3

2.8K 359 11
                                    





" Masih sakit?" Tanya Junkyu ketika memasuki kamar Junghwan. Junghwan yang sedang berbaring di ranjangnya itu berusaha untuk bangkit. Tapi Junkyu menahan dadanya yang membuat Junghwan kembali berbaring.


" Tak apa hyung. Besok pasti membaik." Jawab Junghwan. Junkyu menggerutu.


" Semuanya di anggap sepele."

Junghwan hanya tersenyum melihat Junkyu yang merengut sembari memijat pelan kakinya.

" Makanya hati-hati Hwanie. Kalau rasanya belum siap untuk backflip, jangan lakukan. Sekarang begini kan jadinya." Omel Junkyu.


" Mianhe hyung."


" Jangan minta maaf ke aku. Minta maaf ke diri kamu yang udah kamu sakiti."

Junghwan mengangguk.

" Junghwanie, Junghwanie minta maaf ya karna udah bikin Junghwanie sakit."

Junkyu tak bisa menahan tawanya saat mendengar ucapan lirih Junghwan yang berbicara ke dirinya sendiri.


" Waeyo?" Tanya Junghwan sembari tersenyum. Junkyu memukul pelan lengan Junghwan.


" Aigoo kiyowo!."

Junghwan kembali tersenyum lalu meraih jemari Junkyu untuk di genggamnya.


" Hyung sudah makan kan?" Tanya Junghwan. Junkyu menggeleng membuat Junghwan mengernyit.


" Kenapa?"


" Kan harus jaga berat badan."


" Minum susu? Ahh maaf, seharusnya aku yang membuatkan susu untuk.hyung." Junghwan terlihat merasa bersalah membuat Junkyu sedikit merasa kesal ke dirinya sendiri.


" Aku sudah minum susu kok. Jangan seperti itu. Aku jadi merasa buruk untukmu."

Junghwan menatap wajah tertekuk Junkyu.



" Kenapa? Kenapa sampai merasa buruk? Aku selalu membuatkan susu untukmu bukan karna apa-apa. Aku hanya ingin menunjukkan kasih sayangku melalui hal-hal kecil seperti itu. Kamu tau, rasanya menyenangkan setiap melihat senyuman di wajah kekasihku ini."

Wajah Junkyu semakin mendung membuat Junghwan memaksa untuk duduk dan buru-buru menangkup wajah Junkyu.



" Wae? Wae gurae? Apa ucapanku menyakitimu?" Panik Junghwan. Junkyu langsung menggeleng.


" Bicaralah jika sikapku membuatmu sedih, chagi." Ujar Junghwan sembari membawa Junkyu ke pelukannya.


Junkyu balas memeluk Junghwan dan menyembunyikan wajahnya di balik ceruk leher kekasihnya itu. Menghirup aroma bayi yang begitu menenangkan yang menguar dari kulit Junghwan yang masih terasa lembab sehabis mandi.



Junghwan mengelus punggung Junkyu pelan membuat Junkyu merasa sangat damai. Jika dulu ia lebih sering merasa ragu tentang perasaannya terhadap member termuda grupnya itu, sekarang perasaan itu sudah pergi jauh tak berbekas. Junghwannya sangat dewasa melebihi dirinya. Tidak ada alasan untuk tidak membalas cinta yang begitu besar dari seorang So Junghwan, usia bukanlah halangan untuk saling berbagi kasih.



" Sudah berkali-kali ku katakan Kim Junkyu, jika ada yang mengganjal, mari kita bicarakan. Jangan tutupi apapun dariku, ok?" Ujar Junghwan lagi. Usapan di punggungnya telah hilang di gantikan pelukan erat di pinggangnya.



" Aniya. Ini bukanlah seperti yang kamu fikirkan Junghwanie."



" Lalu?"



Junkyu terdiam sesaat membuat Junghwan berusaha mengintip wajah sang kekasihnya itu. Hanya ingin memastikan jika Junkyunya tak sedang menampilkan raut bersedih.



" Nan geobina."

Junghwan menjauhkan kepalanya dari wajah Junkyu.


" Takut kenapa Kim Junkyu? Apa yang membuatmu takut?" Tanya Junghwan dengan raut serius. Tapi Junkyu malah menggeleng dan kembali memeluk Junghwan lebih erat.



Junghwan berusaha melepas pelukan Junkyu, tapi namja dengan julukan koala tampan itu malah mengeratkan pelukannya.



" Hanya takut kalau kamu bosan menghadapiku."


Pergerakan gelisah Junghwan segera terhenti saat mendengar ucapan lirih dari bibir kekasihnya itu.


Tak lama kemudian tawa yang tak kalah lirihnya itu juga keluar dari bibir Junghwan. Tangannya sekarang sudah kembali balas memeluk Junkyu, jauh lebih erat.



" Bagaimana bisa aku bosan dengan hidupku sendiri hyung?"


Junkyu susah payah mendongak menatap Junghwan. Pemuda itu sepenuhnya tidak paham dengan apa yang Junghwan ucapkan.




" Kamu ibarat hidupku. Bagaimana aku bisa bosan dengan hidupku sendiri?" Junghwan mempertegas ucapannya. Mata Junkyu memanas membuat Junghwan panik melihat mata Junkyu yang berkaca-kaca.



" Ya! Uljima! Bagaimana bisa hyung menangis di saat aku mengatakan bahwa hyung adalah hidupku? Itu bukanlah kata-kata yang menyedihkan."



" Kenapa kamu begitu dewasa Junghwanie? Apakah benar umurmu sekarang 16tahun dan baru saja akan menghadapi ujian sekolah menengah?"


Junghwan terkekeh pelan lalu mencium puncak hidung Junkyu.



" Memangnya anak umur 16tahun tidak boleh bersikap dewasa? Kenapa kalian selalu mempertanyakan umurku?"

Junkyu ikut tertawa pelan.



" Karna kamu bocah aneh. Umurmu baru 15tahun secara internasional. Siswa kelas 3 sekolah menengah pertama. Tapi badanmu lebih kekar dariku, tinggi kita sama. Dan kamu jauh lebih dewasa daripada ke sebelas hyungmu."


Junghwan kembali tersenyum lebar.




" Apa tidak bangga menjadi kekasih So Junghwan?"




Junkyu mengangguk cepat.




" Geojitmal."




Junkyu langsung memukul dada Junghwan membuat kekasihnya itu tergelak. Melihat tawa Junghwan, Junkyu semakin brutal memukuli dada si member termuda.



" Mianhe mianhe! Jeongmal mianhe!"



" So Junghwan pabbo!"




Tbc..

Sengaja pendek-pendek biar kalian nggak bosan.

Ini ffnya agak mature, dan... Mmm..

Spoiler sedikit. Ini bakalan mpreg:)

T R O U B L E  | Hwankyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang