Bab 1

29 12 61
                                    

     "Adya... woi Adi, bangun woi. Bu Nur udah masuk." Dea menyikut Adya untuk membangunkan Adya yang masih tertidur.

     Adya tidak menghiraukan Dea dan melanjutkan tidurnya. Dea maju ke meja guru lalu memberi isyarat kepada teman-temannya yang lain, dia berniat untuk mengerjai Adya.

     "Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," ujar seluruh anak di dalam kelas tersebut. Sontak Adya terbangun dari tidurnya dan ikut mengucakpan salam. Satu kelas pun tertawa karena berhasil mengelabui Adya. Adya yang baru bangun langsung sadar bahwa dia dikerjai, dia pun merasa kesal. "Woi kampret gue lagi enak-enak tidur juga, parah lo semua," omel Adya.

    "Habis lo tidur melulu sih, kita punya tugas loh. Tadi bu Nur bilang suruh kerjain LKPD Kimia, nanti jam kedua baru masuk," jelas Hanum kepada Adya. "Gue kerjain yang gampang aja ya, yang susah buat lo gak apa-apa kan, Di? Lo kan mantan anak OSN Kimia," kata Asta.

    "Gak, enak aja. Udah lupa semua gue materi OSN," jawab Adya yang belum bangun sepenuhnya. "Yaudah nih gue bagi rata aja. Tapi bantuin ya, Di." Asta menunjukkan cengiran khasnya.

    "Iya santuy. Yaampun gue ngantuk banget. De, temenin gue cuci muka dulu yuk," ajak Adya.
***
     Adya selesai membasuh wajahnya di wastafel, Ketika hendak mengeringkan wajahnya Adya mendengar orang sedang bercakap di ruang dalam. "Eh lo tau gak sih si Adya kan minggu lalu absen seminggu, padahal kemarin kan minggu pertama kelas 12. Masuk-masuk diomelin deh sama bu Siti, seneng banget gue hahaha...." Perempuan itu tertawa puas, sedangkan Adya dan Dea masih setia mendengar diluar.

     "Emang Adya kemana?" Tanya anak lainnya. "Ke Thailand. Biasa lah anak orang kaya, gapeduli nilai. Kalo nilainya jelek tinggal nyogok guru juga dilulusin," kata perempuan itu lagi.

     "Gue juga kesel sama dia. Anak orkay ngapain sih masuk sekolah negeri? Ngabisin kuota aj-" Perempuan itu terkesiap ketika ia keluar langsung bertemu Adya sedang duduk di wastafel sambil menatapnya dengan wajah malas.

     "kenapa? Lanjutin dong ceritanya, penasaran gue," kata Adya. "Maaf, Adi... gue duluan ya." Kedua perempuan itu beringsut pergi dari hadapan Adya dan Dea. Adya dan Dea pun juga keluar dari toilet dan Kembali ke kelas.

     "Adi, kok lo tahan sih digosipin kayak gitu? Kalo gue udah kesel banget. Gue tau mereka iri sama lo tapi mereka keterlaluan," kata Dea sambil menatap sahabatnya heran. "Biarin aja lah, mereka kayak gitu, percuma juga kan ngurusin mulut orang yang gak penting."

"Mas Adi, emang lo cewek paling tangguh deh," canda Dea. "Aish, kenapa manggil gue mas sih? Geli tau." Adya menabrakkan tubuhnya pada Dea.

"Habis lo cakep-cakep kelakuan kayak cowok. Hahaha...." Dea langsung lari setelah mengatakannya.

"Eh, kampret lo, tungguin!" Tidak terima, Adya pun mengejarnya.

Banyak rumor yang beredar mengatakan bahwa Adya seorang anak orang kaya yang pemalas, bodoh, tukang bolos, dan lainnya. Tapi sebenarnya Adya tidak seperti itu. Nilai Adya tergolong sedang diantara para murid, dia juga pernah aktif di keanggotaan OSIS, ekstrakurikuler silat, dance, serta mengikuti OSN Kimia walau tidak sampai final selama kelas 10-11.

Memang benar terkadang Adya suka tertidur di kelas, tapi itu pengaruh penyakit anemia akut yang dideritanya. Dan terkadang pula, Adya suka mendadak izin karena kedua orang tuanya yang suka membuat acara liburan dadakan.

Walau banyak yang menyebarkan rumor tentang dirinya, Adya tidak terlalu ambil pusing tentang mereka. Adya tidak terlalu khawatir karena banyak anak-anak yang berasal dari keluarga mampu seperti dirinya, dan anak-anak tersebut mau berteman dengan Adya.

The Downfall of Her Ice wallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang