06

68 14 1
                                    

---o0o---

"Kocak banget lo tadi sampe tuh cewe kaga bisa berenti ngakak, kasian" Ucap pria yang bertubuh kekar dan tinggi disampingnya.

Sedangkan lawan bicaranya hanya menunduk pasrah mengingat kejadian 5 menit yang lalu didalam lift dengan perempuan kecil itu. Bisa ia pastikan gadis itu mahasiswi yang mendapat beasiswa sampai ke Korea. Dilihat dari aura gadis itu dia adalah pekerja keras dan ambis.

"Haaah, jen gua cuma mau ngasih tau skil bahasa Indonesia gua. Udah cape-cape ngajuin diri ikut konten kelas Bahasa Indonesia, ternyata ngomong terimakasih aja gua ga bisa" Katanya sambil mengusap wajahnya.

Sebenarnya ada dua alasan dia merasa frustasi, pertama karena merasa gagal, kedua karena karma sok mau pamer di depan orang Indonesia yang tentunya fasih berujung malu sampai nadi.

Bukan soal sayang uang atau apa, tapi dia merasa sangat malu dengan dirinya. Bagaimana dia nanti menghadapi fans Indonesianya? Padahal dia sudah belajar Bahasa Indonesia, bahkan ia mengulangnya setiap malam.

Pria berbadan kekar itu hanya tertawa kalem lalu mengelus punggung temannya, sedangkan yang satu lagi masih setia menertawainya. Memang, Haechan malu adalah kesenangan tersendiri bagi Huang Renjun.

Haechan hanya memutar bola matanya malas melihat tingkah Renjun, sudah berapa kali anak itu mengulang perkataan gadis tadi. Lama-lama Haechan ingin mengangkat tubuh kecilnya Renjun lalu membuangnya turun ke jendela. Tapi kalo Renjun dibuang, nanti siapa yang akan Haechan jahili dong?

"Renjun, please. Gua udah malu jangan diulang-ulang terus anying!" Haechan sudah tidak kuat, ia memutuskan untuk merespown ejekan Renjun yang tentunya akan semakin membuatnya menjadi-jadi.

Renjun terus tertawa, bahkan sekarang dia sedang mengechat Chenle untuk di ceritakan kisah memalukan dari Haechan tadi "WUAHAHHAAHAHAHA! KATANYA CHENLE DIA GA PERCAYA KALO LO MALU, BIASANYA LO YANG MALU-MALUIN! WUAHAHAHAHA GABISA BERENTI GUAAA!! NGAKAKKKK BANGET MUKA LO PASS NAHAN MALU DI LIFT. WUAHAHHAHAHA" Gelak Renjun lagi kini semakin kencang, dia bahkan sampai memukul Jeno yang ada di sebelahnya.

Kini Jeno pun tidak bisa menahan dirinya, dia juga ikut tertawa walaupun tidak sekencang tawanya Renjun. Yah, tertawa kalem dan anggun seperti biasa.

Haechan hanya menghela nafas melihat kedua teman–ah bukan, teman mana yang ingin menertawai masalah temannya? Yap, cuma Renjun.

"Eh iya, cewe tadi Sijeuni bukan ya?" Tanya Jeno tiba-tiba yang membuat perhatian Haechan dan Renjun tertuju padanya. Mereka sempat terdiam untuk berfikir sejenak lalu Haechan melirik kantong plastik yang di berikan oleh gadis yang tadi.

"Kayaknya bukan deh?" Jawabnya sambil mengira-ngira. "Tadi gua liat hoodienya biasa aja tuh, engga ada tanda-tanda Sijeuni" Lanjut Haechan lalu dibalas anggukan oleh Jeno sedangkan Renjun masih terdiam.

"Em, kayaknya sijeuni deh?" Kata Renjun lagi lalu mendapat tatapan yang menuntut penjelasan dari Haechan dan Jeno.

Renjun menghela nafas sambil mengetik sesuatu di ponselnya lalu memperlihatkan apa yang sedari tadi ia cari didalam kotak kecil serbaguna itu. "Chan, lo disebut-sebut Fullsun kan? Matahari? Nah tanpa lo sadari, cewe yang tadi pake hoodie kuning terus di sebelah kiri atasnya ada rajutan matahari. Dibawahnya ada tulisan inisial nama lo, HC." Jelas Renjun lalu menatap Jeno dan Haechan bergantian.

Helios Mystiko | HAECHAN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang