EPISODE 1: Mager dan caper.
—
"Gue capek karena gak ngapa-ngapain, jadi sekarang gue mau istirahat biar tenaga gue kuat buat gak ngapa-ngapain."
- Elang Hadiningrat, Mahasiswa***
"Kebangetan banget lo, Lang."
"Bapak lo nonton, Lang."
"Elang, Elang, gue aduin Bapak lo—"
Omongan Jef terhenti ketika pintu kamar yang sudah beberapa hari belakangan selalu terkunci itu kini menjeblak terbuka. Elang ada di sana, dengan setelan baju yang Jef yakini adalah baju dua hari lalu. Tepatnya saat terakhir Jef melihat eksistensi Elang di dunia.
"Buset, mandi kali njing. Nanti jodoh lo mampet!" Itu Jeka—yang juga berdiri di sebelah Jef dan Mahesa.
"Gue nggak mandi seminggu juga masih banyak yang mau. Lo pada mau apa? Nggak penting gue tutup." Elang bersiap mundur dan meraih gagang pintu kamarnya lagi.
"Weits! Sabar kali, bor. Kita ke sini cuma mau ngasih tau kalo kamar bawah udah jadi," sela Mahesa.
Sedangkan Elang cuma mengangkat alisnya, nampak bingung sambil melihat Jef dan Jeka bergantian.
"Urusan sama gue?"
Jef menepuk keningnya putus asa. "Punya sepupu kenapa makin tolol, sih. Itu IPK empat pake motherlode lo, ya?"
"Otak lo nyangkut di jas lab ya, Lang?"
Elang cuma berdecak.
"Lo gamau nanya gitu penghuninya siapa aja?"
Elang menggeleng. "Gak penting kan buat gue?"
"Menurut lo kalo kita sampe nyamperin gini penting apa enggak?"
"Enggak."
"Ah, ngehe."
"Kasih tau, Jek."
"Lo aja, Ming."
"Sepupunya aja, biar enak." Tentu saja Mahesa ogah.
"Gak nyambung, monyet!"
Meskipun protes, pada akhirnya Jef menarik napas dalam-dalam, sekaligus menyumpahi Jeka, Mahesa, dan tentu saja Elang dalam hati lalu akhirnya memberitahukan Elang maksud mereka datang ke kamarnya.
"Jadi gini, kan nanti tuh di lantai bawah yang baru kelar renovasi bakal ditempatin orang. Nah, yang—"
"Intinya?" cela Elang dengan nada malas
Jef melotot. Tangannya sudah terkepal, hendak menghadiahkan bogem untuk cowok idiot bernama lengkap Elang ini kalau saja Jeka tidak menahannya.
"Lanjut, bro. Biar cepet kelar."
"Oke, jadi salah satu dari keempat cewek yang bakal pindah itu si Alisa. Kalo lo mikir Alisa yang itu, iya yang itu. Sebagai teman kosan yang baik, kita ngasih tau lo supaya lo antisipasi siapa tau—"