Chapter 17

1.6K 129 11
                                    


Happy reading guys.. Maaf ya nunggu lama.. Aku pastiin aku bakalan tetep update kok :) !!






Mew berjalan tertatih memasuki ruangan dimana gulf terbaring lemah saat ini.. Gulf sudah di pindahkan kekamar "Dxk mali 1" yaitu ruangan dengan nuansa seperti rumah pribadi, atau bisa disebut dengan bangsal (VIP)..

Mew duduk di bangku yang sudah tersedia disebelah kasur tempat gulf terbaring, dilihatnya wajah manis gulf yang masih memejamkan matanya, Tak lupa mew menggenggam jari jemari gulf yang tampak semakin memucat, di kecupnya lembut jari jemarinya, dan di taruh di pipi mew seakan akan mew mencharger dirinya sendiri yang terlihat lesu dan lemas.. Mew lemas karena memikirkan hal untuk mendonorkan ginjalnya untuk gulf, bukan karena mew tidak ikhlas atau takut dengan oprasinya, tapi karena mew takut jika ibunya tidak mengizinkannya kalau mew akan mendonorkan ginjalnya untuk gulf, mew takut ibunya juga akan sangat khawatir dan keadaannya semakin lemah.. Apa mew harus diam diam saja.. Tapi itu tidak mungkin.. Mew orang yang selalu terbuka kepada ibunya.. Segala hal dia selalu menceritakan kepada ibunya

MEW POV

Aku memikirkan dan merenungkan bagaimana caranya agar bilang ke ibu kalau aku ingin mendonorkan ginjal ku untuk kekasihku ini.. Aku sangat mencintainya, aku tidak mau sampai terjadi sesuatu hal yang tidak di inginkan, gulf adalah sebagian hidupku, jika ia tumbang maka aku harus tumbang juga bukan?.. Kenapa cobaan seperti ini berat sekali..

Aku terus menatap wajah kekasih ku dalam diam, tak terasa air mataku jatuh tanpa aku sadari.. Aku menangis dalam diam, aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa payah seperti ini saat melihat orang yang aku cinta terbaring lemah seperti ini..

" aku akan menyelamatkanmu, aku janjiii... Kita akan selalu bersama gulf "

Entah kenapa aku mengucapkan kalimat itu terasa sakit didadaku.. Aku sangat mencintainya.. Tidak ingin pergi jauh darinya. Aku masih melamun dan memandang sedih wajah kekasihku yang kini terlihat memucat.. Sampai seseorang datang menepuk pundakku, dan berdiri tepat disamping ku..

Ya, dia adalah mild dan first.. Entah siapa yang mengabari mereka kalau gulf di rawat.. Dan kupikir hiter memberi tahunya, karena mild adalah sahabat terdekat gulf sejak semasa sekolah..

" kau tidak apa phi ? " tanya mild seraya mengusap pundakku, aku hanya menganggukkan kepalaku dengan lemah, padahal hatiku berkata tidak

" kau yang sabar phi, gulf kuat dengan cobaan ini " timpal first disebelah mild yang berdiri memandang sendu melihatku, aku hanya memberi senyum senduku juga, lalu pandangan ku berlari kearah gulf lagi.. Niatku, Aku hanya ingin memandangi wajah gulf terus menerus, aku hanya ingin mendengar nafas gulf, aku takut jika nafas gulf akan berhenti kalau aku memalingkan wajahku sedetikpun..

" kau tau mild gulf sakit apa ? "

Aku semakin mencengkram tangan gulf, tapi aku juga mengelus lembut jari jemari gulf yang indah dengan ibu jari ku..

" aku tahu phi.. Kau jangan terlalu banyak berpikir phi.. Nanti kau drop juga dan malah membuat gulf khawatir jika ia sadar nanti "

" aku akan mendonorkan ginjal ku mild "

Entah dari mana keberanianku mengatakan itu kepada mild secara terang terangan dan otomoatis didengar oleh first di sebelahnya.. Aku tau mild tampak kaget dan menegang, karena pundak ku terasa di cengkram kuat oleh pemilik tangan yang memegang pundakku.. Aku hanya melihat wajah gulf dengan senyuman senduku, air mataku juga terus mengalir, aku tak tahu kenapa, tapi hatiku sangat sakit melihat gulf seperti ini, berapa kali pun aku katakan tetap saja aku ingin mengatakan kalau hati ku memang benar benar sakit melihat gulf terbaring lemah..

Please Remember Me (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang