi perlahan semua mengalir hingga Yoora akhirnya menerima semuanya.

       "Kau dimana Yoora..."

       Taehyung mengusap wajahnya kasar kemudian membelokkan kemudinya untuk masuk ke rumah keluarga Choi yang baru. Sudah sejak Yoora menghilang Taehyung sama sekali tidak menginjak rumah ini. Sepi sekali. Taehyung memasuki halaman belakang rumah, tempat dia tersadar. Dia berkeliling tapi tidak menemukan satu petunjuk pun dari sana, tebakannya, dia, Minhyuk dan Jimin dibuat pingsan dengan cara yang sama tapi hanya dia yang dibiarkan tinggal.

       Selanjutnya Taehyung naik ke kamar Yoora, gelas terakhir yang Yoora minum masih ada di nakas, bahkan coat gadis itu masih tergeletak rapih di atas tempat tidur dengan selimut yang berantakan. Ah sial, Taehyung sangat khawatir hingga tidak sadar matanya memerah, Taehyung menangis.

       Kakinya melangkah ke kamar mandi, menatap wajahnya sendiri di depan cermin sambil bertumpu pada washtafel. Urat di pelipis dan tangannya sangat ketara, ditambah rahangnya mengetat menahan marah.

       Taehyung benci dirinya yang meninggalkan Yoora malam itu.

       Setelah mencuci muka, Taehyung berjalan keluar hendak kembali ke Jeonju. Namun sebelum benar-benar keluar, diatas closet Taehyung menemukan sebuah benda. Matanya terbuka lebar mendadak saat melihat benda itu. Tanpa berpikir panjang Taehyung membawanya pergi.

       "Cari Yoora secepatnya!"

       Suara Taehyung menggema di gedung besar itu. Minhyuk dan Jimin melihat Taehyung berjalan-- hampir berlari-- ke ruangan monitor bahkan pria itu melewati Choi bersaudara membuat keduanya kebingungan.

       "Taehyung, ad---,"

       "Semuanya, tanpa terkecuali, berpencar dan cari Yoora secepatnya."

       Mendengar perintah itu, semuanya, tanpa terkecuali bersiap keluar dari gedung, tapi sekali lagi suara Taehyung mengintrupsi, pria itu mengepalkan tangan kirinya,

       "Cari Yoora hingga ditemukan. Pastikan dia kembali bersama anakku dalam keadaan baik-baik saja."

       Ya, Taehyung menemukan sebuah test pack bertanda positif di kamar mandi Yoora.

       Dan Taehyung yakin itu adalah anaknya.


















To be continued.

Tau-tau udah 'jadi' aja WKWKWK

Topcer sekali anda pak Choi👁👄👁

Semoga suka part ini👀

See yaa!

Adopt [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang